Ilmuwan Politik USK Aceh: Mas Anies, Jangan Umumkan Cawapres Sekarang
Banda Aceh, FreedomNews – Dialektika yang tumbuh di kalangan masyarakat semakin menunjukkan gairah perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Di antara isu yang santer dipercakapkan kalangan akademisi adalah bakal calon wakil presiden (Cawapres) yang bakal mendampingi Anies Baswedan dan kapan waktu yang tepat untuk diumumkan.
Ilmuwan politik Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Assoc. Prof. Dr. Drs. T.M. Jamil, MSi berpesan dan berharap kepada Bakal Capres Anies Baswedan dan Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) agar sebaiknya pengumuman nama cawapres tidak tergesa-gesa meskipun ada desakan.
“Jujur, saat Ini saya berpesan dan berharap ke Tim 8 KPP, sebaiknya Mas Anies jangan umumkan dulu cawapresnya, siapapun orangnya nanti yang dipilih dan disepakati. Abaikan saja dari orang-orang tertentu di partai manapun,” katanya kepada KBA News, Senin malam, 14 Agustus 2023.
T.M. Jamil menilai saat ini tidak ada suasana darurat untuk mengucapkan sosok cawapres lantaran sudah ada tim yang membahasnya bersama Calon Presiden yang diusung oleh KPP. Ia mengulang kembali tabiat politik di Indonesia yang cenderung dinamis hingga detik terakhir.
“Bukankah setiap parpol koalisi sudah ada tim atau wakilnya untuk menggodok sosok cawapres bersama Mas Anies? Jadi santai saja. Politik Indonesia, memang politik last minute. Ingat kasus Pak Mahfud dulu, bacawapresnya Jokowi, gagal kan? Padahal sudah jahit baju. Hhmm…,” jelasnya.
Peraih gelar doktor dari Universitas Airlangga dengan disiplin Ilmu Sosial dan Ilmu Politik lalu mengakui bahwa sebelumnya ia sempat mengusulkan agar Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 untuk segera mengumumkan cawapresnya.
“Dulu memang saya yang minta Mas Anies segera umumkan cawapresnya. Tetapi, setelah saya cermati dan pahami politik kontemporer, sepertinya tidak menguntungkan Mas Anies jika diumumkan sekarang. Bahkan jika salah langkah, bisa kalah total persaingan ini,” ungkapnya.
Doktor Ilmu Sosial kelahiran Alue Lhok, Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam itu kemudian memprediksi konstelasi politik yang bakal berubah jika Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tidak jadi dipinang Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto.
“Yakinlah, jika PKB bukan Cak Imin jadi cawapresnya Prabowo, pasti dia akan cabut dukungannya. Menurut saya, PKB sangat mungkin bergabung Ke Mas Anies. Sedangkan ke PDIP relatif sangat tidak mungkin,” tandasnya.
Lebih lanjut, ia menggunakan prediksi yang serupa jika Sandiaga Salahuddin Uno tidak diganjar sebagai cawapresnya Ganjar Pranowo. Termasuk dukungan Ketua Umum Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dinilainya setengah hati.
“Begitu juga jika Sandiaga Uno tak jadi cawapresnya Ganjar, dapat dipastikan tokoh-tokoh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan berpindah haluan untuk berjuang. Jadi Mas Anies harus jeli membaca fenomena ini. Menurut saya pribadi, Golkar juga tak tulus mendukung Prabowo atau Ganjar. Bola matanya Mas Airlangga bisa terbaca ketika mengucapkan kata dukungan itu,” terang dosen yang sudah mengabdi selama lebih dari tiga dekade di USK, Banda Aceh..
Dalam pesan penutupnya, Dosen Ilmu Sosial USK, Banda Aceh kembali memberi catatan kepada Anies Baswedan agar dengan cermat menentukan sosok dan waktu yang tepat saat mengumumkan cawapresnya kelak.
“Pada intinya menurut saya, pihak yang ingin Mas Anies buru-buru umumkan cawapresnya itu hanya segelintir orang atau “makelar dan petualang politik” untuk meraih “keuntungan” sesaat, namun mereka lupa bahwa akan gagal selamanya. Semoga pemikiran ini bisa dipahami oleh semuanya. Dan Allah SWT yang akan membantunya. Amin Ya Rabbal’alamin,” pungkasnya. (mth/kba)