Lawan Rezim Gila!

Kalau rezim menganggap rakyat lemah dan rentan, penguasa akan makin bersikap agresif dan semena mena. Kalau perlawanan rakyat kuat mereka akan mundur dan akan memperlakukan rakyat lebih baik dan manusiawi.

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

MELAWAN rezim zalim harus dengan cara mengintimidasi sejak awal dengan reputasi perlawanan riil sedikit gila karena melawan orang gila hanya dengan cara gila yang tidak layak.

Ketidakpastian lebih baik daripada ancaman terang-terangan – kalau rezim tidak mengetahui apa yang akan terjadi mereka akan mencoba atau menjajakinya. Mainkan ketakutan dan kecemasan alami untuk menjadikan mereka berpikir dua kali, jangan pernah pedulikan jenderal atau Presiden sekalipun.

Jangan sekali-kali kita memberikan sinyal kelemahan kita, karena hal itu akan mengundang lebih banyak ancaman dan serangan. Tidak ada alasan mengalah, menyerah tanpa perlawanan.

Jangan lakukan kebiasaan buruk yang tidak pernah bergerak, hanya bengak-bengok mengancam tanpa berani konflik dan perlawanan secara riil. Menghindari konflik tentang keadilan hanya dengan mengeluh adalah kedunguan, kebodohan, dan ketololan yang nyata.

Kita semua harus sadar rezim yang terus-menerus mengancam dan mengintimidasi rakyat penuh kekerasan adalah: penguasa melihat dan mengetahui kita lemah dan rentan, kita terus-menerus memberikan sinyal perilaku kita saat ini dan sebelumnya yang lemah, maka penguasa akan terus- menerus menekan dan menindas seenaknya.

Kondisi tersebut harus dibalikkan dengan perlawanan yang riil, bukan hanya mengancam tetapi dengan tindakan sedikit gila dan brutal.

Jangan lagi muncul spanduk demo bertuliskan: demo dengan damai itu sinyal bentuk lain dari ketakutan dan mental yang sudah menyerah kalah.

Tindakan adalah lebih layak dipercaya daripada sekedar perkataan mengancam atau berkoar-koar akan balas melawan dengan cara tidak ada tindakan ada perlawanan, itu adalah simbol dan sinyal kelemahan, hanya akan dianggap sumpah serapah tanpa daya.

Menghadapi rezim saat ini yang makin berani dan ugal-ugalan, mutlak harus ada perlawanan:

Pertama; Adanya perlawanan dengan manuver berani, melakukan tindakan tak terduga, tidak mengenal takut penuh keyakinan. Rezim akan mengetahui adanya kekuatan dan ancaman yang serius dan nyata.

Kedua; Membalikkan ancaman, tunjukkan ke penguasa timpakan sedikit kepedihan. Kirim pesan mengancam mengindikasikan sanggup melakukan yang lebih parah.

Ketiga; Berpenampilan yang sulit diduga dan tidak rasional. Perilaku siap jihad atas kezaliman yang terjadi. Siap menyeret mereka menghancurkan reputasinya.

Keempat; Mainkan paranoia alami orang. Ambil perlawanan dan tindakan tidak langsung dirancang. Ancaman terselubung dengan kepastian yang diciptakan, imajinasi mereka akan menjadi liar dan merasa berbahaya untuk meremehkan dan menyerang kita.

Kelima; Mencoba reputasi menakutkan. Bahwa rakyat benar benar siap melawan dengan people power atau revolusi.

Kalau rezim menganggap rakyat lemah dan rentan, penguasa akan makin bersikap agresif dan semena mena. Kalau perlawanan rakyat kuat mereka akan mundur dan akan memperlakukan rakyat lebih baik dan manusiawi.

Lebih baik ditakuti daripada dikasihani, apalagi menjadi budak penguasa uang zalim, tiran penindas rakyat. Lawan: Mencederai kesepuluh jari seseorang tidaklah seefektif memutuskan salah satunya. (*)