Ekonomi China Melambat, RI Tetap Pede Ekspor Tembus US$70 Miliar

Jakarta, FreedomNews - Pemerintah mengerek naik target ekspor ke China sebesar 2,5% hingga US$70 miliar pada 2024, meski pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu melambat. Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menyebut, ekspor Indonesia ke China diperkirakan mencapai US$60 miliar pada 2023. “Tahun depan (2024) kalau kita rata-ratakan (nilai ekspor ke China) naik 2,5%, Insya Allah bisa (mencapai dikisaran) US$65 miliar - US$70 miliar,” kata Didi, Kamis, 4 Januari 2024.

Didi menyampaikan naiknya target tersebut merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki kinerja ekspor RI ke China. Selain itu, pemerintah akan menggelar sejumlah program tambahan di China pada 2024. Misalnya, dengan bekerja sama dengan sejumlah provinsi di China salah satunya melalui program turunan Two Country Twin Park (TCTP). “Itu memang sudah terprogram, 2024 akan kita lakukan di Fujian dan Guangzhou,” ungkapnya.

Berdasarkan data Satudata Kemendag, total ekspor Indonesia ke China tercatat sebesar US$63,4 juta pada 2022, sedangkan pada 2023 diprediksi lebih rendah dari tahun sebelumnya. Hingga Oktober 2023, nilai ekspor non migas tercatat sebesar US$51,1 juta. Diakui Didi, penurunan kinerja ekspor tak hanya terjadi dengan China, tapi juga negara lainnya. Penurunan kinerja ekspor diantaranya dipicu oleh pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprediksi melambat.

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Cooperation and Development/OECD) sebelumnya memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 2,9% pada 2023, dan turun lagi menjadi 2,7% pada 2024. Selain itu, penurunan kinerja ekspor nasional juga dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas unggulan RI. “Sehingga kalau pakai rumus volume kali price, maka memang turun ekspor kita karena harga-harganya sedang turun,” jelasnya.

Kendati begitu, volume ekspor Indonesia justru dilaporkan naik 7,2% sepanjang Januari-Oktober 2023. Oleh karena itu, pemerintah optimistis ekspor RI dan daya saing ekspor nasional masih kuat kedepannya. “Dengan ekspektasi yang disampaikan WTO (World Trade Organization) bahwa 2024 akan lebih baik ini memberikan optimistis bahwa kita akan recover dibandingkan 2023,” ujarnya.(dtf/inter)