Kekurangan Bahan Bakar Ancam Layanan Kesehatan di Gaza
Jakarta, Freedom News - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) keluarkan peringatan keras pada Kamis (04/07/2024) soal kekurangan bahan bakar di Jalur Gaza. Keprihatinan serius WHO itu dikutip dari agensi berita Palestina WAFA.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan dampak bencana yang tengah terjadi pada layanan-layanan kesehatan di Palestina. Kondisi berbagai pelayanan publik yang terletak di Gaza dan Rafah sudah memprihatinkan dan terancam menjadi semakin kritis.
“Gangguan lebih lanjut terhadap layanan kesehatan akan segera terjadi di Gaza karena kekurangan bahan bakar yang parah,“ ungkap Tedros melalui media sosial X.
Sebelumnya PBB melaporkan bahwa hanya 80.000 liter bahan bakar yang masuk ke Gaza pada pekan awal Juli 2024 ini. Padahal untuk sektor kesehatan sendiri dibutuhkan 90.000 liter setiap harinya.
Sumber-sumber medis, seperti dikutip dari Aljazeera, Jumat (05/07/24), menyebutkan bahwa Rumah Sakit Nasser, fasilitas medis terakhir yang berfungsi di Khan Younis, dan Rumah Sakit Lapangan Kuwait di dekat Rafah berada di ambang penutupan karena generator mereka mengalami krisis kehabisan bahan bakar.
“Gangguan lebih lanjut terhadap layanan kesehatan akan segera terjadi di Gaza karena kekurangan bahan bakar yang parah,“ ungkap Tedros melalui media sosial X.
Dampaknya dapat mengakibatkan layanan kesehatan di Gaza semakin terpuruk. Penutupan rumah sakit-rumah sakit ini akan semakin membahayakan nyawa banyak warga.
„Kami menyerukan lagi permintaan mendesak agar perbatasan Rafah dibuka kembali dan aliran bahan bakar, makanan, air, dan pasokan medis yang cukup dan terjaga diizinkan masuk dan melintasi Gaza“, desak Tedros.
Untuk WHO prioritas ada pada aliran sumber daya, mendesak perlunya membuka kembali perbatasan Rafah dan memastikan aliran bahan bakar yang berkelanjutan ke Jalur Gaza.
Akibat jika situasi kekurangan bahan bakar ini tidak teratasi akan memaksa WHO dan mitranya untuk menghadapi pilihan yang tidak mungkin, terkait alokasi sumber daya, hal yang sudah sarat di wilayah perang ini dan akan menjadi bencana jika masalah tidak terpecahkan. (Raisa Elva Venera)