Anies Sebut Kualitas Demokrasi Turun Akibat Abaikan Pendekatan Ilmiah
Jakarta, FreedomNews – Bakal calon presiden Anies Rasyid Baswedan mengatakan, ada empat hal yang harus diambil dalam mengambil keputusan secara berurutan. Pertama prinsip keadilan; kedua, public interest (kepentingan umum); ketiga, sains, teknologi, ilmu pengetahuan dan akal sehat; keempat, regulasi peraturan perundang-undangan.
“Jangan di balik. Karena seringkali regulasi menjadi nomor satu dan banyak regulasi peraturan yang tidak berkeadilan dan tidak berbasis ilmu pengetahuan, serta tidak mempertimbangkan kepentingan umum,” katanya dalam acara "Ngariung Bareng 1000 Alumni ITB (Institut Teknologi Bandung) Bersama Anies Baswedan," di Bandung yang disiarkan langsung FreedomTV Indonesia YouTube.
Anies mengatakan, empat urutan dalam mengambil keputusan itu selalu dilakukannya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, terutama ketika menghadapi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Sains dan teknologi itu penting dalam setiap mengambil keputusan. Ujiannya bukan pada saat normal, tetapi saat kritis seperti masa pandemi Covid-19.
"Pada saat pandemi (Covid19) itu kelihatan pemimpin yang menggunakan dan tidak menggunakan ilmu pengetahuan. Dan itu ujian bagi sedunia, bukan hanya Indonesia," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ke-27 tersebut.
Menurut Anies, dalam mengambil keputusan pendekatan ilmiah sangat penting dilakukan. Sebab, jika mengabaikan atau tidak memakainya, akan muncul indikasi utama, yaitu menolak kritik, takut kritik dan takut dengan dialog.
“Akibatnya, yang mengkritik diproses secara hukum. Kalau Anda menggunakan sainstifik lilmiah, maka tidak takut berhadapan dengan pandangan yang berbeda,” kata Anies.
Penggunaan metode ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Banyak negara demokrasi yang sudah mengambil keputusan tidak menggunakan pendekatan ilmiah yang secara pelan-pelan menyebabkan kualitas demokrasinya turun. Sebab, kebebasan berbicara dipangkas (dibatasi).
“Sesungguhnya (hal itu) akar masalahnya karena tidak menggunakan pendekatan ilmiah dan tidak menggunakan metode sains. Padahal, itu mendasar,” tegas Anies.
Anies menjelaskan kembali pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat mengenai perubahan. “Perubahan itu bukan tujuan. Tujuan utama itu tidak berubah. Indonesia yang adil dan makmur, kemajuan ekonomi yang berkelanjutan tidak berubah, dan kesejahteraan yang meningkat itu sama tujuannya, tetapi metodenya berbeda. Yaitu metode yang mempertimbangkan secara serius dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan dan merujuk kepada para ilmuan,” kata Anies. (mado/Anw)