Serikat Buruh Singapura Kecewa PHK Lazada, Sebut Tak Diajak Berunding

Jakarta, FreedomNews - Kongres Serikat Buruh Nasional (NTUC) dan serikat buruh yang mewakili para pekerja Lazada menyatakan kekecewaan yang mendalam atas tindakan PHK yang dilakukan oleh perusahaan e-commerce yang bermarkas di Singapura tersebut. NTUC mencatat dalam sebuah pernyataan pada tanggal 5 Januari bahwa Lazada memprakarsai PHK tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan Serikat Pekerja Makanan, Minuman, dan Sekutu (FDAWU). Padahal, Lazada tergabung dalam serikat pekerja di bawah FDAWU. NTUC menambahkan, bahwa FDAWU telah menghubungi Lazada untuk mengungkapkan kekecewaannya, dan masalah ini telah diteruskan ke Kementerian Tenaga Kerja.

NTUC dalam keterangannya menegaskan kepada Lazada, bahwa sangat penting bagi perusahaan untuk bekerja sama dengan serikat pekerja mereka untuk memastikan bahwa proses yang adil dan merata dilakukan untuk melindungi kepentingan semua pekerja, terutama pekerja inti di Singapura. "Perusahaan harus mengerahkan semua opsi lain sebelum mengambil keputusan untuk melakukan PHK terhadap karyawan. (NTUC) juga mengimbau perusahaan untuk mempertimbangkan waktu pelaksanaan PHK dan sedapat mungkin menghindari PHK selama masa liburan,” ujar NTUC, Sabtu, 6 Januari 2024. Sebelumnya, Lazada memberhentikan sejumlah stafnya di Singapura pada 3 Januari 2024. Juru bicara Lazada enggan mengungkapkan berapa banyak pekerja di Singapura atau Asia Tenggara yang terkena dampaknya dan apakah para karyawan menerima paket pesangon atau tidak.

"Kami melakukan penyesuaian proaktif untuk mengubah tenaga kerja kami, untuk memposisikan diri kami dengan lebih baik untuk cara kerja yang lebih gesit dan efisien untuk memenuhi kebutuhan bisnis di masa depan," tutur Juru Bicara Lazada. Sementara itu, salah satu karyawan Lazada yang di-PHK dan tidak ingin disebutkan Namanya dan bahwa setiap departemen terkena efisiensi. Dia mengungkapkan bahwa info PHK dilakukan pada 2 januari 2024 malam hari melalui obrolan daring, langsung dari departemen sumber daya manusia perusahaan tersebut. Dalam sebuah grup komunitas WhatsApp bernama "Helping Ex Lazada (CV Sharing)" yang dilihat oleh Straits Times, para anggotanya secara aktif membagikan CV dan peluang kerja mereka. Grup ini memiliki lebih dari 700 anggota.

Grup ini juga menyertakan anggota dengan nomor kontak dari negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, dan Vietnam, yang menunjukkan bahwa pemutusan hubungan kerja juga dilakukan di kantor-kantor lain di wilayah tersebut. Menyusul perpecahan Alibaba menjadi enam unit bisnis utama pada Maret 2023, yang dilaporkan untuk membuka nilai pemegang saham dan memulai pertumbuhan, Lazada sekarang beroperasi di bawah Alibaba International Digital Commerce (AIDC). AIDC juga mencakup platform e-commerce Daraz dan Trendyol, serta toko online AliExpress.

Saat ini, Lazada dianggap sebagai pesaing utama sesama platform e-commerce yang berbasis di Singapura, Shopee, yang juga melakukan PHK antara September 2022 dan Maret 2023, yang memangkas lebih dari 7.000 pekerjaan di seluruh dunia. Pemutusan hubungan kerja terbaru oleh Lazada terjadi di tengah meningkatnya persaingan dalam ruang e-commerce, serta spekulasi mengenai potensi penawaran saham perdana AIDC di Amerika Serikat pada 2024. Bahkan, sebelumnya disebut PHK yang dilakukan Lazada akibat agresivitas TikTok Shop di pasar Asia Tenggara dan transformasi Alibaba untuk lebih efisien.(dtf/inter/mkr)