Pilpres Bisa Dibatalkan
Atas segala kemungkinan yang bisa terjadi rakyat harus waspada tidak boleh berdiam diri karena itu pengkhianatan terbesar pada diri sendiri. Rakyat harus dibangkitkan untuk berjuang membangun jalan setapak yang mampu menembus bayang-bayang suram masa depan bangsa.
Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
"THE ballot is stronger then the bullet", kata Presiden Abraham Lincoln. Ya, dalam pemilu, suara lebih kuat dari peluru. Baik dengan cara yang sah atau kecurangan.
Tragis benar, otoritas 'hak-hak rakyat' terpenjara sistem yang buruk, yang tak 'bermodal kesalehan sosial, demokratis untuk tegaknya daulat rakyat, ber-'good governance – melayani rakyat' dan yang berkeadilan!'.
Kekuatan dan rekayasa oligarki terasa sangat dahsyat, termasuk proses adu domba, macam macam rekayasa penyesatan sampai terjadi kekuatan masyarakat hanyut tersesat tanpa bisa mengetahui ketersesatan yang sedang terjadi (ultra modern slavery system).
Kekacauan menjelang Pilpres 2024 kini sedang terjadi karena ada potensi kekuasaan tidak ingin kehilangan kendali kekuasaannya. Oligarki tidak tinggal diam dalam mengendalikan dan tetap harus memegang kendali kekuasaan di Indonesia.
Intimidasi dan politik uang sedang terjadi secara vulgar tanpa kendali apapun caranya salah satu Capresnya harus menang.
Saat bersamaan terbaca ketika skenario kemenangan Capresnya dalam ancaman dan sangat membayakan, kekuasaan dan oligarki terasa ada skenario baru akan berbelok arah.
Diduga akan menciptakan kekacauan menjelang Pilpres, sekaligus sedang mengirim pesan bahwa selain Capres milik Oligarki tidak akan bisa menang dalam Pilpres 2024.
Target politik kekuasaan bersama kekuatan Oligarki munculnya keyakinan keputusasaan paslon lain yang dipastikan kalah, menyatakan mundur karena dipastikan percuma dan akan sia-sia hanya jadi permainan dan dagelan Oligarki.
Kerusuhan masal bisa terjadi setiap saat, situasi yang didiciptakan dan skenario penguasa untuk dijadikan alasan Pilpres harus ditunda dengan mengeluarkan instrumen konstitusi Kepres atau instrumen konstitusi lainnya yang mereka anggap sah.
Dalam proses politik semua opsi dan kemungkinan bisa saja terjadi, opsi memperpanjang jabatan memang masih hidup.
Kalau itu terjadi bisa saja penguasa bisa salah strategi "penguasa dan Oligarki bukan mendapatkan kekuasaan tetapi kekuasaan akan diambil alih rakyat".
Apabila ada chaos yang berkepanjangan TNI bisa saja menyatu dengan kekuatan rakyat ambil-alih kekuasaan.
Atas segala kemungkinan yang bisa terjadi rakyat harus waspada tidak boleh berdiam diri karena itu pengkhianatan terbesar pada diri sendiri. Rakyat harus dibangkitkan untuk berjuang membangun jalan setapak yang mampu menembus bayang-bayang suram masa depan bangsa.
Runtuhnya sebuah negara, tidak selalu dari hukum sebab-akibat. Melainkan ada fenomena yang tidak tak terbaca. Indonesia saat ini ada dalam kendali Oligarki yang bisa membatalkan Pilpres sekalipun tinggal berhitung hari. (*)