Waspadai Pneumonia Misterius di Indonesia

Jakarta.FreedomNews Pneumonia atau peradangan paru-paru meningkat signifikan di China.Rumah sakit kewalahan melayani pasien pneumonia yang umumnya menyerang anak-anak.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi meminta jajarannya untuk mewasadai gejala pneumonia misterius ini agar tidak terjadi di Indonesia.Virus dan bakteri peradangan paru-paru bukan baru dan obatnya sudah ada.

Lonjakan pneumonia di China meskipun belum diketahui secara pasti penyebab penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini,namun kenaikan mencapai 40%.Sehingga, rumah sakit dan klinik mengalami antrian panjang pasien penderita mycoplasma pneumonia yang umumnya anak-anak.

Berdasarkan laporan WHO per 13 November 2023, penemuan pneumonia misterius atau flu di China terdapat 205 klaster di tiga kota, yakni Beijing, Tianjin dan Liaoning dengan jumlah penderita mendekati angka 10.000 penderita, khusus di Beijing selama dua bulan terakhir.

Profesor dari Universita East Angila,Paul Hunter mengungkapkan, informasi yang ada saat ini sangat sedikit untuk membuat diagnosis apa penyebab epidemi ini.Bisa jadi dari beberapa infeksi.

Meski tidak ada laporan kematian,Menkes Budi Gunadi, telah menerbitkan Surat Edaran No.PM.03.01/C/ 4632/2023 tentang Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

Tujuannya mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia.Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diminta melakukan pemantauan perkembangan kasus dari negara terjangkit di tingkat global.KKP agar mengawasi orang /awak, personal dan penumpang, alat angkut, barang dan binantang pembawa penyakit baik di Pelabuhan maupun di bandara.

Segera laporkan jika ditemukan kasus melalui sistem kewaspadaan dini dan respon (SKDR).Gejala paling menonjol dialami, ketika nafas balita dan anak-anak cepat meskipun dalam keadaan tenang atau tidak menangis.Orang tua dapat menghitung kecepatan nafas anak-anak mereka sesuai dengan usianya per menit.Nafasnya bisa lebih dari 60 kali dalam satu menit berdasarkan usia bayi.Ketika mengalami gejala seperti itu segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan agar mendapat penanganan cepat.(Irpi)