Tesla Serius Ekspansi di Asia Tenggara saat Bisnis BYD mulai 'Ngegas'
Jakarta, FreedomNews - Pasar Asia Tenggara atau Asean menjadi sasaran prioritas produsen mobil listrik asal Amerika Serikat Tesla untuk mengembangkan bisnis. Namun, Tesla bakal menghadapi persaingan dengan produsen asal China BYD. Dilansir dari Reuters, Selasa, 12 Maret 2024, kawasan Asia Tenggara telah menjelma menjadi salah satu pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Asean juga menawarkan basis konsumen besar bagi Tesla di saat permintaan melambat di AS.
"Asia Tenggara tidak diragukan akan menjadi pasar utama untuk pertumbuhan pada tahun-tahun mendatang, terutama untuk penyimpanan baterai dan adopsi kendaraan listrik," ujar pejabat senior Pengembangan Bisnis dan Kebijakan Publik Tesla Rohan Patel, sebagaimana dikutip dari cuitan di X (sebelumnya bernama Twitter).
Unggahan Patel tersebut merespons cuitan seorang pengguna Tesla yang menandai pengiriman pertama mobil model Y di Malaysia. Tesla juga diketahui menjual sedan compact Model 3 di negara ini.
Tangkapan layar cuitan pejabat Tesla soal pasar Asia Tenggara/X @rohanspatel
Sebagai informasi, Pemerintah Malaysia pada tahun lalu telah memberikan lampu hijau bagi Tesla untuk menjual produk mobil listriknya di sana dan menyatakan perusahaan ini akan membangun infrastruktur pengisian baterai. Tesla juga dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk memperluas operasional bisnisnya di negara Asean lain, termasuk Thailand, yang merupakan produsen dan eksportir mobil terbesar di Asia Tenggara.
Sebelumnya, pada awal bulan ini seorang pejabat Thailand juga menyatakan bahwa Tesla sedang berdiskusi mengenai potensi pembangunan fasilitas produksi setelah melakukan survei lokasi pada 2023. Namun demikian, ambisi Tesla untuk memperkuat pasar di Asia Tenggara bakal menghadapi tantangan dari BYB, yang telah mengalahkan para pesaingnya dengan menguasai lebih dari seperempat jumlah kendaraan listrik di kawasan itu.
Berbeda dengan skema Tesla yang melakukan pendekatan langsung dengan konsumen, BYB memilih untuk berpartner dengan konglomerasi besar lokal dalam memperluas jangkauan, menguji preferensi konsumen, serta menavigasi kebijakan kompleks dari pemerintah di kawasan Asean.
Diketahui, berdasarkan data dari Counterpoint, produsen mobil listrik asal China tersebut menjual lebih dari 26% dari total penjualan EV di Asia Tenggara pada kuartal kedua 2023, sedangkan Tesla hanya sekitar 8%. Kendaraan listrik tercatat memiliki porsi 6,4% dari total penjualan kendaraan penumpang di kawasan Asean pada kuartal kedua tahun lalu, naik dari 3,8% pada kuartal sebelumnya. (dtf/otom/ekon)