“Move On” Dari Pilpres Curang TSM?
Jadi, tak perlu Anda ajari kami soal “move on” dari suatu situasi. Perampokan pilpres 2024 harus terus menjadi pembicaraan. Kami akan berusaha menjelaskan kepada publik bahwa pilpres tidak boleh dirampok dengan kecurangan TSM. Supaya tidak terulang lagi di masa depan.
Oleh: Asyari Usman, Jurnalis Senior Freedom News
SALAH satu cara para buzzer pro-curang TSM untuk melegalkan perampokan Pilpres 2024 adalah dengan terus-menerus menggunakan narasi “move on”. Mereka katakan itu kepada orang-orang yang terus mempersoalkan kecurangan keji itu.
Mereka, para buzzer, akan mengatakan macam-macam. Ada yang bilang, “enggak move on ya?”, “itu pendukung Anies tak bisa move on”, “sudahlah, move on saja”, dan lain sebagainya.
Saya jawab: Kalian dirampok habis dengan tindak kekerasan. Kemudian melapor ke Polisi dengan barang bukti. Terus dibawa ke pengadilan yang majelis hakimnya membebaskan terdakwa dari semua tuduhan. Akankah kalian diam saja dengan alasan “ayo, move on!”?
Tidak mungkin. Yang dirampok dan masyarakat pastilah akan terus membicarakan itu. Harus terus mempersoalkannya meskipun energi terkuras. Tidak masalah. Kejahatan besar itu tidak boleh dilupakan.
Para perampok harus diteriaki. Harus diceritakan kepada generasi penerus bahwa pilpres 2024 adalah perampokan besar. Bahwa rezim Joko Widodo melakukan kesemena-menaan untuk memenangi pilpres.
Harus terus diributkan. Ditulis di media sosial dan media mainstream. Dibahas di percakapan publik. Dibicarakan di semua talk-show politik. Dan seterusnya.
Jangan didiamkan. Kejahatan konstitusi yang melahirkan pemerintahan tanpa legitimasi akan menjadi catatan penting sejarah bangsa ini. Tipu-tipu yang berkedok demokrasi tidak boleh dihalalkan.
Yang ilegal tetap ilegal meskipun orang dipaksa menerimanya. Jangan pernah ikut menghalalkan yang haram menurut konstitusi dan etika politik.
Masa iya yang dirampok di siang bolong diminta untuk melupakan itu dengan alasan harus “move on”? Masa iya korban perampokan dipaksa diam?
Ada buzzer yang mengatakan “kalah ya kalah, jangan ngeyel”. Nanti stre__ss dan terganggu jiwa.
Narasi seperti keluar dari mulut orang-orang yang beraliran “pokoknya menang”. Inilah jenis orang yang akan mengkonsumsi apa saja asalkan bisa dikunyah. Dia tidak peduli apakah yang disantap itu hasil curian atau bukan. Orang seperti inilah yang akan melanjutkan kerusakan yang diciptakan oleh rezim Jokowi.
Stress karena jagoan tidak menang? Alhamdulillah tidak ada itu. Dan, insya’ Alkah tak bakalan stress. Sebab, kami semua adalah orang-orang yang selalu waras dan berakal sehat.
Cuma, kami tidak akan pernah menerima dan membenarkan kecurangan TSM pilpres 2024. Bahwa kami terpaksa hidup di bawah rezim ilegal, itu urusan lain.
Jadi, tak perlu Anda ajari kami soal “move on” dari suatu situasi. Perampokan pilpres 2024 harus terus menjadi pembicaraan. Kami akan berusaha menjelaskan kepada publik bahwa pilpres tidak boleh dirampok dengan kecurangan TSM. Supaya tidak terulang lagi di masa depan.
Dalam konteks inilah kami akan “move on”. Move on dalam arti terus bergerak menceritakan kebobrokan rezim ini. (*)