Pesan Dokter Tifa Kepada Para Dokter

Jakarta, FreedomNews – Dr. Tifauzia Tyassuma, MSc, kembali mengingatkan para dokter. “Janganlah kalian jadi budak industri,” kata Nutritional Neuroscientist Health food practitioner, Author of Body Revolution and Nutrisi Surgawi Public Speaker ini.

Berikut pesan Dokter Tifa kepada para Dokter selengkapnya.

Para dokter, janganlah kalian jadi budak industri farmasi.

Yang mengiming-imingi bayarin Leasing Mobil, bayarin KPR rumah, support Simposium dalam dan luar negeri, dinner di resto-resto mewah, liburan ke tempat-tempat eksotik pakai jet pribadinya CEO Pabrik Farmasi, HP Rp 40 juta.

Dan akhirnya kalian dipaksa pakai semua obat-obatan multifarmasi kepada pasien-pasien padahal mereka sama sekali tidak membutuhkannya.

Marwah dan kehormatan Dokter bukan dari materi-materi duniawi seperti itu.

Jadilah Dokter yang menjunjung tinggj keimanan dan ketakwaan dalam menjalankan profesi kalian. Jangan taruh iman dan takwa dalam formulir yang disodorkan MedRep.

Kalaupun kalian, karena pengetahuan obat-obatan kimiawi yang kalian jadikan pegangan, memberikan Resep Obat Kimia untuk ditebus oleh pasien di Apotik,

Berjanjilah kepada Allah bahwa nama-nama obat yang kalian tulis betul-betul diperuntukkan untuk mengurangi tanda dan gejala pada pasien, bukan karena desakan Medep yang telah menemani kalian makan Steak Wagyu Rp 5 juta per porsi dan bayaran KPM Mobil BMW X3 kalian.

Berjanjilah kepada pasien bahwa obat-obatan ini kalian resepkan sementara waktu saja, bukan harus diminum seumur hidup;

Karena sejatinya, kesembuhan pasien atas sakit yang dideritanya yang terjadi karena malfungsi dan kerusakan sel-sel organ, dan yang bisa menyembuhkan adalah proses regenerasi sel yang akan dilakukan oleh tubuh pasien itu sendiri.

Janganlah kalian berbohong kepada pasien dan kepada diri kalian sendiri bahwa obat-obat kimia itu menyembuhkan.

Obat-obat kimia itu hanya menghilangkan tanda dan gejala saja, mengistirahatkan sementara organ yang rusak agar organ rusak itu punya kesempatan untuk recovery dan regenerasi, yang dilakukan oleh dirinya sendiri.

Para Dokter, kalian berjanjilah tentang penggunaan V4ksinasi.

Kalau kalian tahu bahaya, mismanfaat, risiko vigillant yang kalian tahu tapi masyarakat awam tidak tahu, dan kalian sembunyikan pengetahuan kalian;

Kalian tetap menganjurkan bahkan menyuntikkan dan mendapat keuntungan atasnya;

Sementara kalian sendiri pura-pura menyuntikkan tapi membuang cairannya di wastafel;

Maka kalian adalah Dokter laknat.

Kalau kalian percaya V4ksin bermanfaat, silakan. Pakailah dengan baik dan anjurkan pasien menggunakannya.

Tetapi bila terjadi efek samping, anak panas dan kejang pasca V4ksin atau orang dewasa jadi syok anafilaktik, sindrome steven johnson, myokarditis, gagal jantung, autoimun, turbo cancer beberapa saat atau beberapa lama pasca injeksi’;

Maka akuilah bahwa semua itu kemungkinan adalah akibat injeksi V4ksin baru yang masih belum lolos Uji klinis ke-4 atau Post Marketing Evaluation atau Pharmacovigillant.

Justru kalianlah yang harus bertanggungjasab melaporkan Kejadian Ikutan Pasca V4ksinasi.

Dan bukan malah menutup-nutupinya dan ingkar terhadap fakta yang ada.

Para Dokter,

Ingat Allah selalu mengawasi tindak tanduk kita, dan mencatat amal kebaikan juga kebejatan yang kalian lakukan terhadap pasien.

Saat ini masih banyak masyarakat yang percaya sepenuhnya kepada kalian, maka

Ingatlah selalu Sumpah Dokter yang kalian baca atas nama Al Quran. (*)

Iriani Pinontoan