Jumlah Wartawan Meninggal di Gaza Capai Angka 158

Jakarta, Freedom News - Kantor Media Pemerintah di Gaza, Sabtu (06/07/24) mempublikasikan jumlah wartawan yang meninggal di Gaza saat menjalankan tugasnya. Mereka yang meninggal mencapai 158 jiwa. Laporan yang sama juga disampaikan media Aljazeera.

Jumlah jurnalis yang menjadi korban jiwa sejak dimulainya perang genosida di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 meningkat menjadi 158 jurnalis. Peningkatan jumlah korban meninggal itu terjadi setelah lima jurnalis meninggal dalam beberapa jam terakhir, seperti dikutip dari media Qatar Al-Watan.

Saat ini dalam 24 jam terakhir sedikitnya lima wartawan meninggal di tengah serangan biadab Israel terhadap Palestina. Kantor Media Pemerintah Gaza membenarkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan tiga jurnalis di kamp pengungsi Nuseirat dan dua lainnya di Kota Gaza.

Di antara para korban yang meninggal itu adalah dua jurnalis Amjad Jahjouh dan istrinya Wafa Abu Dabaan, beserta anak-anak mereka di Nuseirat. Sedangkan Palestine Media Agency kehilangan dua wartawannya, yakni Saadi Madoukh dan Adeeb Sukkar, dalam serangan terpisah di daerah Daraj, Kota Gaza.

Pemberitaan Al-Watan juga melaporkan desakan Hamas atas tanggapan internasional terhadap pembantaian jurnalis Palestina, meminta aksi nyata untuk melindungi pekerja media dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel atas tindakan mereka.

Internasional mengutuk Israel yang kian membabi-buta membunuh warga sipil di Gaza dan Rafah. Aksi pembantaian telah dilakukan oleh penjajah dan terorisme Israel dan AS terhadap pers dan jurnalis, tanpa memedulikan konsekuensi dari pelanggarannya terhadap hukum internasional yang menekankan pada perlindungan mereka dan memfasilitasi pekerjaan mereka. Hal ini membutuhkan adanya posisi internasional yang tegas.

Hamas mengingatkan pentingnya posisi dan respon internasional yang tegas sesuai hukum atas tindakan pembantaian jurnalis dalam serangan-serangan Israel.

Jumlah jurnalis yang menjadi korban jiwa sejak dimulainya perang genosida di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 meningkat menjadi 158 jurnalis. Peningkatan jumlah korban meninggal itu terjadi setelah lima jurnalis meninggal dalam beberapa jam terakhir, seperti dikutip dari media Qatar Al-Watan.

Pada bulan Januari, Hamzah Dahdouh, putra sulung kepala kantor Aljazeera di Gaza Wael Dahdouh, dan rekannya Mustafa Thuraya tewas dalam serangan misil meninggal di Khan Younis, meskipun mereka ada di area yang dilabeli safe-zone.

Selain itu sebanyak 23 anggota jaringan Al-Aqsa, kanal media yang berafiliasi dengan Hamas, telah terbunuh akibat serangan Israel, berdasarkan pemberitaan The Guardian Juni 2024.

Aljazeera juga memuat data terpisah milik Komite Perlindungan Wartawan, yang berbasis di New York, yang mencatat bahwa sampai 5 Juli kemarin jumlah awak media yang terbunuh ada di angka 108. Menjadikan ini periode paling mematikan semenjak komite tersebut mulai mengumpulkan datanya di tahun 1992. (Raisa Elva Venera)