Meracau Terus, Ternyata Fahri Hamzah Wahabi
Fahri Hamzah lagi-lagi melemparkan isu partai pengusung Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) ini sudah 'lempar handuk'. Kalimat itu ditujukan kepada Nasdem, partai pertama pengusung pasangan nomor urut 1 itu.
Oleh: Mangarahon Dongoran, Pemimpin Redaksi Freedom News
OCEHANNYA semakin melantur. Ngomong sana ngomong sini semakin tidak karuan. Dulu dia mengatakan Joko Widodo alias Jokowi plonga-plongo, walau hal itu tidak secara implisit ditujukan kepada presiden.
Pernah mengusulkan supaya KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi dibubarkan. Ocehannya itu membuat ramai. Usulnya tidak jadi, melainkan Jokowi berhasil melemahkan komisi anti rasuah itu. Koruptor girang dan Fahri Hamzah pun ikut gembira ria.
Kini, di tengah hiruk-pikuk kampanye Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden (Pemilu dan Pilpres) 2024, Fahri kembali bercuap-cuap tidak karuan. Ia tidak peduli hasilnya. Yang penting bualannya menjadi ramai.
Ada sejumlah ucapan nyeleneh yang dilontarkannya. Yang penting keluarkan saja. Mulai dari ajakan supaya rakyat memilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka secara aklamasi. Padahal, Prabowo sudah tiga kali kalah (pada 2009 sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri), 2014 dan 2019 sebagai capres.
Ya, Fahri sedang menggiring opini sesat. Entah logika apa yang digunakannya mengajak supaya memilih Prabowo secara aklamasi ini. Menjawab ajakannya itu ada baiknya kita meniru ucapan Prabowo, "Sorry ye, sorry ye, ...Fahri."
Kalaulah Prabowo mengucapkan dua kali seakan merujuk pada kekalahannya, ada baiknya kita tambah sekali lagi, "Sorry ye Fahri, rakyat tidak memilih Prabowo yang dipecat dari militer karena pelanggaran berat HAM (Hak Asasi Manusia), dalam kasus penculikan dan hilangnya sejumlah aktivis."
Layaknya seorang wahabi, Fahri masih terus mengoceh. Ia merasa benar sendiri. Sama dengan penganut wahabi dalam kelompok agama Islam yang menganggap paling benar.
Wahabi mengklaim mereka-lah yang akan masuk syurga, sedangkan yang lain masuk neraka. Wahabi paling mudah membid'ahkan orang lain.
Sama dengan Fahri Hamzah yang merasa jagoannya paling benar. Padahal, pendamping Prabowo itu adalah putra dari seorang yang ia sebut plonga-plongo. Cawapres yang lahir dari cacat konstitusi akibat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melanggar etika berat.
Fahri Hamzah memang orang hebat? Buktinya, dia masih yakin pilpres satu putaran. Padahal, survei telah menunjukkan, elektabilitas Prabowo – Gibran semakin merosot.
Ocehan tidak berhenti sampai di situ. Dia juga menulis akan ada capres yang kalah menjadi tersangka. Meski tidak dijelaskan siapa, tetapi dari narasinya, hal itu ditujukan kepada Ganjar Pranowo dalam kasus KTP-Elektronik.
Entah benar atau tidak ucapan Fahri yang sedang meracau itu.
Fahri Hamzah lagi-lagi melemparkan isu partai pengusung Anies Rasyid Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) ini sudah 'lempar handuk'. Kalimat itu ditujukan kepada Nasdem, partai pertama pengusung pasangan nomor urut 1 itu.
Ia membuat narasi itu karena pasangan AMIN tidak mampu mendongkrak elektabilitas partai yang dikomandoi Surya Paloh.
Entah mengapa Fahri Hamzah lebih senang mengurus orang lain, ketimbang Partai Gelora, tempat ia bersandar. Padahal, lebih baik mengurus partai nol koma sekian itu, ketimbang mengurus partai Nasdem yang dalam survei masih tetap lolos ke Senayan. Atau sudah frustrasi karena tidak akan lolos ke DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
Ya, itulah Fahri Hamzah, seorang wahabi politik. Seorang yang merasa paling benar sendiri.
Pantaslah ketika ada pertanyaan candaan yang ditujukan kepada petinggi PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang dijawab wahabi sudah keluar dari partai tersebut. Fahri Hamzah adalah salah satu petinggi Gelora yang dibesarkan PKS. (*)