Bahayanya Memilih Presiden Nir Gagasan

Bangkit dan melawan adalah pilihan, demokrasi adalah jalan, maka cara melawan rakyat adalah jangan pilih pemimpin yang tidak punya gagagsan, jangan pilih pemimpin yang hanya akan melanggengkan kekuasaan oligarki tanpa gagasan.

Oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi, Tinggal di Surabaya

PRESIDEN adalah pemimpin tertinggi suatu negara. Ia memiliki kekuasaan dan tanggung jawab yang besar untuk memimpin negara dan rakyatnya. Oleh karena itu, seorang presiden itu harus memiliki gagasan yang jelas dan terarah untuk masa depan negaranya.

Gagasan presiden adalah dasar untuk menentukan arah kebijakan negara. Gagasan presiden yang jelas akan membantu pemerintah dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif. Sebaliknya, presiden tanpa gagasan akan membuat pemerintah menjadi tidak terarah dan tidak memiliki tujuan yang jelas.

Oleh karena itu, penting bagi rakyat untuk memilih presiden yang memiliki gagasan yang jelas dan terarah. Presiden yang memiliki gagasan yang jelas akan mampu memimpin negara dengan baik dan membawa negara ke arah yang lebih baik.

Rakyat harus cerdas memilih siapa di antara calon presiden dan wakilnya yang memiliki gagasan atau tidak. Ketiadaan gagasan bagi seorang pemimpin akan membuat gaya pemimpin menjadi suka-suka, otoriter dan mudah dikendalikan oleh pihak-pihak lain yang akan mengambil keuntungan dari ketiadaan gagasan presiden dan capresnya. Betapa bahayanya nasib rakyat dan masa depan bangsa.

Adapun bahaya negara bila dipimpin oleh presiden dan wakil presiden yang tak punya gagasan di antaranya adalah:

Pertama; Pemerintah akan menjadi tidak efektif dan tidak efisien. Tanpa gagasan yang jelas, pemerintah akan kesulitan dalam menentukan kebijakan yang tepat. Akibatnya, kebijakan pemerintah akan menjadi tidak efektif dan tidak efisien.

Kedua; Negara akan menjadi tidak maju dan berkembang. Presiden tanpa gagasan tidak akan memiliki visi dan misi yang jelas untuk masa depan negara. Akibatnya, negara akan menjadi tidak maju dan berkembang.

Ketiga; Negara akan menjadi rapuh dan mudah terpecah-belah. Tanpa gagasan yang jelas, pemerintah akan kesulitan dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi negara. Sehingga akibatnya, negara akan menjadi rapuh dan mudah terpecah-belah.

Gagasan merupakan hal yang sangat penting, karena gagasan merupakan dasar untuk melakukan sesuatu. Gagasan adalah ide atau pemikiran yang melatarbelakangi suatu tindakan atau kegiatan. Tanpa gagasan, seseorang akan sulit untuk menentukan arah dan tujuan dari tindakan atau kegiatannya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Aristoteles bahwa Gagasan merupakan hal yang sangat penting, karena gagasan merupakan dasar untuk melakukan sesuatu. Gagasan adalah ide atau pemikiran yang melatarbelakangi suatu tindakan atau kegiatan. Tanpa gagasan, seseorang akan sulit untuk menentukan arah dan tujuan dari tindakan atau kegiatannya. Gagasan adalah awal segalanya. Bagi Aristoteles gagasan merupakan hal yang fundamental dalam kehidupan. Tanpa gagasan, seseorang tidak akan dapat memulai sesuatu.

Gagasan juga merupakan sumber kreatifitas seseorang, gagasan akan membuat orang bisa keluar dari masalah dengan cara cara baru yang lebih baik, dengan gagasan pula orang akan menemukan solusi atas persoalan yang dihadapi, terlebih persoalan-persoalan klaisk, misalkan keterbatasan anggaran disaat pembangunan harus berjalan, bukan hanya hutang atau menjual sesuatu, tapi ada cara lain tanpa menjual atau berhutang. Hal inilah yang oleh Einstein disebut sebagai sumber kreativitas.

Winston Churchill bahkan mengatakan bahwa gagasan adalah senjata yang ampuh. Dengan gagasan orang bisa merubah dunia tanpa harus melakukan kekuatan bersenjata, sebagaimana dilakukan oleh para filsuf dan intelektual.

Hal yang pernah terjadi yang dilakukan oleh Anies Baswedan semasa menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta yang mengajak negara-negara dunia untuk bertanggung jawab terhadap perubahan iklim yang mereka sebabkan. Dalam kurun waktu tak kurang dari 10 menit, gagasan Anies yang mengajak negara-negara penghasil efek rumah kaca untuk membantu dan beranggung jawab bersama. Gagasan Anies yang disampaikan dalam forum tersebut langsung disetujui oleh Sekjen PBB.

Tantangan Indonesia kedepan sangat pelik dan rumit, ditengah isu kemiskinan, hilangnya keadilan sosial, korupsi dan tuntutan kesejahteraan masyarakat serta hutang luar negeri yang menumpuk, Indonesia butuh pemimpin yang punya gagasan dan bisa menterjemahkan gagasannya untuk menjawab tantangan Indonesia ke depan.

Bangsa ini butuh pemimpin yang berkualitas dan apa adanya, bukan pemimpin yang hanya pandai membuat citra apalagi hanya jualan gimmick gimmick. Pemimpin yang hanya mampu jualan citra dan gimmick, bisa dipastikan akan membuat negeri ini semakin terjerumus dan berkubang dalam kesulitan, kehinaan dan ketidak beradayaan. Negeri akan dikuasai oleh perampok dan oligarki mafia. Presiden yang tanpa gagasan akan mudah dikendalikan oleh mafia dan oligarki.

Pengalaman setelah 20 tahun reformasi, kita menyaksikan banyak agenda dan amanah reformasi yang diamputasi, karena kita dipimpin oleh mereka yang tak punya gagasan. TNI dan Polri lumpuh, Hukum diperbudak demi melayani hasrat kotor kekuasaan yang hanya melayani kebutuhan kekuasaan yang dikendalikan oleh oligarki. Lalu akankah kita teruskan ?

Hari ini nampaknya kesadaran pentingnya presiden yang punya gagasan mulai bangkit kembali, intelektual, budayawan, aktivis, dan mahasiswa mulai siuman setelah mengalami tidur panjangnya akibat dinina bobokkan oleh kekuasaan yang dipimpin oleh pemimpin nir gagasan.

Bangkit dan melawan adalah pilihan, demokrasi adalah jalan, maka cara melawan rakyat adalah jangan pilih pemimpin yang tidak punya gagagsan, jangan pilih pemimpin yang hanya akan melanggengkan kekuasaan oligarki tanpa gagasan.

Perubahan adalah keniscayaan, keberlanjutan dan perbaikan adalah pilihan. Maka kita berharap adanya perubahan dan melanjutkan yang baik dan memperbaiki memperbaiki yang salah.

Kembalikan reformasi pada jalannya, hadirkan kembali amanah konstitusi. Kembalikan amanah konstitusi dan amanah reformasi kepada mereka yang rekam jejaknya adalah anak kandung reformasi. (*)