Harapan Rebut Medali Emas Olimpiade Makin Jauh dari Jangkauan

Jakarta, FreedomNews - Harapan merebut setidaknya satu medali emas nampaknya makin sulit setelah terakhir Greysia Polii/Apriyani Rahayu membawa pulang emas dari Tokyo 2020.

Di ganda putra, paceklik medali emas berlanjut setelah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kalah di perempat final Olimpiade Paris 2024 dari pasangan Cina, Liang Wei Keng/Wang Chang, Kamis (1/8).

Pada laga delapan besar di Porte de La Chapelle Arena, Fajar/Rian kalah straight games 22-24, 22-20 dalam tempo 50 menit.

Kantor berita Antara melaporkan, di awal gim pertama, kedua pasangan tak membutuhkan waktu lama untuk memulai pertandingan dengan intens. Serangan dan sergapan cepat menjadi andalan baik bagi Fajar/Rian maupun Liang/Wang untuk mendapatkan poin.

Sempat beberapa kali menyamakan kedudukan, sejumlah serangan yang dilancarkan Fajar/Rian tak berjalan mulus sehingga mereka tertinggal cukup jauh 5-10.

Interval gim pertama pun langsung direbut Liang/Wang dengan skor 11-5.

Selepas interval, Fajar/Rian mendapatkan poin pertama mereka. Fajar/Rian pun terlihat tampil lebih rapi dengan rotasi dan serangan yang beragam. Pola itu terbukti efektif untuk menghasilkan poin demi poin dan memperkecil margin ketertinggalan menjadi 16-17.

Tak jatuh dalam tekanan di momen krusial, Fajar/Rian akhirnya dapat menyamakan kedudukan 17-17, 18-18, dan 19-19.

Liang/Wang merebut match point pertama. Namun, Fajar/Rian dapat menahan dan memaksakan setting sebanyak tiga kali. Smes keras Liang mereka berhasil mengunci kemenangan gim pertama dengan skor tipis 24-22.

Memasuki gim kedua, poin pertama didapatkan Fajar/Rian. Perebutan poin kembali berlangsung dengan ketat dan kali ini Fajar/Rian unggul 5-2 dan 7-5.

Mereka berupaya untuk terus mempertahankan kedudukan. Pertahanan Fajar/Rian pun bisa dibilang cukup solid sehingga lawan sulit untuk meraih poin.

Namun, beberapa kali bola-bola yang dilancarkan Fajar/Rian keluar menyangkut di lapangan sendiri, sehingga Liang/Wang perlahan mampu bangkit dan menyamakan kedudukan, hingga interval gim kedua dikunci oleh Fajar/Rian 11-10.

Memasuki paruh kedua gim kedua, pasangan peringkat ke-7 dunia itu terlihat semakin berani dalam penempatan bola-bola sulit yang membuat mereka unggul 15-11. Namun, sejumlah kesalahan beruntun pun membuat kedudukan kembali setara di antara kedua pasangan menjadi 15-15.

Fajar/Rian kemudian berupaya untuk tampil lebih tenang pada momen-momen genting ini. Ketika Fajar/Rian sempat memimpin 18-16, lawan bisa kembali menyamakan skor dan memutarbalikkan keadaan 19-18, dan tak membutuhkan banyak waktu untuk mencapai match point 20-19.

Fajar/Rian masih berusaha untuk mencegah unggulan teratas itu dengan memaksakan setting 20-20. Namun, mereka akhirnya menyerah dengan skor ketat 20-22.

Masih ada sedikit asa dari sektor tunggal putri yang belum bertanding di 16 Besar.

Indonesia terakhir medaih emas melalui ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan pada 2008 di Beijing.

Di sektor tunggal putra, Indonesia puasa gelar sejak Taufik Hidayat merenggut emas pada 2004.

Di Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia membawa pulang emas melalui kejutan Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Empat tahun kemudian, akankah ada kejutan dari Gregoria?***