Ketatnya Perjalanan Menuju Tiga Masjid dan Terhentinya Pembelaan
Oleh: Syeikh DR. Muraweh Mousa Nassar, Sekretaris Komite Al Quds Ikatan Ulama Internasional
MENGAPA kita memisahkan dan membagi pemahaman Al-Qur’an dan Hadits itu hanya untuk kepentingan politik atau kepentingan pribadi?!
Allah SWT telah menghubungkan Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Aqsa dalam Al-Qur'an dalam kesuciannya dan kewibawaannya. Dan, Muhammad SAW menghubungkan keduanya dalam hadits yang mulia. Agar mengetahui sejauh mana konspirasi Al-Aqsa dari setiap orang yang mendiskriminasi, memisahkan, memecah-belah, atau merusak kesucian Masjid Al-Aqsa yang diberkahi.
Bahkan, jika dia menyetujuinya untuk Dua Masjid Suci dan mulia karena Allah SWT dan Muhammad SAW menghubungkan masjid ini dengan Umat. Dan, ini telah dilakukan dari kenabian hingga zaman kita sekarang ini, kecuali Zionis, atau orang-orang bodoh, atau para pendukungnya.
Dan lihatlah dalil-dalil syar’i yang menghubungkan kedua masjid ini:
Pertama: Dari Al-Qur'an.... سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (QS Al-isra : 1). Arab latin: Sub-ḥānallażī asrā bi'abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī'ul-baṣīr.
Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Kedua: Dari hadist Nabawi.
Artinya: “Janganlah suatu perjalanan (rihal) diadakan, kecuali ke salah satu dari tiga masjid berikut: Masjidil Haram, masjid Al Aqsha, dan masjidku (Masjid Nabawi).” (HR. Bukhari nomor 1197).
Hal ini tersurat dalam larangan bepergian kecuali tiga masjid ini. Jadi, mengapa menonaktifkan salah satunya, inilah politik yang jelas? Bukankah ini untuk pemasaran proyek Zionis? Ini adalah fatwa Komite Tetap di Arab Saudi. [Lihat untuk informasi lebih lanjut, Fath al-Majid, Penjelasan Kitab al-Tauhid, hal. 271-272]
Maka siapa yang mengecualikan dan juga meragukan kesucian di antara kedua masjid ini berarti telah melanggar Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam pandangan pentingnya kesucian masjid karena ini adalah masalah ikatan syariat yang kuat.
Bagaimana kita bisa membaginya atau melepaskannya dari dua masjid lain hanya disebabkan keadaan politik? Dan ini tidak adil, seperti yang difirmankan Allah: Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan), sehingga hukum Islam tidak dapat dipisahkan.... Dan Tuhan semesta alam telah mencela pemikiran ini dari mereka. (Al Baqarah: 85).
Jadi apakah kita menjadi sadar dan memahami agama kita dan menerapkan kalimat-kalimat Allah dan Rasul-Nya, semoga doa dan damai Allah besertanya, dan semoga politik ini tidak menjauhkan kita dari kebenaran, dan perkataan yang benar maka ikutilah, bagaimanapun keadaannya?!
Ya Tuhan, saya bersaksi bahwa saya telah menyampaikannya. Oh Tuhan, saya bersaksi. Usaha Perlawanan Kognitif Menuju pembebasan Catatan Suci kenabian:
Dakwah Nabi SAW, untuk penduduk Baitul Maqdis (Palestina)
Pertama; Dari Abi Imran dari Dzil Ashabi, semoga Tuhan meridhoinya. Dia berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, Wahai Rasulullah, jika kami diuji dengan panjang umur setelah anda, maka anda menyuruh kemana? Beliau bersabda: "Pergilah ke Baitul Maqdis, semoga akan lahir darimu keturunan yang akan pergi ke masjid itu baik pagi maupun sore harinya".
Kedua; Dari Abu Dzar Al-Ghifari, semoga Allah meridhainya, bahwa dia bertanya kepada Rasulullah SAW, apakah berdoa di Baitul Maqdis lebih utama atau di masjid Rasulullah (Nabawi)?: "Mendirikan shalat di masjidku lebih baik dari 4 kali shalat di dalamnya, dan alangkah baiknya orang yang shalat tersebut. Hampir saja seseorang mendapatkan tanah seperti panjangnya tali kekang kudanya dengan melihat Baitul Maqdis: Lebih baik baginya dari pada dunia semuanya”.
Ketiga; Perkaranya akan berubah menjadi berkelompok dan golongan, kelompok di Syam, lalu kelompok di Yaman dan kelompok di Iraq”. Ibnu Hawalah berkata, “Ya Rasulallah, pilihlah untuk saya jika seandainya aku menjumpainya. Beliau bersabda: “Wajib atasmu untuk memilih kelompok yang berada di Syam, sesungguhnya itulah negeri pilihan Allah, yang Allah pilih menjadi negeri bagi hamba-Nya. Dan jika engkau enggan maka pegangilah Yaman, lantas penuhilah tempat minum kalian. Sesungguhnya Allah telah menjamin (keamanan) bagiku dengan penduduk Syam serta negerinya“. HR Abu Dawud no: 2483.
Keempat; Diriwayatkan bahwa ketika kematian Rasulullah SAW, sudah dekat, Shaddad bin Aus berdiri dan kemudian duduk, berdiri lagi kemudian duduk lagi. Rasulullah SAW berkata: Apa yang membuatmu gelisah? Dia berkata: Wahai Utusan Allah, bumi ini sempit untukku, dan Rasulullah SAW berkata: Tidak ada masalah, bukankah kelak Syam akan ditaklukkan dan Baitul Maqdis akan ditaklukkan, atas izin Allah dan kamu, putramu, setelahmu, yang akan menjadi imam di dalamnya, Insya Allah. Seperti yang dikatakan Nabi, semoga doa dan damai bersamanya, dan dia Shadda bin Aus beribadah dengan rajin. Dia meninggal pada tahun 58 pada usia tujuh puluh lima tahun, dan makamnya terlihat di Rumah Suci di pemakaman Bab al-Rahma di bawah tembok Masjid Al-Aqsa, dia dan anak-anaknya. (Kamus Besar Al-Tabarani/7)
Kelima; Seruan dari Baitul Maqdis kepada Mekah. Telah menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Shalih], telah menceritakan kepada Kami [Ibnu Abu Fudaik] dari [Abdullah bin Abdurrahman bin Yuhannas] dari [Yahya bin Abu Sufyan Al Akhnasi] dari [neneknya yaitu Hukaimah] dari [Ummu Salamah] istri Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallam bahwa ia telah mendengar Nabi shalla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bertalbiyah untuk melakukan haji atau umrah dari Masjid Al Aqsha hingga Masjid Al Haram maka akan dihapuskan dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, atau wajib ia mendapatkan Surga. Abdullah merasa ragu yang manakah yang beliau ucapkan. Abu Daud berkata; semoga Allah merahmati Waki' sebab dia telah melaksanakan ihram dari Baitul Maqdis sampai ke Mekkah. (Penerjemah: M. Sidik/ip)