Spanduk Prabowo – Gibran Luar Biasa Mewah dan Masif, Kok Bisa?
Sebut saja untuk mencetak sampai memasang spanduk itu diperkirakan sekitar 75 ribu rupiah per lembar. Jadi, pemasangan 200 lembar per desa atau kelurahan diperlukan dana 15 juta rupiah. Itu berarti untuk 83,794 desa dan kelurahan diperlukan biaya sebesar 1.2 triliun rupiah lebih.
Oleh: Asyari Usman, Jurnalis Senior Freedom News
DALAM bebepara hari ini saya mengamati jalan-jalan di Kota Medan dan beberapa desa di Kabupaten Batubara. Untuk memerhatikan spanduk para paslon capres 2024.
Apa yang terjadi? Sungguh luar biasa pemasangan spanduk paslon 02, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Ada di mana-mana. Cepat pula. Dan paling banyak jumlahnya.
Di satu ruas jalan di Medan, ada spanduk 02 yang berjarak hanya 30 meter. Di desa jarak itu sekitar 100 meter. Dengan format dan ukuran yang berbeda-beda. Ada yang berbentuk “portrait” (berdiri). Ukurannya 1 meter x 1.5 meter; 1.5 meter x 2 meter, dan sebagainya.
Ada pula dalam bentuk “landscape” (memanjang). Juga dengan ukuran yang bermacam-macam. Harus diakui pembuatannya sangat profesional dan tidak mungkin berbiaya murah. Sebab, bahannya pun tampak sangat bagus. Terlihat bukan bahan murahan.
Nah, mengapa saya merasa perlu mengamati spanduk Prabowo – Gibran? Karena mereka adalah paslon cawe-cawe Joko Widodo. Ternyata memang serba hebat.
Dari pengamatan kemarin bisa disimpulkan logistik APK Prabowo melimpah ruah. Dan mewah. Pengorganisasiannya sangat rapi. Mulai dari desain, pencetakan, distribusi ke segenap penjuru hingga pemasangannya.
Saya bisa mengatakan ini karena punya banyak pengalaman dalam hal cetak-mencetak dan pasang-memasang spanduk. Dulu saya mengetuai lembaga amal yang membagi-bagikan bantuan masyarakat kepada warga fakir-miskin. Sering mencetak dan memasang spanduk.
Dengan kemampuan seadanya, saya ikut mencetak dan memasang spanduk Anies Baswedan –Muhaimin Iskandar (Imin). Cuma bahannya super-murah. Untuk memasangnya minta bantuan relawan. Saya hanya kasih mereka untuk beli teh manis dan gorengan.
Kembali ke spanduk pilpres Prabowo – Gibran. Ada pertanyaan mendasar: dari mana duitnya? Pemasangan spanduk Prabowo di Medan dan Batubara – serta juga di daerah-daerah lain – tidak mungkin sedikit uangnya. Sebab, itu tadi, bagus bahannya, bagus juga hasil cetakannya, cepat pemasangannya.
Orang yang tak punya duit besar dan tidak punya kuasa besar, tak mungkin menghadirkan spanduk secara masif dan mewah seperti spanduk Prabowo – Gibran. Besar kemungkinan spanduk paslon 02 serentak dipasang di seluruh Indonesia. Tidak mungkin di Sumut saja. Untuk ini, saya tunggu apa yang Anda lihat di daerah Anda masing-masing.
Seberapa besar kira-kira dana spanduk Prabowo itu? Hanya merekalah yang tahu. Kita hanya bisa membuat kali-kalinya saja. Misalnya, di Indonesia ini ada 83,794 desa dan kelurahan. Katakanlah di setiap desa dan kelurahan rata-rata dipasang 200 lembar spanduk mewah ukuran 1 meter x 1.5 meter.
Sebut saja untuk mencetak sampai memasang spanduk itu diperkirakan sekitar 75 ribu rupiah per lembar. Jadi, pemasangan 200 lembar per desa atau kelurahan diperlukan dana 15 juta rupiah. Itu berarti untuk 83,794 desa dan kelurahan diperlukan biaya sebesar 1.2 triliun rupiah lebih.
Pertanyaannya, siapa yang membiayai pemasangan spanduk mewah itu dan masif itu? Ada kisi-kisinya. Paslon 02 didukung penuh oleh Presiden Jokowi. Dan Jokowi didukung penuh oleh oligarki bisnis. Para oligark itu berkepentingan dengan kelanjutan kekuasaan Jokowi lewat tangan Gibran. Klop, bukan?
Tapi, kok bisa spanduk Prabowo-Gibran dipasang cepat dan di posisi yang bagus-bagus? Karena kepala desa dan lurah berada di bawah kekuasaan Menteri Dalam Negeri yang selalu setia melayani presiden. Dan juga karena personel kepolisian tak mungkin melawan perintah Kapolri yang SK pengangkatannya diteken oleh Jokowi.
Sekadar catatan saja, sepanjang pengamatan kemarin itu spanduk Ganjar-Mahfud masih belum banyak. Apalagi spanduk Anies-Imin. (*)