Pertumbuhan Simpanan Kian Merosot, Apakah Tanda perputaran Ekonomi Kian Melemah?
Jakarta, FreedomNews – Tren pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada industri perbankan melambat dan lebih rendah dibanding laju pertumbuhan kredit. Berdasarkan data BI, raupan DPK bank tumbuh 3,43% secara tahunan (year on year/yoy) pada Oktober 2023. Sementara itu, kredit perbankan pada Oktober 2023 tumbuh 8,99% secara tahunan. Namun, pertumbuhan DPK pada Oktober 2023 merosot dibandingkan dengan pertumbuhan DPK pada bulan sebelumnya atau September 2023 sebesar 6,54% yoy. Trioksa selaku Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) mengatakan ada beberapa faktor di antaranya tingkat konsumsi yang sudah mulai normal, sehingga cenderung untuk belanja dibanding menempatkan dana di bank.
Trioksa, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)
“Faktor lain adalah adanya pilihan produk investasi lain yang menawarkan imbal balik lebih tinggi. Hal lain yang mempengaruhi adalah korporasi menarik dana untuk bayar utang,” ujarnya, Kamis (23/11/2023). Bahkan, menurutnya pertumbuhan DPK ke depannya akan tumbuh terbatas, lantaran adanya pemilihan umum 2024 yang kemungkinan susah untuk menyamai pertumbuhan kredit. Josua Pardede selaku Kepala Ekonom Bank Permata juga menyebut bahwa pertumbuhan DPK yang melambat dibanding tahun lalu, salah satu faktornya karena likuiditas valuta asing Oleh sebab itu pihaknya merespons positif kebijakan bank Indonesia, dalam menerbitkan instrumen SVBI dan SUVBI yang bisa meningkatkan likuiditas valas di perbankan. Ia juga mengatakan bahwa secara umum dari sisi likuiditas secara umum, pertumbuhan DPK terbatas, karena dipengaruhi rekening pemerintah di BI yang masih tinggi, di mana tercermin dari belanja pemerintah pusat yang sampai realisasi APBN per September 2023, tumbuh relatif terbatas.
Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata
“Diharapkan kuartal IV akhir tahun, dari sisi belanja pemerintah meningkat, artinya rekening pemerintah di BI menurun dan berdampak positif pada likuiditas perbankan,” ujarnya dalam paparan kinerja Bank Permata Kuartal III/2023, Kamis (23/11/2023). Ia pun menyebut bahwa dari sisi pertumbuhan DPK pun masih akan relatif berada dalam kisaran 5-6% hingga akhir tahun. Sementara itu, Institut Piter Abdullah selaku Direktur Segara Research menyebut bahwa pertumbuhan DPK yang hanya 3% mengindikasikan tidak berputarnya aktivitas ekonomi secara optimal. Dalam kondisi normal uang seharusnya kembali ke perbankan.
“Ujungnya pasti kembali keperbankan sebagai pertumbuhan dari DPK. Kalau pertumbuhan DPK rendah, berarti uang yang berputar diperekonomian tidak cepat kembali ke perbankan,” tuturnya. Jahja Setiaatmadja selaku Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga menyebut perlambatan DPK dari sisi Perbankan diakibatkan adanya tawaran investasi dengan imbal balik lebih tinggi “Banyak beralih ke investasi lain yang lebih tinggi bunganya dan memang perputaran bisnis juga melemah,” ujarnya, Kamis (23/11/2023). Adapun, total dana pihak ketiga BCA tumbuh 6,2% secara tahunan menjadi Rp1.089 triliun, ditopang oleh pertumbuhan CASA sebesar 4,7% yoy menjadi Rp869,8 trilun per September 2023.(dtf/bnk)