Masyarakat Hindari Nyamuk,Pemerintah Malah Tebar Ketakutan
Jakarta,FreedomNews Sejak jaman dahulu,masyarakat menghindari digigit nyamuk pembawa virus dan bakteri.Kali ini,tahun ini,masyarakat tiba-tiba dikejutkan dengan proyek penyebaran nyamuk aides agypties berwolbachia hasil rekayasa genetika Yayasan Bill Gates.
Pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah mengijinkan lima kabupaten/kota di Indonesia sebagai proyek uji coba.Bali sudah menolak.Semula pemerintah akan menebar nyamuk pada 27 November 2023, namun karena pemerintah daerah menolak akhirnya ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Kota kedua yang hendak disebar, Jakarta Barat pun menolak,karena efeknya membahayakan masyarakat.Komunitas Gerakan Sehat untuk Rakyat, Dr.Ir.Kun Wardhana Abyoto dalam jumpa pers di Jakarta Ahad,26 November 2023 mengatakan andai nyamuk sebanyak 240 juta disebar di lingkungan perumahan yang jumlah penduduknya 1 juta,berarti satu orang harus melawan 240 nyamuk berwolbachia.
“ Kita menghadapi gigitan nyamuk yang sangat banyak. Di sisi lain, kita diminta untuk melakukan bersih-bersih lingkungan, misalnya 3 M. Aneh kan.Nalarnya di mana.Instink kita nyamuk harus dihindari.Nyamuk pembunuh berwolbachia disebar untuk melawan nyamuk pembunuh yang ada,”ujar dosen lulusan termuda, karena 12 tahun sudah menjadi mahasiswa.
"Proyek penyebaran nyamuk ini tanpa bisa dikendalikan oleh siapapun.Bahkan bisa mengancam ketahanan dan pertahanan bangsa kita.Nyamuk bisa menjadi senjata pembunuh,"katanya.
Kurang Sosialisasi Sementara itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi dalam rapat kerja dengan IX DPR RI, Selasa, 28 November 2023 menjelaskan awal mula implementasi nyamuk berwolbachia dalam rangkja mengendalikan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia setiap kali ada badai elnino.
Prediksi DBD akan naik sejalan dengan datangnya badai Elnino,Puncaknya Bulan Desember dan awal Januari 2024.WHO sudah memberi standar frekuensi kesakitan, yaitu 10 dari 10.000 populasi.Setelah Kemenkes mempelajari lebih lanjut, ditemukan fakta bahwa Wolbachia adalah bakteri alami bukan hasil rekayasi genetik.
“Walbchia tidak dapat bertahan hidup di luar sel, jadi seharusnya aman, tidak berpindah dari serangga ke manusia,”ujarnya,
Meski begitu,pemerintah belum mengujicoba di wilayah Jakarta Barat, karena sangat detail prosesnya mulai dari persiapan,pelakanaan, monitoring evaluasi saat menaruh ember di lokasi, pemantauan sampai nanti evalusi jenis nyamuk di laboratorium.
Sebagai proyek penelitian, kata Budi Gunadi, penyebaran nyamuk Wolbachia di Bali terjadi kegaduhan karena kemenkes tidak terlibat.Pemda langsung jalan sendiri.
Padahal, menurut penelliti senior Prof.Richard Claproth pemerintah yang tidak traspraran, sosialisasi belum dilaksanakan, tiba-tiba Wolbachia mau disebar.Setelah para peneliti bersuara keras, akhirnya ditunda untuk waktu yang tidak ditentukan.(Irpi)