Debat Capres Perdana Menarik, Tapi Tidak Mendalam
Narasi debat capres yang mudah dimengerti oleh rakyat, dialah capres yang akan diterima rakyat banyak dan mungkin akan dipilih rakyat.
Oleh: Ubedilah Badrun, Dosen Sosiologi UNJ (Universitas Negeri Jakarta)
DEBAT Capres tadi malam secara umum cukup menarik, tetapi ini lebih terlihat sebagai forum konfirmasi visi misi capres yang tertulis, tidak mendalami isu-isu penting terkait Hukum, HAM, Korupsi, dan Demokrasi.
Misalnya, mengapa tidak mendalami isu hukum tertentu yang sangat krusial seperti kasus Ferdy Sambo, kasus TPPU hingga Rp 340 triliun, Pelanggaran HAM berat era 1998 dan era Joko Widodo, problem hukum yang tumpul ke atas tajam ke bawah, dan korupsi politik dalam pemilu termasuk korupsi yang merajalela atau KKN di lingkaran elit kekuasaan.
Ketidakmendalaman itu diperparah dengan peran yang tidak optimal dari para panelis.
Terkait dengan penilaian terhadap masing-masing calon presiden saya menilai Debat pertama ini memang dimenangkan oleh Anies Baswedan, runner up-nya Ganjar Pranowo dan posisi ketiga ada pada Prabowo Subianto.
Namun perlu diingat kemenangan dalam debat tidak menjadi ukuran untuk memenangkan pilpres. Efek debat akan terjadi masif jika ada amplifikasi narasi debat capres ke publik secara luas dan mudah dimengerti oleh rakyat secara umum.
Narasi debat capres yang mudah dimengerti oleh rakyat, dialah capres yang akan diterima rakyat banyak dan mungkin akan dipilih rakyat.
Secara umum debat capres meski tidak terlalu banyak mempengaruhi publik dalam menentukan pilihan tetapi 5% sampai 10 % rakyat Indonesia adalah pemilih rasional yang menentukan pilihan karena gagasan sang calon. Jadi Debat tetap memberi pengaruh. (*)