Prabowo Menendang atau Ditendang

Kalau Prabowo ingin selamat setelah berkuasa "Jauhkan pengaruh Jokowi, LBP, Oligarki dan singkirkan Gibran. Prabowo harus berani melawan kekuatan kekuasaan begundal yang akan merusak bahkan akan menghancurkan Indonesia".

Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih

ADA grand design the power of digital distraction (grand design kekuatan gangguan digital). Dalam “ilmu otak” atau NLP (Neoro Linguistic Programe) adalah “Logical Fallacie” atau (penyesatan logika).

Ketika ada kebuntuan berpikir dan perlawanan selalu kandas kita dibuat sibuk dengan hal-hal receh atau ecek ecek terumpan (ter-decoy) dengan hal-hal yang substantif, penyesatan logika masuk ke ranah media sosial.

Perlawanan yang dilakukan sekedar melawan tanpa target mampu melumpuhkan, munculah perlawanan sekedar ancaman, caci-maki, hujatan. Bagi penguasa hanya dianggap sampah atau sekedar limbah demokrasi.

Melawan kerusakan Indonesia saat ini harus dilakukan perubahan yang radikal (amelioratif) yang mendasar dan harus berani keluar dari sekedar gerakan moral atau ancaman untuk melumpuhkan penguasa yang tidak bermoral.

Pergerakan harus melepas sekedar ancaman ompong, mengubah diri dengan realistis dari “Logical Fallacie” atau penyesatan logika, "melakukan perlawanan dengan strategi, target, sasaran yang jelas dan kemenangan yang terukur".

Ketika gerakan moral sudah sampai pada jalan buntu dipastikan akan metamorfosis menjadi suatu gerakan fisik. Perlawanan rakyat tetap akan nyasar ke Joko Widodo dan Gibran Rakabuming Raka.

Peta kekuatan dan kekuasaan di Indonesia sudah dipahami oleh masyarakat luas bahwa Prabowo bukan pemenang Pilpres 2024. Pemenangnya adalah Jokowi. Jokowi pun sesungguhnya bukan pemenang, pemenangnya adalah Oligarki dan RRC.

Apabila Prabowo sudah naik tahta berkuasa, tetap dalam kooptasi, belenggu, kontrol dan kendali Jokowi dan Oligarki. Pada posisi Prabowo yang sangat lemah legitimasinya sebagai Presiden RI, dipastikan akan terus terkena gempuran dan gelombang tsunami perlawanan rakyat.

Prabowo akan menendang atau ditendang tergantung tekad, semangat dan keberaniannya untuk menyelamatkan Indonesia dari penjajah gaya baru.

Prabowo mulai diatur kekuasaan yang merasa sebagai bandarnya, melalui Luhut Binsar Panjaitan sebagai operator oligarki dan RRC mulai menebar aksinya dan berani mengultimatum Prabowo agar tak menempatkan orang toxic di kabinet.

Kalau Prabowo ingin selamat setelah berkuasa "Jauhkan pengaruh Jokowi, LBP, Oligarki dan singkirkan Gibran. Prabowo harus berani melawan kekuatan kekuasaan begundal yang akan merusak bahkan akan menghancurkan Indonesia".

Cara keluar dari bayang-bayang Pilpres (2024) curang dan brutal, kembali pada keyakinan bahwa saya (Prabowo) adalah pemenang Pilpres 2019 dan dicurangi Jokowi.

Lepaskan segala beban hutang budi dan kembali ke akal normalnya ketika posisinya juga dalam kendali penyesatan logika dan tekanan para bandar dan bandit politik oligarki. (*)