Tes-ombak-akan-menggulung-jokowi
Jokowi merekayasa aksi show of Force, ingin menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki kekuatan pasukan 20.000 siap mati. Adalah rekayasa bodoh, dungu, karena justru akan memperberat dan menjadi pembenar dekat, terafiliasi dengan cara-cara PKI, sebagai budak dan boneka RRC.
Oleh: Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
MENJELANG Joko Widodo lengser dari kekuasaannya dengan segala beban resiko politiknya, lalu muncul bau amis dan busuk rencana aksi kelompok menamakan diri Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi.
Menebar info rekayasa terkesan atau dikesankan gerakan hebat, serem, kuat, dahsyat yang luar biasa akan mengerahkan 20.000 massa di WC Jakarta.
Angka 20.000 itu memiliki historis identik dengan angka pesan Mao Tse Tung kepada DN Aidit pada tanggal 5 Agustus 1965 di Zhongnanhai – Peking, menjelang meletusnya G 30 S PKI kepada Aidit saat perintah tindakan cepat untuk bunuh pahlawan revolusi.
Aidit: Itu berarti membunuh beberapa ratus perwira. Mao: Di Shensi Utara saya membunuh 20.000 orang kader dalam sekali pukul saja.
Suasana gerakan aksi ini diciptakan seperti gerakan menjelang peristiwa G 30 S PKI.
Naluri dan kepekaan politik Habib Rizieq Shihab (HRS) langsung memberikan reaksi cerdas dan berani, mengatakan: Mereka mau datang ke Jakarta, kita jangan ganggu silakan. Mau demo, mau orasi mau berteriak. Itu hak mereka menyampaikan pendapat.
Dengan seruan taktis: Tapi jangan coba bikin rusuh di Jakarta, jangan coba-coba bakar-bakar halte, Pom Bensin, Saudara. Jangan coba-coba bikin kerusuhan.
HRS memberikan perintah: "Saya minta mulai malam ini semua umat Islam, Asah golok yang tajam, jangan keluar rumah. Jangan... Kalau mereka demo dengan tenang, dengan damai silakan. Masuk Jakarta damai, keluar Jakarta tenang, silakan".
Tapi kalau membuat huru hara di Jakarta, ganggu keamanan bakar-bakar halte. Maka, umat Islam keluarlah dari rumahmu bawa senjatamu, ganyang mereka, habisi di mana saja berada.
Atas seruan HRS sebagai pemimpin umat spontan mendapatkan respon, "Siap melaksanakan seruan HRS dari berbagai brigade, kekuatan dan laskar Islam".
Jokowi merekayasa aksi show of Force, ingin menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki kekuatan pasukan 20.000 siap mati. Adalah rekayasa bodoh, dungu, karena justru akan memperberat dan menjadi pembenar dekat, terafiliasi dengan cara-cara PKI, sebagai budak dan boneka RRC.
Seandainya benar angka massa 20.000 tersebut dan membuat kerusuhan anarkis di Jakarta, Jokowi dan antek-anteknya akan dibabad habis oleh kekuasaan massa rakyat yang sudah kenal betul gerakan mereka terafiliasi dengan PKI.
Jokowi buta sejarah munculnya gerakan PKI, maka terdepan pasti umat Islam yang akan melawan dan menghadapinya.
Jokowi sudah limbung, nanar, hilang akal sehatnya, kemudian pada akhir masa jabatannya tidak menenangkan diri atas segala kesalahannya selama ini, justru masih membuat tes ombak yang akan menggulung dirinya.
Sumber: akun YouTube Pemuda Hijrah, singgah 17/9/2024, Berjudul: "Jokowi Kerahkan Pasukan Berani Bela Jokowi, Ini Seruan Habib Rizieq". ttps://youtu.be/lhVqAXTrJIg?si=944Yyr5ULmAQ0Hye.
Sumber: Akun X #Fress Palestine (@Nemesis_34N) On X; Seluruh Warga Jakarta Siap Siaga Satu. Kalau "Pasukan JKW" bikin kerusuhan dan bakar-bakaran halte dan Pom Bensin di Jakarta, lawan! (*)