Harga Beras Naik Terus, BI Ungkap Jurus Jitu untuk Jaga Inflasi

Jakarta, FreedomNews - Bank Indonesia (BI) menyoroti tingginya harga beras yang dikhawatirkan akan mengerek inflasi pangan. Deputi Gubernur BI Aida S Budiman menyampaikan bahwa berdasarkan survei pemantauan harga, harga beras meningkat cukup tinggi, misalnya di Kalimantan Tengah bahkan mencapai Rp18.800 per kg. Dia menjelaskan, salah satu faktor yang memicu kenaikan harga beras adalah El Nino yang menyebabkan terjadinya pergeseran periode tanam beras, sehingga periode panen juga bergeser yang biasanya pada April menjadi Mei.

"Saat ini, sudah ada musim hujan, tapi baru di sekitar 70% wilayah Indonesia, dibandingkan Januari tahun lalu sudah 77%. Jadi ada pergeseran tanam beras, sekarang mulai di Januari untuk di daerah sentral,” katanya dalam konferensi pers, Rabu, 21 Februari 2024. Aida mengatakan, dari sisi pemerintah, terus dilakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas pasokan harga pangan. BI juga melalui seluruh kantor perwakilan di daerah akan memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi.

Apalagi, tekanan inflasi biasanya juga meningkat menjelang Ramadan dan Idulfitri. Oleh karena itu, imbuh Aida, BI akan terus melakukan koordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Dalam Negeri. “Memang kita lihat ada kenaikan (harga beras), tapi mudah-mudahan under control dan kita targetnya inflasi volatile food tidak jauh-jauh dari 5%,” jelasnya. Secara keseluruhan, BI optimistis laju inflasi tahu ini akan tetap terkendali dalam sasaran 1,5% hingga 3,5%.(dtf /agri)