Prabowo Jangan Jadi Singa Sirkus Jokowi
Pak Prabowo tidak perlu digulingkan akibat melindungi rezim zalim. Peristiwa di Suriah tak boleh terjadi di sini. Bashar al Assad anak diktator Hafez al Assad memperkaya keluarga, menciptakan konflik anak bangsa, serta mengundang negara asing.
Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
SEMUA tahu bahwa Prabowo Subianto bisa menjadi Presiden itu tidak lepas dari bantuan Joko Widodo. Saat Jokowi menjabat sebagai Presiden, segala potensi kekuasaan yang dimiliki Jokowi digunakan untuk memenangkan. Curang pun bukan hal yang musykil.
Meski demikian Jokowi bukan satu-satunya faktor. Ada mesin partai, harapan figur baru, antitesis polisi, ataupun simpati atas kekalahan berulang.
Jokowi semasa menjabat hingga kini masih menampilkan diri sebagai penguasa. Kuku ditancapkan melalui Menteri dan Kepala Daerah titipan. Presiden pun tetap berada di bawah ketiaknya. Ia punya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menakut-nakuti.
Ditambah dengan Naga pelilit Garuda yang terus menyemburkan uang untuk membayar aparat dan pejabat.
Jokowi di mata rakyat bukanlah Presiden yang baik, apalagi berprestasi, melainkan perusak dan sumber masalah. Berantakan ekonomi, budaya, politik dan agama oleh ulah dan tipuan dinginnya. Seperti sederhana tapi serakah dan kaya raya. Manis muka tapi pahit hati, membuka ruang korupsi lalu menyandera. Banyak yang tidak tahu bahwa upeti dan gratifikasi itu membanjiri rekeningnya.
Jokowi adalah tukang sihir sehingga Bahlil Lahadalia pun mempropagandakan bahaya jika melawan Jokowi sang Raja Jawa.
Sihirnya itu bisa mematikan siapapun tidak terkecuali Prabowo Subianto. Habis-habisan ia memuji Jokowi dari persepsi hingga testimoni. Prabowo yang galak begitu, menurut kepadanya. Presiden masih rasa Menteri.
Gibran Rakabuming Raka "Fufufafa" ternyata bukan hanya dimaklumi tetapi dilindungi.
Saatnya Prabowo bangkit menjadi dirinya sendiri, bebas dari sihir Jokowi. Apa harus undang teman untuk bantu meruqyah? He he. Harus cepat, pak tidak perlu 100 hari apalagi setahun.
Nanti terlambat jika berlama-lama. Ingat Gotabaya Rajapaksa atau Bashar al Assad yang harus lari terbirit-birit dikejar oleh rakyatnya sendiri yang marah dan memberontak? Saat itu tidak berguna kekayaan dan segala alat kekuasaan.
Pak Prabowo tidak perlu berapologi bahwa semua punya kesalahan lalu, kemudian memaklumi atau melindungi.
Kesalahan Jokowi bukan pribadi tetapi kepada seisi negeri. Ia membiarkan korupsi bahkan diduga korupsi, terang-terangan membangun politik dinasti, menginjak-injak demokrasi dan melanggar hak asasi. Ambyar dalam hutang luar negeri dan kolusi yang dibahasakan dengan investasi. China telah mengatur pribumi.
Merdekakan diri Pak Prabowo sebelum berteriak tentang kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Jangan jadi singa sirkus Jokowi. Lepaskan Jokowi dengan menyerahkan pada proses hukum.
Bukankah masih terdengar suara Prabowo tentang "tidak ada yang kebal hukum". Dukung untuk penegakan hukum atas kasus-kasus Jokowi, baik ijazah palsu, politik dinasti, pembiaran korupsi, pelanggaran hak asasi, maupun pengkhianatan atas Ibu Pertiwi.
Pak Prabowo tidak perlu digulingkan akibat melindungi rezim zalim. Peristiwa di Suriah tak boleh terjadi di sini. Bashar al Assad anak diktator Hafez al Assad memperkaya keluarga, menciptakan konflik anak bangsa, serta mengundang negara asing.
Kini ia kabur ke Rusia. Menyesal akibat dari kesalahan kebijakan yang berbasis pada kekuatan senjata, mengabaikan suara rakyat, serta berpihak pada minoritas untuk menguasai mayoritas.
Jokowi bukan pemimpin yang jujur dan kredibel, ia pemimpin bertipe pembohong dan pengkhianat. Rakyat akan terus mengejar. Mungkin ia sedang berpikir untuk kabur ke China atau Singapura.
Seharusnya Prabowo jangan bela Jokowi. Itu sudah pasti akan menyakiti hati rakyat.
"Don't hurt people's hearts, if people bite it will definitely hurt" – Jangan sakiti hati rakyat, jika rakyat menggigit pasti sakit. (*)