Rizal Ramli: Pertumbuhan Ekonomi Bisa 10 Persen, Asalkan Pemimpinya Tidak KW2
Jakarta, FreedomNews - Ekonom senior, Rizal Ramli mengatakan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 10-12 persen. Dengan pertumbuhan sebesar itu, akan ada tambahan 4 sampai 5 juta pekerjaan baru, lebih tinggi dari 2,9 juta pencari kerja baru.
"PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan pengangguran meningkat, 40% rakyat miskin, terjadi perlambatan ekonomi. Gen Z harusnya bisa menjadi bonus, bukan beban demografi," kata Rizal Ramli dalam keterangannya yang diterima FreedomNews , di Jakarta, Kamis, 8 Juni 2023.
"Apakah ada atau tidak harapan/solusi untuk Gen Z ? Ada, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia 10-12%, akan ada tambahan 4-5 juta pekerjaan baru, lebih tinggi dari 2,9 juta pencari kerja baru," kata pria yang biasa dipanggil RR itu.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu pun menjelaskan, perekonomian Indonesia bisa tumbuh 10 sampai 12 persen
"Apakah bisa RI tumbuh 10-12 persen. Negara-negara lain bisa. Bisa banget!," kata aktivis yang pernah dipenjara tahun 1978, oleh penguasa orde baru.
Alasan RR menyebutkan pertumbuhan ekonom sebesar itu karena kekayaan alam Indonesia luar biasa, cuaca membantu, rakyat rajin.
" Yang payah pemimpin-pemimpinnya, rata-rata KW2, koplak, korup dan pembohong! Kalau ingin tumbuh tinggi, pilih pemimpin amanah dan tinggalkan pertumbuhan berlandas utang, fokus pada strategi dan kebijakan pertumbuhan tinggi," kata pria yang dijuluki "Sang Penerobos" dan "Rajawali Ngepret" itu.
Supaya 40 persen miskin berkurang cepat, kata RR, harus fokus pada kenaikan Human Development Index (HDI) , bukan hanya pertumbuhan ekonomi. Kalau ekonomi tumbuh 10-12%, lapangan kerja akan bertambah 4-5 juta per tahun, lebih tinggi dari 2,9 juta pekerja baru, upah akan naik.
"Sarjana Gen Z yang mayoritas penganggur akan dapat pekerjaan, menjadi bonus demografi. Lho kok malah dengarkan pemimpin-pemimpin KW2 yng korup, nepotis dan pembohong. Sok-sok janjikan ekonomi melesat, wong kinerjanya koplak," kata manta Menko Maritim dan Sumber Daya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin itu. (Anw).