Amin Akan Menang Pada Putaran Kedua

Putera sulung Jokowi yang sempat dijuluki TEMPO sebagai “Anak Haram Konstitusi”, terus dipoles dengan tenaga survei berbayar, buzer yang penuh sesak di media sosial, dengan payung penguasa melenggang dengan leluasa.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

BAYANG-Bayang ketakutan Joko Widodo melalui simbol Gibran Rakabuming Raka akan kalah dan terpental pada Pilpres 2024 sangatlah kuat, reaksi perlindungannya muncul dalam berbagai bentuk reaksinya.

Memori Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (dukungan Jokowi) dikalahkan oleh Anies Baswedan saat Pilkada DKI Jakarta yang sebelumnya diyakini pasti menang terus menjadi hantu dalam benak ikiran Jokowi, sampai pada kesimpulan Gibran tidak boleh kalah pada Pilpres yang sisa beberapa hari. Segala kuasa, upaya, cara dan rekayasa dimaksimalkan harus menang.

Tidak peduli melanggar aturan, etika dan macam macam-norma. Menghalalkan segala cara dan indikasinya dengan curang adalah pilihan terakhir.

Kekuatan finansial Paslon dua (Prabowo – Gibran) konon luas biasa besar, lagi-lagi ini sinyal bodoh atau bandar Pilpres 2024 sudah turun tangan.

Sebuah video TPN Prabowo – Gibran, yakni Kurniawan, membuat pernyataan demikian di depan media. Diakuinya ada Anggaran Rp 400 triliun untuk Program Kampanye di 11 Provinsi, hari-hari belakangan telah viral. Demikian ditulis Kilat.com, Senin (18 Desember 2023 | 15:13 WIB). Untuk menjalankan program kampanye.

Dalam berita Fajar.co.id, pada Senin (18 Desember 2023 14:31 PM), dalam sebuah berita online yang saat ini telah dihapus dengan munculnya tampilan 404, setelah tayang 6 hari. Seandainya isi berita itu benar adanya, maka ini merupakan informasi yang sangat penting bahwa Oligarki tetap beternak Capres dan Cawapres.

Aroma dan fakta bagi-bagi uang dari Paslon dua tidak lagi sembunyi sembunyi, dilakukan dengan vulgar atau terang-terangan.

Terbaca dan terekam kesan reaksi Bawaslu atas indikasi kuat berkali-kali terjadinya rekayasa kecurangan di mana-mana, lumpuh layu hanya formalitas, semua berakhir tidak ada kecurangan.

Basa-basi Jokowi dengan seluruh perangkat kekuasaannya netral berjalan paralel bersama dengan rekayasa memaksimalkan semua perangkat kekuasaan untuk memenangkan dan mengamankan putra mahkotanya harus menang.

Putera sulung Jokowi yang sempat dijuluki TEMPO sebagai “Anak Haram Konstitusi”, terus dipoles dengan tenaga survei berbayar, buzer yang penuh sesak di media sosial, dengan payung penguasa melenggang dengan leluasa.

Kedua Paslon Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD sangat menyadari adanya rekayasa kecurangan yang makin liar dan ugal-ugalan. Akhir-akhir ini terlihat lewat Debat Ketiga Capres, kompak menyerang Paslon Prabowo – Gibran.

Berkaca dari Pilkada DKI, Paslon Prabowo – Gibran tetap bisa dikalahkan sekalipun mendapatkan dukungan penguasa dan fasilitas finansial berlimpah dari para bandar politik Oligarki.

Serbuan medsos dan dukungan untuk "paslon Anies – Muhaimin yang" minim segala fasilitasnya, terpantau oleh masyarakat justru para pendukung makin militan, meluas dan membesar.

Pengawasan dan pengawalan kecurangan dari masyarakat, aktivis, pengamat dan pengawas pemilu curang makin kuat.

Pandangan Rocky Gerung bahwa perubahan itu memang tiba pada saat yang tepat dan diambil-alih sebagai isu oleh Anies. Bukan karena Anies sendiri yang ingin perubahan, tapi memang sejarah begitu sifatnya.

"Dan pengaruh untuk menghalangi Anies, itu yang dulu saya prediksi bahwa Anies itu akan dikunci di 17 persen oleh mesin politik Jokowi," tuturnya seperti dilansir Youtube Rocky Gerung Official.

Bagi Jokowi kekalahan dalam pilpres mendatang adalah sangat menakutkan sekaligus akan jadi bencana bagi diri dan keluarga, Oligarki dan kroni-kroninya.

"Bukan Anies akan dikunci tidak dipilih rakyat, tidak. Dia dikunci oleh Pak Jokowi. Akan menjadi kekuatan berbalik arah, sinyal bahwa Anies akan menang pada putaran pertama atau putaran kedua. Banyak analis politik "Anies akan menang pada putaran kedua". (*)