Gregoria Rebut Perunggu, antara Senang dan Tak Bahagia

Jakarta, FreedomNews - Perasaan bingung sempat menghampiri Gregoria Mariska Tunjung. Saat itu, ia tengah melakukan pendinginan seusai kalah dari An Se Young di semifinal Olimpiade Paris 2024, di Porta de La Chapelle Arena, Paris, Prancis, Minggu (4/8). Dari layar kaca, ia menyaksikan Carolina Marin (Spanyol) terjatuh dan kesakitan saat bertanding melawan He Bing Jiao (Cina) di laga semifinal lainnya.

Atlet asal negeri matador tersebut tak bisa menyelesaikan pertandingan. Mulanya, ia memenangi gim pertama dengan skor 21-14. Memasuki gim kedua, dominasi Marín kembali terlihat dan unggul 10-6.

Pebulutangkis berusia 31 tahun itu tampil dominan, sampai saat ia mendarat dengan salah di lututnya yang pernah dioperasi, dan terjatuh sambil berteriak kesakitan.

Marín kemudian menepi dan dihampiri para ofisial pertandingan serta kedua pelatihnya. Ia lalu duduk dan mengenakan pelindung pada lutut kanannya. Marín pun kembali bertanding.

Namun, setelah kehilangan dua poin, Marín tak mampu melanjutkan pertandinga dan tak kuasa menahan tangis saat meninggalkan Lapangan 1.

Dengan mundurnya Marin, otomatis Gregoria pun berhak atas medali perunggu tanpa harus bertanding alias gratis.

"Salah banget kalau aku happy dengan penderitaan orang lain. Aku bersyukur dapat medali, tetapi tidak happy. Rasanya ada yang salah karena aku tak bertanding (untuk perebutan medali perunggu)," katanya.

"Sebagai atlet, aku tahu itu sangat berat. Apalagi, ini Olimpiade, mimpi semua atlet," tuturnya.

"Semoga Marin baik-bak saja," harap atlet asal Wonogiri, Jawa Tengah ini.

Medali emas tunggal putri pada Paris 2024 menjadi milik An Se Young (Korea Selatan). "Si Anak Ajaib" menang atas He Bing Jiao melalui straight games 21-13, 21-16.

Pencapaian ini menandai pertama kalinya ada tunggal putri Korea Selatan memenangkan medali Olimpiade sejak emas yang diraih Bang Soo Hyun di Atlanta 1996.

Tak mengherankan jika Se Young dijuluki sebagai ‘Si Anak Ajaib’, mengingat pada usia 22 tahun ia sudah menjadi tunggal putri nomor satu dunia, meraih emas Asian Games 2022, Juara Dunia 2023, All England 2023, hingga kini puncaknya ia berdiri di podium tertinggi Paris 2024.

Buat Indonesia, ini kali pertama tunggal putri meraih perunggu setelah Maria Kristin Yulianti pada Olimpiade Beijing 2008.

Peraih medali selengkapnya Tunggal putra: 1. Viktor Axelsen (Denmark); 2. Kunlavut Vitidsarn (Thailand); 3. Lee Zii Jia (Malaysia) Ganda putra: Lee Yang/Wang Chi-lin (Cina Taipei); 2. Liang Weikeng/Wang Chang (Cina); 3. Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) Tunggal putri: 1. An Se-young (Korea); 2. He Bingjiao (Cina); 3. Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia) Ganda putri: Chen Qingchen/Jia Yifan (Cina); 2. Liu Shengshu/Tan Ning (Cina); 3. Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang) Ganda campuran: Zheng Siwei/Huang Yaqiong (Cina); 2. Kim Won-ho/Neong Na-eun (Korea); 3. Yuta Watanabe/Airsa Higashino (Jepang)*** bea