2018, Anies Sudah Terapkan Kartu Lansia Jakarta

Jakarta, Freedomnews – Program yang disebutnya unggulan oleh pasangan Capres – Cawapres, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka seperti Dana Abadi Pesantren dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia ternyata bukan barang baru. Dana Abadi Pesantren sudah ada di APBN tahun 2024, sedangkan Kartu Lansia pernah diberlakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan yang sekarang Capres berpasangan dengan Cawapres Muhaimin Iskandar dari Koalisi Perubahan, yaitu Partai Nasdem, PKB, PKS, Partai Ummat dan Partai Masyumi.

Tentang Dana Abadi Pesantren, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, program tersebut sudah ada di era Presiden Joko Widodo, hanya untuk KIS baru sekarang ada yang dikhususkan untuk Lansia menjadi KIS Lansia. “Dilihat saja, APBN 2024 kan sudah diketok ya. Program-program, mungkin saya nggak sebut populis, tapi ada pemihakan kepada masyarakat, sudah ada dalam UU APBN," kata Sri Mulyani (25/10/2023) di Jakarta.

Sedangkan fasilitas untuk Lansia, Anies Baswedan sudah memberikan fasilitas khusus kepada warganya yang berusia di atas 60 tahun, seperti naik moda transportasi gratis. Khusus di Jakarta, dengan Kartu Lansia Jakarta (KLJ), penerima manfaat bukan hanya menerima bantuan BPJS Kesehatan tetapi 104.448 warga DKI Lansia menjadi penerima manfaat dana tunai Rp.600 ribu per bulan.

Lebih lanjut, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, dana abadi sudah ada. Secara rinci, Ani menyebut semua jaring pengaman sosial itu sudah terangkum dalam perlinsos di tahun 2024 sebanyak Rp 487 triliun. "Anggaran perlinsos di 2024 kalau tidak salah Rp 487 triliun. Program seperti PKH, kartu sembako, PIP, KIP Kuliah, bantuan PBI untuk masyarakat tidak mampu termasuk lansia, bantuan subsidi listrik, subsidi energi, BBM, subsidi LPG, itu semuanya sudah ada. Dana abadi juga disampaikan kita sudah punya dana abadi yang sekarang ini," tambahnya.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, Lansia sebenarnya sudah terakomodir dalam program KIS saat ini. Dengan begitu, program itu dinilai tidak perlu lagi. Isa menjelaskan para lansia dari keluarga tidak mampu sudah tercover dalam daftar penerima program keluarga harapan (PKH) alias data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Oleh karena itu, mereka otomatis terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

"Kalau kemudian nanti ada yang masih belum tercover dan sebagainya, itu sebenarnya adalah perbaikan pendataan yang akan kita (pemerintah) lakukan. Tapi seharusnya sih kita cukup dengan program yang ada sekarang ini (KIS)," tegas Isa.

Sementara itu, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kemenkeu Andin Hadiyanto mengatakan dana abadi pesantren merupakan bagian tidak terpisahkan dari dana abadi pendidikan. Ia mengatakan dana abadi pendidikan saat ini berjumlah Rp 106,1 triliun. Total dana abadi yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ada Rp 134,1 triliun. Khusus untuk pesantren, belanja tahun ini dialokasikan sebesar Rp 250 miliar.

"Pengelolaan programnya sendiri itu dikelola oleh Kemenag, jadi nanti yang membiayai LPDP. Prosesnya sedang berjalan, saat ini sedang ada seleksi-seleksi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas dari santri dan juga para pembina santri, seperti program persiapan beasiswa, multimedia pesantren, penguatan pengambilan fatwa, dan lain-lain," jelasnya.

Sebelumnya, Gibran membocorkan beberapa program unggulannya jika terpilih yakni dana abadi pesantren berdasarkan mandat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019. Ia juga menjanjikan adanya kredit startup millenial, Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia, dan kartu sehat anak. *(kcg/)**