Gibran Bisa Menang Dengan Angka Hasil Kloning

Ini yang paling berbahaya bahwa angka kemenangan salah satu capres 2024 jauh hari sudah dipersiapkannya menggunakan data dan algoritma untuk mengotomatisasi tugas seperti menargetkan angka kemenangan Paslon 02.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

KETIKA paslon 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka hampir dipastikan bakal kalah pada Pilpres 2024, Rabu, 14 Februari 2024. Jika tidak terpental dalam putaran pertama, dipastikan akan kalah ketika putaran kedua. Kemenangan pasangan 01 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) tidak akan mampu dibendung dengan cara apapun.

Judul artikel di atas memang sengaja saya sebut, “Gibran Bisa Menang” – sebab sejatinya Presiden Joko Widodo tetap cawe-cawe itu bukan untuk Prabowo, tapi Gibran, putera sulungnya yang masih menjabat Walikota Solo. Jokowi akan kerahkan seluruh potensi kekuatannya hanya untuk Gibran, bukan Prabowo.

Makanya, Presiden Jokowi tiba-tiba muncul membuat kegaduhan bahwa presiden boleh kampanye dan memihak pada salah satu Capres. Bukan target dan sasaran yang sesungguhnya.

Hal itu adalah sinyal kepanikan pertahanan Jokowi untuk bisa menang tinggal satu cara "melalukan kecurangan". Tidak peduli resiko dan dampak politiknya yang sangat berbahaya.

Persis dengan prinsip Machiavelli. Ia dikenal sebagai politikus yang tak segan menghalalkan segala cara asal menang dan mencapai tujuan.

Target dan sasarannya adalah mengamankan angka kemenangan Paslon 02 pada angka di atas 51 % lebih yang telah dipatok dan harus menang dalam satu putaran tidak boleh meleset dan gagal.

Bagi Jokowi keadaan sangat menakutkan karena kapalnya dengan politik dinastinya sudah diterjang gelombang tsunami, akan tenggelam. Elektabilitas Prabowo terus menurun, bahkan makin runyam dihantam citra politik Gibran sebagai Cawapresnya terus diterpa prahara macam-macam stigma negatif sebagai “anak haram konstitusi”, bodoh, songong, sombong dan tidak memiliki etika.

Rekaya yang akan terjadi untuk memuluskan rencana curang perangkat kecerdasan buatan, yaitu Artificial Intelligence (AI) – konon dari China sudah masuk ke Indonesia.

Terkait dengan pilpres, alat kecerdasan buatan sudah bekerja membuat gambar, video, dan audio palsu yang cukup realistis untuk menipu pemilih dan mungkin mempengaruhi pemilihan.

Fakta selama ini telah muncul foto, audio, video hoaks, yang cukup meyakinkan. Suara salah satu capres yang dikloning dengan gambar, video, dan audio hiper-realistis dalam setiap kampanye di dikendalikan langsung dari lokasi kampanye untuk mengacaukan dan menghancurkan sebagai trik kotor merusak kampanye lawan.

Digunakan untuk menyesatkan pemilih, meniru identitas kandidat, dan melemahkan lawan dalam skala dan waktu tertentu, dengan skala besar, dan mendistribusikannya di platform sosial, itu akan berdampak besar.

Ketika waktunya pencoblosan akan muncul pesan robocall otomatis, dengan suara kandidat, bisa menginstruksikan pemilih untuk memberikan suara pada capres yang telah ditentukan, setelah melalui proses manipulasi secara digital.

Persiapan untuk curang pada Pilpres mendatang karena penguasa dengan Capresnya harus menang dengan segala cara, konon sudah disiapkan data dan algoritma untuk mengotomatisasi tugas seperti menargetkan pemilih untuk kemenangan Paslon 02.

Kejahatan paling buruk adalah memanipulasi angka hasil pemilihan presiden dengan angka palsu hasil kloning angka rekayasa curiannya.

Ini yang paling berbahaya bahwa angka kemenangan salah satu capres 2024 jauh hari sudah dipersiapkannya menggunakan data dan algoritma untuk mengotomatisasi tugas seperti menargetkan angka kemenangan Paslon 02.

Saat KPU tinggal menyesuaikan dan kerja Artificial Intelligence ( AI ) yang akan kerja secara otomatis untuk menjaga ritme angka hasil kloning akan sangat epat dan mendadak saat proses perhitungan angka kemenangan dengan angka 50,1 % atau lebih. (*)