Prabowo Tamat, Jokowi Tidak Akan Selamat

Jokowi akan sedaya upaya tetap memenangkan paslon 02 dengan menghalalkan segala cara. Tapi, hanya Allah yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Manusia membuat makar dan Allah pun membuat makar, dan makar Allah pasti yang akan menang.

Oleh: Sholihin MS, Pemerhati Sosial dan Politik

PASLON 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka hampir dipastikan bakal kalah pada Pilpres 2024. Jika tidak tereliminasi dalam putaran pertama, dipastikan akan kalah pada putaran kedua. Sinyal-sinyal kekalahan paslon 02 semakin Allah tampakkan.

Segala daya upaya Joko Widodo untuk melakukan kecurangan tidak akan mampu menolongnya, karena kesetiaan orang-orang dekat Jokowi semakin hari semakin luntur disebabkan kemenangan pasangan 01 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar tidak akan mampu dibendung dengan cara apa pun.

Segala kebohongan lembaga-lembaga survei sewaan Istana mulai terkuak satu persatu. Mereka mulai terdesak dan harus segera banting stir, sebelum akhirnya di-bully oleh rakyat.

Paling tidak sudah ada 3 surveyor sewaan Istana yang mulai buka kartu: Yunarto Wijaya dari Charta Politica, Saiful Mujani dari SMRC, dan Burhanuddin Muhtadi dari Indikator. Ketiga surveyor itu mulai mengungkap tentang kemungkinan Anies yang akan terpilih sebagai Presiden.

Bahkan, Saiful Mujani malah menginginkan agar pemilu bisa jurdil harus tanpa Jokowi (caranya Jokowi harus dimakzulkan dulu). Selama Jokowi ikut cawe-cawe karena memperjuangkan Gibran, kecurangan secara TSM (terstruktur sistematis massfif) tidak bisa dihindari.

Bukan saja dari para surveyor yang mulai melakukan “pengingkaran” terhadap skenario Jokowi, tapi juga dari para pembantu Jokowi sudah mulai berpaling: para menteri, lembaga negara, parpol dalam koalisi pemerintah, sampai kepada para pendukung fanatiknya.

Para Menteri sudah berancang-ancang mundur tinggal menunggu momentum. Ekonom Faisal Basri menyebut, ada 15 menteri segera mundur (cari selamat dari kapal yang hampir tenggelam?).

Di antara menteri yang sudah mulai berani berbeda dengan Jokowi adalah: Mahfud MD, Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, dan Retno Marsudi. Ada beberapa menteri lagi yang akan melakukan hal yang sama.

Jika ditambah Menteri-menteri dari PDIP, PKB, dan Nasdem sekitar 15 orang. Jika mereka semua mundur dipastikan Kabinet Jokowi bakal ambruk. Saat ini mulai muncul gerakan arus bawah yang sangat massif.

Ada yang tersembunyi, ada juga yang terang-terangan untuk menolak perintah Jokowi (melakukan kecurangan). Gerakan mahasiswa dari 819 kampus di seluruh Indonesia sudah mulai bergerak. Selanjutnya bakal diikuti oleh buruh, ojol, emak-emak, dan umat Islam.

Desakan pemakzulan yang dimotori oleh Petisi 100 tokoh bangsa sudah sampai di tangan DPR, tinggal menunggu momentum.

Hampir dipastikan banyak dari kalangan arus bawah yang dipaksa mendukung paslon 02 mulai berontak dan tidak akan mematuhi perintah atasannya setelah makin jelas tanda-tanda kekalahan paslon 02.

Sinyal kekalahan Paslon 02 semakin menjadi kenyataan. Beberapa indikator berikut sebagai sinyal kekalahan Paslon 02:

Pertama; Pengakuan dari lembaga-lembaga survei sewaan Istana.

Hampir semua lembaga survei bayaran sekarang mulai mengunggulkan Anies, kecuali lembaga survei Indo Barometer yang masih mengkhayal Paslon 02 bisa menang 1 putaran. Itupun sekarang sudah mulai goyah.

Jika merujuk lembaga-lembaga survei independen (seperti ILC, Republika, Iwan Fals, Google Trend, Didin Damanhuri, dll) Anies bahkan bisa menang satu putaran.

Kedua; Pasca debat capres kedua elektabilitas Paslon 02 menurun drastis. Trend penurunan elektabilitas Prabowo akan terus terjadi, ada yang memrediksi bisa turun sampai angka 11%, bahkan bisa jadi paslon 02 tidak lolos ke putaran kedua. Jika pun lolos, dalam putaran kedua, menurut para pengamat paslon 02 dipastikan kalah.

Ketiga; Karakter “sadis” Prabowo semakin banyak dibongkar, baik dari tokoh dalam negeri maupun luar negeri. Dari dalam negeri tidak kurang dari Jenderal TNI Purn Wiranto, Agum Gumelar dan Hendropriyono yang mengungkap keburukan Prabowo.

Dari luar negeri ada tiga media terbesar, yaitu The Guardian (Inggris Raya), The New York Times (Amerika) dan The Falls Friend (Belanda) yang juga membongkar karakter buruk Prabowo termasuk kongkalingkong di MK, dan gimmik gemoy hanya sebagai upaya untuk menutupi karakter aslinya.

Demikian juga harian The Economist yang mengungkap kejahatan Prabowo yang terjadi pada tahun 1998.

Keempat; Prabowo ternyata capres yang emosional (dan pendendam).

Orang yang emosional sangat berbahaya. Oleh karena itu tidak layak untuk memimpin Indonesia. Dia berbahaya untuk orang lain dan dirinya sendiri. Orang yang emosional akan membuat sakit hati banyak orang, sedang bahaya bagi diri yaitu bisa menyebabkan stroke.

Oleh karena itu, mantan wapres Jusuf Kalla dan Sri Mulyani berpesan untuk tidak memilih pemimpin yang emosional.

Kelima; Usia yang sudah sepuh ditambah sering terserang sakit kaki dan pernah dua kali stroke, sangat mengkhawatirkan. Dari beberapa kali tampil di publik, Prabowo tidak bisa berjalan normal, jalan dengan tertatih-tatih. Bagaimana mungkin orang yang sakit-sakitan bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik? Bahkan, dikabarkan Prabowo sudah dua kali terkena stroke.

Keenam; Dari segi daya tangkap terhadap pembicaraan orang lain sangat rendan dan sering tidak nyambung.

Sudah berkali-kali tampil di hadapan publik seperti ketika di acara KADIN, debat capres, dll antara pertanyaan dan jawaban sering tidak nyambung dan gagasannya sangat terbatas. Ini bisa karena faktor usia, kecerdasan, atau mengidap penyakit tertentu.

Ketujuh; Prabowo bukan seorang yang ikhlas tapi ambisius.

Orang yang ikhlas tak akan mencalonkan sampai 4 kali. Orang yang ikhlas itu bukan menginginkan jabatan, tapi diminta oleh rakyat. Orang yang ikhlas berkorban tidak akan mengungkit jasa-jasanya di masa lalu.

Kedelapan; Prabowo bukan tipe yang menjunjung tinggi etika bernegara, termasuk membiarkan Jokowi melakukan kecurangan dan melanggar etika.

Sudah terbukti Paslon 02 banyak melanggar berbagai aturan pemilu, mulai dari money politic, menyuap, menyalah-gunakan wewenang, melakukan intimidasi, dan melawan hukum.

Jokowi sebagai sponsor paslon 02 sudah tidak peduli lagi hukum, aturan main, norma, etika dan menghalalkan segala cara demi ambisi kekuasaan. Masih percaya paslon 02?

Kesembilan; Prabowo sebagai pelanjut Jokowi hampir dipastikan akan tetap mempertahankan pembangunan dari berhutang.

Bahkan Sri Mulyani memprediksi jika Prabowo jadi Presiden, hutangnya akan dua kali lipat dari era Jokowi.

Hutang yang menggunung apalagi bukan untuk kegiatan produktif, akan membebani rakyat: berbagai bantuan dikurangi, harga-harga barang melambung, berbagai kemudahan dicabut sehingga rakyat semakin sulit dan menderita.

Kesepuluh; Prabowo dan Gibran tidak punya prestasi dan rekam jejak sebagai seorang yang bersih, tidak mungkin mampu memberantas korupsi.

Prabowo diduga terlibat korupsi di Kemenhan dan food estate, Gibran diduga terlibat banyak korupsi di berbagai kasus. Apa yang hendak ditawarkan kepada rakyat untuk membangun pemerintahan yang bersih? Itu hanya omong kosong.

Kenyataan-kenyataan di atas menjadikan rakyat enggan memilih paslon 02. Tanpa kecurangan yang dilakukan oleh Jokowi melalui aparat-aparatnya dan KPU, mustahil Prabowo – Gibran akan menang.

Jokowi akan sedaya upaya tetap memenangkan paslon 02 dengan menghalalkan segala cara. Tapi, hanya Allah yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Manusia membuat makar dan Allah pun membuat makar, dan makar Allah pasti yang akan menang.

Tahun 2024 Prabowo bakal kalah lagi, perjalanan politiknya pun tamat sudah. Bagaimana dengan Jokowi? Jika Prabowo kalah maka Jokowi tidak akan selamat. Penjara sudah menanti Jokowi, keluarga, dan kroni-kroninya. (*)