Karya Agung
Oleh: Yudi Latif, Cendekiawan Muslim, Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
SAUDARAKU, zaman peralihan menyediakan ruang keagungan. Ketika yang lama sedang remuk, sedang yang baru belum terbentuk, ada celah retakan di antara keduanya. Melalui celah itulah cahaya penciptaan baru bisa muncul.
Karya-karya agung terlahir karena kecocokannya dengan spirit zaman, seperti mutiara yang cocok dengan rongga kerangnya. Terlahir karena bisa menangkap suara zaman, karya agung pun bisa melampaui zamannya; tetap hidup di setiap zaman.
Seperti kata Pablo Picasso, "Tidak ada masa lalu dan masa depan dalam seni. Jika karya seni tak dapat senantiasa hidup di masa kini, maka hal itu tak bisa dianggap karya seni sama sekali.”
Karya seni seperti Borobudur juga warisan Yunani dan Mesir purba bukanlah seni masa lalu, karena karya-karya tersebut bahkan jauh lebih hidup dan menggetarkan di masa kini.
Maka, pandai-pandailah menangkap suara zaman, namun berkaryalah dengan ketajaman-kejauhan visi yang bisa melahirkan karya keabadian. (*)