Awal 2024, Perusahaan Pelayaran Global Masih Hindari Rute Laut Merah

Jakarta, FreedomNews - Serangan Houthi terhadap kapal kargo di Laut Merah membuat berbagai perusahaan pelayaran global terus menghindari rute tersebut. Hal ini dapat mengancam kenaikan biaya pengiriman dan memicu kekhawatiran serangan inflasi global. Dilansir dari laman Reuters, Rabu,3 Januari 2024 Maersk Denmark can mengatakan bahwa kapal kontainer mereka akan terus menghindari rute Laut Merah yang memiliki akses ke Terusan Suez.

Kedua perusahaan raksasa pelayaran tersebut telah mengubah rute pelayarannya melalui Tanjung Harapan di bagian selatan Afrika. Adapun, Maersk pada Minggu, 31 Desember 2023 mengharapkan untuk menghentikan semua pelayaran di Laut Merah selama 48 jam menyusul upaya Houthi untuk menaiki kapal Maersk Hangzhou. Helikopter militer AS berhasil menghalau serangan tersebut.

“Penyelidikan atas insiden ini sedang berlangsung dan kami akan terus menghentikan semua pergerakan kargo melalui area tersebut sementara kami menilai lebih lanjut situasi yang terus berkembang,” jelas Maersk dalam pernyataannya. Hapag-Lloyd juga mengatakan bahwa kapal-kapalnya akan terus beralih dari Laut Merah dengan berlayar melalui ujung selatan Afrika, hingga setidaknya 9 Januari 2024.

Dapat diketahui, Terusan Suez digunakan oleh sekitar sepertiga kargo kapal kontainer global. Dengan mengalihkan apal-kapal melalui ujung selatan Afrika diperkirakan akan menghabiskan biaya tambahan bahan bakar hingga US$1 juta untuk setiap perjalanan pulang pergi antara Asia dan Eropa utara. Kemudian, kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan di Timur Tengah setelah serangan Laut Merah terbaru mendorong kenaikan harga minyak dalam sesi perdagangan pertama tahun 2024.

Ekspektasi bahwa rute yang lebih panjang akan mengakibatkan tarif pengiriman lebih tinggi telah mendorong kenaikan saham perusahaan pelayaran sejak krisis dimulai, dan saham Maersk naik 6,3% dalam perdagangan sore. Saham Hapag-Lloyd naik 5%. Grup pelayaran Prancis CMA CGM akan menaikkan tarif pengiriman peti kemas dari Asia ke wilayah Mediterania hingga 100% per 15 Januari 2024, jika dibandingkan dengan 1 Januari 2024.

Menurut Maersk, mitra aliansinya, Mediterranean Shipping Company (MSC) terus mengalihkan kapalnya melalui Tanjung Harapan. Pihak MSC juga tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sebagai catatan, kelompok Houthi yang didukung Iran, yang menguasai beberapa wilayah Yaman setelah bertahun-tahun berperang, mulai menyerang pelayaran internasional pada November 2023. Adapun, upaya tersebut dilakukan untuk mendukung kelompok Islamis Palestina, Hamas, dalam perangnya dengan Israel di Jalur Gaza. Hal tersebut mendorong kelompok-kelompok pelayaran besar termasuk Maersk dan Hapag-Lloyd, untuk berhenti menggunakan rute Laut Merah, dan memilih untuk mengambil rute yang lebih jauh di sekitar Tanjung Harapan. (dtf/inter/ekon)