Fenomena Ida Dayak

Jakarta,Freedom News_Pegiat sosial kemasyarakan yang memilih tinggal dan menjadi relawan tingkat lokal dan global,Muhammad Arief Kirdiat di Kota kecil,Serang Banten, melihat fenomenal kemunculan Ida Dayak dalam mengobati berbagai penyakit dan sembuh sebagai sebuah kerinduan pada pelayanan kesehatan formal.

"Saya tersenyum saat kemunculan Ida Dayak disambut riuh rendah dan antusiasme yang berbuncah. Ribuan orang saat ini selalu menantinya untuk satu kata "sembuh,"kata Arief dalam tulisan lini masanya Facebook dikutip Freedom News, Sabtu, 8 April 202.

Para pasien yang datang dengan beragam persoalan penyakit yang diderita ingin sembuh dengan biaya murah serta terjangkau. Cukup dengan minyak Dayak yang dibawa oleh Ida disertai urutan dan doa serta jampe-jampe yang diucapkan bahkan ada beberapa ritual yang dilakukan bila penyakitnya dianggap parah.

Apakah salah dengan kelakuan masyarakat seperti ini, tentu tidak juga karena bila mereka harus ke pusat layanan kesehatan, persyaratan administrasi saja sudah bisa bikin mereka stress ditambah bila di pendaftaran para petugas administrasi sudah mirip petugas lapas galaknya.

"Kehadiran Ida Dayak tentu menjadi 'angin segar' akan kerinduan adanya layanan kesehatan profesional yang terjangkau. Tentu fenomena ini menjadi tantangan bagi para tenaga medis.Ida Dayak adalah penjual obat keliling yang saat saya kecil kerap saya jumpai para penjual obat yang mirip dengan Ida Dayak. Ternyata fenomena ini tidak hanya ada di perkampungan Indonesia. Saat saya sering bolak balik Malaysia, saya kerap menjumpai para penjual obat keliling ini di Pasar Malam Johor dan Malaka. Rata-rata mereka menjual nama Banten dengan kesaktiannya'" cerita pemilik Relawan Kampung, sebuah lembaga sosial yang mengkhususnya pembangunan jembatan ysng tidk terjangkau pemerintah.

Tak berhenti sampai di sini, Banten dengan segala nilai mistik akan selalu 'laku' dijual. Bukan hanya kepada orang sakit fisik tapi juga kepada para politisi dan calon kepala daerah.

"Bertahun-tahun saya bolak balik Baduy di Banten Selatan, kerap berjumpa para kepala daerah, artis hingga para pesinden yang ingin mencari 'karomah' di Baduy hingga ke Sanghyang Sirah di Ujung Kulon. Heran awalnya, tapi kemudian saya bisa memaklumi dan ini yang tidak ada dalam mata kuliah politik di bangku kuliah,"tambahnya

Para tukang obat keliling atau bahkan yang menetap sekalipun menjadi buah bibir hingga ke manca negara. Beberapa rekan di Kyoto bahkan sampai penasaran ingin mengetahui Mak Erot di Cisolok Sukabumi karena efek pemberitaan mulut ke mulut yang menyebabkannya menjadi tersohor.

Melihat angka jumlah penduduk bila dibandingkan dengan jumlah dokter apalagi dokter spesialis sungguh jomplang. Belum lagi rendahnya tingkat pendidikan yang masih didominasi oleh lulusan SMP.

"Walau bagaimanapun saya pribadi tetap salut dengan Ida Dayak yang mau 'berbagi' dengan segala keterbatasan yang dimiliki mampu menonjolkan 'kelebihan' yang dimilikinya untuk sesama.Klop sudah fenomena Ida Dayak serta minimnya pemerataan layanan kesehatan di negeri ini dan hanya bisa disaingi oleh negara dunia ketiga lainnya seperti Afrika. Wallahu'alam.