Klaim Tunjangan Pengangguran AS Susut ke Level Terendah dalam Dua Bulan
Jakarta, FreedomNews - Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru menurun ke level terendah dalam dua bulan pada minggu lalu. Hal ini menunjukan kekuatan pasar tenaga kerja bahkan ketika permintaan tenaga kerja sedang melambat. Departemen Tenaga Kerja pada Kamis, 4 Januari 2024 melaporkan jumlah pengangguran tetap tinggi menjelang akhir Desember 2023. Adapun, pasar keuangan mengantisipasi Federal Reserve (The Fed) menurunkan tingkat suku bunga pada Maret 2024.
Kemudian, pada Rabu (3/1) pemerintah melaporkan bahwa lowongan pekerjaan turun ke level terendah dalam tiga tahun pada November 2023. Ketahanan pasar tenaga kerja diperkirakan akan kembali melindungi perekonomian dari resesi tahun ini. Kepala ekonom FWDBONDS di New York, Christopher Rupkey, mengatakan bahwa pasar tenaga kerja untuk saat ini tidak terlalu panas ataupun tidak terlalu dingin.
“Jumlah total orang Amerika yang termasuk dalam daftar pengangguran yang menerima tunjangan tetap meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun saat ini jumlah pengangguran tidak cukup untuk mengatakan bahwa perekonomian sedang berada di lereng menuju resesi,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (5/1).
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara menurun 18.000 menjadi 202.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir pada 30 Desember 2023, yakni level terendah sejak pertengahan Oktober 2023. Sementara, ekonom yang disurvei oleh Reuters, memperkirakan klaim pada minggu terakhir sebanyak 216.000 klaim. Data klaim cenderung fluktuatif sepanjang tahun ini karena liburan. Jumlah tersebut sebagian besar melonjak di kisaran bawah 194.000-265.000 pada 2023. Kemudian, klaim yang tidak disesuaikan turun 6.820 menjadi 268.020 pekan lalu. Klaim merosot sekitar 7.572 di California dan turun 6.080 di Texas. Hal ini membantu mengimbangi kenaikan yang signifikan di Pennsylvania, New Jersey, Michigan, Massachusetts dan Connecticut.
Pasar tenaga kerja juga terus mendingin setelah kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 525 basis poin (bps) sejak Maret 2023. Namun, tingkat pengangguran tetap berada di bawah 4% karena perusahaan ‘menimbun’ pekerja setelah kesulitan menemukan tenaga kerja pasca-pandemi Covid-19. Kemudian, Managing Partner Harris Financial Group di Richmond, Virginia, Jamie Cox, mengatakan bahwa pasar tenaga kerja masih berada pada titik kritis. Hal ini menjadi kabar baik bagi konsumsi dan perekonomian secara keseluruhan. "Ancaman resesi diinjak-injak oleh konsumen yang kuat dan bekerja, dan saat ini itulah kondisinya,” jelasnya. (dtf/inter/ekon)