Akhirnya Anies dan Ganjar Keroyok Prabowo
Ketujuh; Dari debat ini kita melihat Anies dan Ganjar telah menjadi musuh bersama buat Prabowo. Ini akan membuat luka pada Prabowo karena baik Anies maupun Ganjar tidak mau ada penjelasan di luar forum debat yang ditawarkan Prabowo.
Oleh: Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle
SETIDAKNYA ada tujuh catatan yang bisa saya sampaikan setelah menyaksikan Debat Kedua Capres, Ahad malam (7/1/2024). Berikut ketujuh catatan tersebut:
Pertama; Anies Basewedan membuka front terhadap Prabowo Subianto dan juga Joko Widodo. Soal penguasaan lahan milik Prabowo ratusan ribu hektar, gagal membangun ketahanan pangan dalam kasus "Food Estate", soal anggaran pertahanan untuk membeli alutsista bekas dan gagal dalam etika. Soal Jokowi lebih disorot sebagai pemimpin yang tidak punya kemampuan diplomasi kelas dunia, cuma datang dan pulang dalam event-event Internasional.
Kedua; Ganjar Pranowo yang semula mengambil sikap "damai" kepada Prabowo ternyata berubah memberikan serangan keras. Menurut Ganjar, Prabowo tidak mempunyai penjelasan yang benar tentang pemutusan hubungan kerja pembuatan kapal antara PT. PAL dan Korea Selatan, juga soal penjelasan Prabowo terkait usia pesawat tempur, misalnya Mirage punya Qatar, yang berhubungan dengan kesiapan pemakaiannya/detterent. Ganjar memiliki data serius soal isu ketahanan.
Ketiga; Terkait dengan hutang luar negeri, Prabowo meyakini utang itu dapat mencapai 50% PDB, karena Indonesia menurutnya masih terbaik di dunia soal utang. Anies meminta agar utang dibatasi hanya 30%. Menurut Anies, kehati-hatian soal utang penting karena bisa menjadi sumber masalah. Kemampuan membayar utang, kata Anies, harus dilihat dari sisi kemampuan pemasukan negara. Anies minta pembelian alutsista harus satu paket dengan utang.
Terkait dengan hal ini, Ganjar turut menyoroti pikiran John Perkins soal bahayanya utang najis "odious debt".
Keempat; Serangan kepada Prabowo dikuantifikasi oleh Ganjar dan Anies secara simultan. Ganjar memberi nilai keberhasilan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan Jokowi dengan nilai jeblok, 5. Ganjar yakin tentang nilai itu karena berbasis indeks-indeks pencapaian Indonesia yang menurun dalam penilaian berbagai lembaga internasional di bidang militer dan pertahanan. Ketika Prabowo menuduh Ganjar tidak mempunyai data yang benar, Ganjar bahkan menawarkan Prabowo untuk mendatangkan stafnya dalam debat, untuk beradu data.
Ketika Ganjar memberi nilai kesuksesan Prabowo di angka 5, Anies merespon bahwa nilai Prabowo hanya nilai 11 dari 100, jauh lebih buruk lagi.
Kelima; Anies menekankan agar permasalahan ketahanan dan keamanan dilihat dari pergeseran tantangan, bukan "old views". "New views" harus melihat adanya tantangan baru, yang merupakan konsekuensi cyber world. Pemimpin harus mempunyai etika, melindungi keluarga-keluarga, dan menjadi pemimpin diplomatik Indonesia di dunia.
Keenam; Ganjar melihat "Garda Samudera" merupakan sreategi baru. Strategi ini membutuhkan anggaran ditingkatkan 1-2%. Prioritas di ranah laut diutamakan, kemudian udara, dan lainnya secara proporsional.
Ketujuh; Dari debat ini kita melihat Anies dan Ganjar telah menjadi musuh bersama buat Prabowo. Ini akan membuat luka pada Prabowo karena baik Anies maupun Ganjar tidak mau ada penjelasan di luar forum debat yang ditawarkan Prabowo.
Akhirnya kita melihat keunggulan Anies dan Ganjar jauh di atas Prabowo dalam tema Debat Ketiga Capres ini. Kelihatannya debat ini akan membuat kenaikan elektabilitas bagi Anies dan Ganjar secara signifikan. (*)