Akurasi Membaca Kemunculan Pratanda Pilbup Kulon Progo
Misalnya tentang Pilpres 2024. Sejak proses awal masa kampanye, acara debat terbuka paslon, hingga masa kampanye pilpres berakhir, tidak ditemukan pratanda bahwa Prabowo Subianto akan memimpin Indonesia. Namun faktanya, dia dilantik menjadi presiden.
Oleh: Hamka Suyana, Pengamat Kemunculan Pratanda
ALHAMDULILLAH, catatan kemunculan pratanda dari alam bawah sadar Tiga Calon Bupati Kulon Progo, Jogjakarta yang saya tangkap pada Debat Terbuka tanggal 16 November 2024, akurasinya mencapai 100% tepat.
Kemunculan pratanda itu, sangat jelas bisa ditangkap dan dibaca terjadi pada segmen pernyataan penutup 3 Calon Bupati dengan kesimpulan kriteria: akan Tersingkir, akan Tersisih, akan Terpilih.
Pasca Debat Terbuka, dalam kesimpulan akhir hasil membaca kemunculan pratanda, saya share ke banyak nomor WA warga Kulon Progo, yang nomornya tersimpan di HP saya.
Berikut ini catatan kemunculan pratanda yang saya tulis dan disebarkan sehari pasca debat terbuka tersebut.
Membaca Pratanda Takdir Muallaq Jabatan Bupati Kulon Progo
Tentang siapa yang akan menjadi Bupati Kulon Progo, termasuk jenis takdir muallaq atau takdir pilihan sehingga bisa "dibaca" isyaratnya melalui pengamatan kalimat yang muncul dari alam bawah sadar Calon Bupati pada closing statement Debat Publik, Sabtu malam sebagai berikut:
Satu; Cabup Nomor 2 berpratanda akan Tersingkir. Pratanda akan Tersingkir karena tidak menyampaikan pernyataan penutup. Kesempatan emas itu diserahkan kepada Cawabup untuk menyampaikan closing statement.
Dua; Cabup Nomor 3 berpratanda akan Tersisih. Pratanda akan Tersisih berupa penyampaian janji politik akan menyejahterakan rakyat dengan menyebutkan secara detail profesi dan jabatan yang akan disejahterakan.
Obral janji politik yang disampaikan tidak realistis dan kontradiksi dengan paparan debat yang "mengeluhkan" APBD Kulon Progo yang relatif kecil.
Tiga; Cabup Nomor 1 berpratanda akan Terpilih. Pratanda akan Terpilih berupa sepotong kalimat yang muncul dari alam bawah sadar yang menyatakan mencintai Kulon Progo dan masyarakatnya semua.
Konsekuensi "mencintai" adalah pengabdian, pengorbanan, dan perjuangan. Ucapan Cabup nomor 1 berbobot Tekad Unggulan, Tiket Untuk Menang. Dialah yang berpratanda akan Terpilih.
Catatan pengamatan kemunculan pratanda pada acara Debat Terbuka tanggal 16 November 2024, hasilnya sama persis atau 100% akurat dengan hasil penghitungan suara pemilihan Bupati Kulon Progo tanggal 27 November 2024.
Satu; Cabup Nomor 2 berpratanda akan Tersingkir, terbukti hasil perolehan suara Terendah.
Dua; Cabup Nomor 3 berpratanda akan Tersisih, terbukti hasil perolehan suara berada pada posisi nomor 2.
Tiga; Cabup nomor 1 berpratanda akan Terpilih, terbukti perolehan suara Tertinggi, sehingga dinyatakan sebagai Pemenang.
Mengamati kemunculan pratanda bukanlah aktivitas menerawang atau meramal, melainkan membaca isyarat yang muncul dari alam bawah sadar calon bupati.
Salah satu fungsi alam bawah sadar adalah sebagai memori penyimpan calon takdir muallaq yang akan menjadi garis nasib kontestan politik.
Dengan berpedoman pada isi dan fungsi alam bawah sadar, bisa digunakan untuk membaca tanda-tanda kontestan politik akan menang atau kalah.
Metode membaca kemunculan pratanda dari alam bawah bisa digunakan untuk mengamati pratanda terhadap semua kontestasi politik seperti pilkades, pilkada, pileg, dan pilpres.
Misalnya tentang Pilpres 2024. Sejak proses awal masa kampanye, acara debat terbuka paslon, hingga masa kampanye pilpres berakhir, tidak ditemukan pratanda bahwa Prabowo Subianto akan memimpin Indonesia. Namun faktanya, dia dilantik menjadi presiden.
Berarti hasil pengamatan saya meleset. Memang berdasarkan fakta dan yang tampak eksplisit begitu. Tapi yang belum tampak atau yang masih bersifat implisit, insha Allah akan akurat.
Perlu diketahui bahwa kemenangan maupun kekalahan Calon ditentukan oleh 2 faktor, yaitu:
Satu; Faktor Internalisasi yang berpusat pada alam bawah sadar Calon yang disebut faktor utama dengan berkemampuan maksimal 90%.
Dua; Faktor Eksternalisasi yang berpusat di luar diri Calon, seperti dukungan dana dan kekuasaan. Faktor ini disebut faktor penunjang yang berkemampuan 10%.
Kemenangan Prabowo pada Pilpres 2024 bukan hasil perjuangan faktor internalisasi, melainkan mutlak bantuan faktor ekternalisasi berupa penyalahgunaan kekuasaan Presiden Joko Widodo.
Dengan mengacu pada teori ini, keberhasilan Prabowo menduduki jabatan Presiden, kemungkinan besar akan bertahan 10% dari masa jabatan yang disediakan.
Tanda-tanda pemerintahan Presiden Prabowo tidak akan bertahan hingga akhir masa jabatan periodik, sudah bermunculan pratandanya sejak dilantik menjadi presiden. (*)