Freedom News diawali oleh sekumpulan jurnalis senior yang gelisah terhadap keadaan negeri. Ketika pilar-pilar demokrasi dirusak. Pers salah satunya. Yang kini “mati rasa” di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin jauh dari keadilan. Sebaliknya semakin senang dengan kriminalisasi ulama, rekayasa kasus, dan pengaburan pelanggaran HAM. Ketidakadilan dipertontonkan secara kasat mata. Kehadiran tenaga kerja asing (TKA) diistimewakan ketika kaum pribumi menahan lapar dan tak mampu mengais alamnya sendiri. Dominasi penguasaan aset ekonomi oleh segelintir orang, semakin kukuh. Oligarki kekuasaan dan ekonomi yang memanipulasi rakyat pemilik suara, masih akan berlanjut. Mereka memperlihatkan patgulipat, eksploitasi, dan rekayasa yang jauh dari moral bangsa.

Ketidakadilan itu harus disuarakan agar langit mendengar, hingga keadilan melingkupi negeri ini. Untuk itu, Kami hadir. Tapi, nafas perjuangan harus Panjang. Karena itu, Kami berkehendak untuk menggerakkan FreedomNews menjadi lebih profesional, menjadi oase suara pendengung adanya ketidakadilan. FreedomNews memulai dari diri sendiri, sebagai pers perjuangan, sudah bernafas dalam pikiran dan sikap yang berkeadilan, menyajikan fakta yang berimbang. Ya, semua itu, membutuhkan nafas Panjang Perjuangan! UNTUK INDONESIA BERKEADILAN!