Mas Anies dan Cak Imin, Banyaklah Janji, Yang Lain Jangan!

Oleh karena itulah kepada Mas Anies dan Cak Imin banyak banyaklah janji, karena itu akan kami catat, kelak kalau "panjenengan" menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia di 2024, itu akan kami tagih semua. Kami yakin bahwa "panjenengan" tak akan mengingkari.

Oleh: Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi, Tinggal di Surabaya

AJANG kampanye adalah ajang paslon menebar janji, namun sayangnya banyak janji ditebar paslon setelah jadi, tak banyak yang bisa ditepati.

Inilah yang kemudian menjadikan banyak orang tak percaya terhadap janji paslon setelah terpilih. Akibatnya masyarakat menjadi apatis dan muncul perilaku transaksional. NPWP (Nomer Piro Wani Piro), nomor berapa berani berapa.

Pengalaman 9 tahun terakhir, rezim banyak janji dan tidak bisa menepati, banyak dialami oleh masyarakat, sehingga masyarakat pemilih banyak yang merasa kecewa, tidak percaya terhadap janji, akibatnya mereka menjadi apatis dan transaksional. .

Gagasan perubahan yang diusung oleh pasangan AMIN (Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar), adalah gagasan yang mengandung nilai akan merubah hal-hal perilaku masa lalu yang tak baik dan tak bisa dipercaya, menjadi sesuatu yang baik bahkan lebih baik dan bisa dipercaya.

Sebagai sebuah gagasan, perubahan yang ditawarkan oleh Mas Anies dan Cak Imin, paslon nomor urut 1 ini, tentu tidak bisa dianggap sebelah mata atau bahkan disamakan dengan janji-janji yang diberikan oleh rezim sebelumnya. Mas Anies dan Cak Imin bisa dilihat dalam rekam jejaknya.

Mas Anies adalah gubernur DKI Jakarta (2017-2022 ). Selama memimpin Jakarta, rekam jejaknya bisa dilihat. Tak ada satupun dari janji politiknya selama masa kampanye Pilgub di Jakarta yang tidak ditunaikan. Bahwa belum sempurna atau belum maksimal, itu hal biasa, sehingga itu bisa menjadi catatan bahwa rekam jejak Mas Anies bukankah pemimpin yang ingkar janji.

Janji Mas Anies tentang kesetaraan dan keadilan berkaitan dengan perlakukan kepada masyarakat semua bisa dituntaskan bahkan Mas Anies melayani masyarakat Jakarta dan siapapun yang datang ke Jakarta sebagai keluarga, Mas Anies mengatakan bahwa Jakarta adalah rumah bersama.

Kebiasaan razia pendatang dan operasi yustisi setelah lebaran di Jakarta yang pada saat gubernur sebelumnya selalu dilakukan, pada zaman Mas Anies gubernur operasi itu dihentikan. Mas Anies menunjukkan bahwa Jakarta adalah rumah untuk semua.

Hal lain adalah perlakuan kepada umat beragama, Mas Anies memberikan perlakuan yang adil dan setara. Semua rumah ibadah umat beragama diberi bantuan operasional tempat ibadah (BOTI). Ini menegaskan bahwa Mas Anies adalah gubernur bagi semua dan toleran.

Terhadap warga Jakarta yang tempat huniannya selama ini tidak bisa mengurus IMB selama ini, pada zaman Mas Anies Gubernur, mereka diberikan IMB. Bagi Mas Anies kepemilikan IMB oleh warga akan memberi kepastian hukum terhadap tanah yang didiami. Praktis semua janji Mas Anies selama memimpin Jakarta sudah ditunaikan, meski masih belum semuanya terlaksanakan.

Bagaimana dengan Cak Imin? Meski dalam kerjanya Cak Imin dirasa belum optimal, namun banyak catatan prestasi yang dilakukan selama menjadi Menteri Tenaga Kerja tahun 2009-2014.

Cak Imin menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia pada 22 Oktober 2009. Ia dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta. Cak Imin menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga 20 Oktober 2014.

Pada 20 Oktober 2014, Cak Imin digantikan oleh Hanif Dhakiri.

Prestasi Cak Imin selama menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) periode 2009-2014 cukup beragam dan menuai berbagai perspektif. Pendapat mengenai kinerjanya pun bervariasi, tergantung pada sudut pandang dan kepentingan masing-masing pihak.

Berikut beberapa poin yang kerap disebut sebagai prestasi Cak Imin selama menjabat Menakertrans:

Kesatu; Peningkatan Upah Minimum Regional (UMR): Di masa kepemimpinannya, UMR mengalami kenaikan yang cukup signifikan di beberapa daerah. Hal ini dinilai sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, kritik juga muncul terkait besaran kenaikan yang dianggap tidak merata dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak.

Kedua; Penurunan Pengangguran: Tingkat pengangguran nasional tercatat menurun selama periode Cak Imin menjadi Menakertrans. Program-program seperti Program Padat Karya dan Program Pengembangan Tenaga Kerja Mandiri diklaim berkontribusi terhadap penurunan ini. Meski demikian, data pengangguran juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, sehingga sulit untuk sepenuhnya diatribusikan kepada kebijakan Menakertrans.

Ketiga; Peningkatan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan: Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Hari Tua (JHT) mengalami perluasan cakupan dan peningkatan manfaat selama kepemimpinan Cak Imin. Hal ini dinilai sebagai upaya untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja dan keluarganya.

Keempat; Pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK): Cak Imin mendorong pembangunan BLK di berbagai daerah untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan menjembatani mereka dengan kebutuhan pasar kerja.

Kelima; Peningkatan Kerjasama Internasional: Cak Imin aktif menjalin kerjasama dengan negara-negara lain dalam bidang ketenagakerjaan, seperti program pengiriman tenaga kerja dan program pertukaran pelajar.

Terlepas dari apa yang dirasa belum maksimal dan tuntas, setidaknya selama menjadi menteri tenaga kerja dan transmigrasi Cak Imin bisa menuntaskan program kerja ketenagakerjaannya.

Pasangan Mas Anies – Cak Imin ini pasangan yang secara rekam jejak banyak terbukti memenuhi janjinya terhadap bidang yang digeluti, sehingga tak diragukan lagi bahwa janji-janji pasangan ini terhadap rakyat Indonesia yang dikemas dengan tagline Indonesia adil makmur untuk semua yang diterjemahkan dalam program kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran untuk semua, setidaknya layak untuk dipercaya, karena memang rekam jejak mereka selalu menepati janjinya.

Oleh karena itulah kepada Mas Anies dan Cak Imin banyak banyaklah janji, karena itu akan kami catat, kelak kalau "panjenengan" menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia di 2024, itu akan kami tagih semua. Kami yakin bahwa "panjenengan" tak akan mengingkari.

Mas Anies dan Cak Imin, banyak-banyaklah berjanji untuk kami rakyat Indonesia, Paslon yang lain jangan ya! (*)