Relawan Bara Api Tantang Lawan Cari Kesalahan Anies
BERBAGAI macam tuduhan yang dilontarkan terhadap bakal calon presiden (Bacapres) 2024 Anies Rasyid Baswedan merupakan fitnah yang sengaja disebarkan oleh lawan-lawan politik, terutama pendukung Joko Widodo alias Jokowi. Hal itu mereka lakukan karena takut atau tidak percaya diri melawan Gubernur DKI Jakarta ke-17 yang selalu disambut gegap-gempita oleh pendukungnya setiap berkunjung ke berbagai daerah.
"Saya menantang lawan supaya terus mencari kesalahan Anies. Mereka menuduh intoleran, tapi faktanya beda. Saya sebagai Kristen, tidak merasakan itu (intoleran) selama lima tahun memimpin Jakarta," kata Ketua Umum Bara Api (Barisan Relawan Anies Presiden Indonesia) Iwan Tarigan dalam wawancara yang disiarkan Channel YouTube FreedomTV Indonesia.
Dia pun mengungkapkan fakta-fakta lain yang sangat jauh berbeda dengan yang dituduhkan lawan politik terhadap Anies, terutama kubu Ganjar Pranowo. Tuduhan intoleran, politik identitas, tuduhan terkait Formula E, akan terbantahkan dengan sendirinya.
Dalam pembangunan Formula E, misalnya, kok tiba-tiba alam yang menjawab. "Kok tiba-tiba saja muncul kasus Sirkuit Mandalika yang meninggalkan utang Rp 5 triliun. Padahal, dibiayai APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)," ucapnya.
"Biarkan saja, Tuhan menjawab Formula E. Tidak usah melawan, tapi alam yang melawan. Alam tidak setuju orang baik dikerjain. Datang alam, tunjukkan Mandalika meninggalkan utang Rp 5 triliun, dalam perhelatan MotorGP," kata Tarigan.
Menurut Tarigan, pihak lawan mestinya tidak takut terhadap Anies, apalagi dalam setiap survei masih berada pada urutan ketiga. "Mereka takut karena tidak PD (percaya diri) terhadap jagoanya (Ganjar). Sampai harus cawe-cawe dan terus berusaha menjegal Anies. Kok survei urutan ketiga dirakuti? Ada apa?" kata Tarigan.
Berikut wawancara selengkapnya:
Sobat Freedom kita bertemu dalam Freedom Talk kali ini ditemani Bang Iwan Tarigan, Ketua Umum Bara Api Indonesia, kita berbincang-bincang apa sih Bara Api itu?
Luar biasa mantap ini kalau relawan Anies harus semangat.
Kita harus semangat jadi tolong diceritakan apa Bara Api itu sesungguhnya dan mengapa ke sana. Kalau dulu kan bukan itu.
Ok Bang Rahon relawan namanya Bara Api Indonesia itu kepanjangan dari Barisan Relawan Anies Presiden Indonesia, ini sudah berdiri setahun yang lalu itu ketika Pak Anies masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Jadi kita sudah memperkirakan dan saya ketemu dengan teman, beberapa aktivis dan punya kesamaan persepsi bahwa Indonesia, kita mencari pemimpin, kira-kira siapa sih yang punya kemampuan kapabilitinya untuk Indonesia lebih baik.
Dan kita cari ada beberapa teman dari partai macam-macam, Nasdem belum deklarasi, juga Partai Demokrat dan PKS. Tapi kita sudah menentukan Pak Anies, akhirnya kita membentuk wadah Bara Api.
Mengapa Anies, kan Anies banyak orang mengatakan kalau dia intoleran dan segala macam. Anda melihanya bagaiman sih Anies ini?
Kalau dikatakan intoleran atau kami pribadi ya seorang nasionalis Kristen, apalagi Kristen mungkin kalau ditanya apa maksudnya nanti intoleran, ya kita lihat kan nggak begitu. Apalagi kan saya orang politik dan 30 tahun di politik, 10 tahun di pengurus DPP Partai Demokrat ya dua kali Caleg DPR RI. Saya melihat dan saya tahu ketika Pilkada DKI didukung oleh 212 dan Habib Rizieq Syihab dan kawan-kawan, itu ya biasa saja sah-sah saja karena memang ketika kita maju menjadi seorang entah caleg yang ngerasain teman-teman calon, pasti ngerasain.
Lagi-lagi orang akan mengatakan ini politik identitas yang dilakukan dijalankan, apa betul, kan ini juga partai-partai identitas?
Ya tapi kan dengan sentimen negatif dibuat mereka atas Pilkada DKI kan beberapa waktu itu 212 wajar-wajar aja dia bilang kalau bisa orang muslim ya pemimpinnya muslim wajar-wajar saja nggak masalah itu. Tapi kan yang paling penting kapabilitinya, ya kan orang Kristen, orang Kristen juga Abang orang Tapsel (Tapanuli Selatan) maunya anaknya kawin sama orang Tapsel itu sah-sah aja gak ada masalah.
Ya artinya yang dijalankan saat ini kan negative campaign.
Ya negative campaign, malah black campaign sebenarnya karena memang kalau negative campaign itu jelas, seperti Bu Ganjar (istri Ganjar Pranowo) katakan bahwa saya suka film bokep ya nggak? Itu memang negatif. Dia mungkin nggak sadar bahwa itu ke depannya nanti akan menjadi negative campaign tapi kalau itu memang dari mulut dia sendiri kan, atau dikatakan saya gagal membangun Jateng, kemiskinan tinggi di Jateng.
Oke itu yang Anda lakukan seperti itu tapi bagaimana Anda melihat prestasi Anies selama menjabat Gubernur DKI Jakarta ini?
Ya prestasinya kita lihat ya, dan saya katakan tadi, kita bukan membabi-buta mendukung. Aneh jadi sebelum Nasdem memilih, ya saya Demokrat itu inisiatif sendiri, saya ini ketika memilih Pak Anies kita mendirikan relawan, saya tidak membawa nama Demokrat karena memang Demokrat belum memutuskan saat itu akan mendukung Pak Anies.
Tapi saya pribadi bersama teman-teman yang lain bahwa kita mencari sosok pemimpin, yaitu Anies Baswedan dan kita lihat prestasinya selama 5 tahun memimpin Jakarta. Jakarta yang dikatakan itu akan seperti Suriah tidak benar, terintegrasi, ya jadi kemana-mana saya ke sini tadi itu naik busway itu enak sekali modal Rp 3.500 saya sampai sini, kenapa nggak naik mobil, capek, capek macet dan genap ganjil banyak sekali ya. Belum lagi parkir macam-macam. Saya dari Jakarta sampai di sini cuma bayar Rp 3.500 dan itu terintegrasi semuanya rakyat merasakan.
Saya juga sudah banyak ke negara yang saya jalanin, Jakarta itu protokol, kota protokol itu benar-benar nggak kita mau ke Singapura, mau ke Solo, mau ke negara-negara maju lainnya ya mau ke Malaysia, itu Jakarta sudah nggak kalah.
Oke Jakarta segala hal, artinya Jakarta ini menjadi Barometer untuk Indonesia nantinya ya, ditata.
Bisa di katakan New Jakarta, malah.
Tadi dikatakan Anies Itu pemimpin masa depan tapi kok banyak sekali tadi dikatakan kampanye hitam kalau seperti itu. Apakah relawan juga melakukan perlawanan dengan kampanye hitam?
Nah ini yang saya ingin tegaskan. Kita sering ketemu dengan Pak Anies mengatakan sampaikan kerja-kerja kita selama 5 tahun di Jakarta, bukan katanya-katanya, tapi faktanya-faktanya. Jadi kalau orang memimpin ya contoh saya mau jadi Gubernur DKI pada 2024.
Saya mau maju, saya baru mengatakan nanti kalau saya terpilih jadi Gubernur maka saya lakukan ini. Sekarang kita tidak, sudah melihat hasil kerjanya dan semua. Saya seorang Kristen, pemimpin-pemimpin yang dipimpin Tuhan juga itu dari pemberian-pemberian yang sudah dilakukan, semuanya murid-murid ya Nabi Isa, Daud dipilih Tuhan. Itu juga dari pekerjaan-pekerjaan yang kecil, makanya gampanglah. Kalau kita memilih orang juga jadi pegawai, kita lihat apa pekerjaannya dan itu sudah kelihatan.
Pak Anies itu sudah bekerja 5 tahun di Jakarta. Kalau dia jelek tunjukkan jeleknya, kalau dia bagus kita tunjukkan bagusnya, dan kita lihat makanya kita mau mendukung Pak Anies menjadi presiden sebelum Nasdem, jauh sebelum Nasdem karena kita lihat kerjanya. Kalau nggak ya kita nggak akan mau.
Tapi kok prestasi Anies ini banyak yang mau dibabat begitu di Jakarta?
Ya wajar-wajar saja namanya orang, tapi kan kelihatan mau kelihatan seperti apa, mau selama ini dikatakan Formula E kita lihat di tengah kota nilai ekonominya tinggi, biayanya rendah, untungnya itu setelah dilakukan laporan, juga sangat tinggi bandingkan dengan Sirkuit Mandalika sudah jelas meninggalkan utang 5 triliun, sudah jelas.
Itu dia karena menyinggung Formula E di mau dibidik karena itu di KPK ini kan kok aneh-aneh negara ini gitu loh.
Nggak masalah. Makanya sekarang biarkan saja, Tuhan menjawab Formula E nggak usah melawan tapi alam yang akan melawan. Mengapa saya katakan gitu? Formula E dipermasalahkan uang kecil, datanglah kasus Mandalika, meninggalkan utang Rp 5 triliun sudah hilang. Formula E juga hilang, mengapa? Karena alam tidak setuju orang baik dikerjain, kemudian dateng alam yang tunjukkan Mandalika meninggalkan utang Rp 5 triliun MotoGP, yang lainnya acara itu mau dihapus karena hanya kerugian.
Dan kalau itu dibiarkan ITBC akan bangkrut dan kemarin mereka sudah minta penyertaan modal satu setengah triliun rupiah untuk hanya membayar hutang saja, bukan membangun kawasan, itu hanya untuk membayar hutang, itu PMN.
Oke seperti itu tapi kita melihat memang Anies ini sangat didukung oleh rakyat Indonesia, kita lihat fakta-faktanya ketika dia ke daerah ke mana pun ada suatu kabupaten yang penduduknya cuman sekitar nggak nyampe setengah juta tapi yang datang ke tempat itu bisa 1 juta lebih, artinya dari beberapa daerah.
Nah kita melihat juga Anies melakukan pendekatan politik dengan lawan politik kita lihat dia bertemu dengan Puan Maharani dan bertemu dengan Ganjar Pranowo juga di tanah suci. Nah, ini pesannya dari relawan Bara Api ini, kalau kita boleh bilang yang tidak menyukai itu dari Jokowi, sebenarnya dia ingin jegal ini jangan sampai capres-capres bacapres. Apa pesannya kepada Jokowi. Jangan berpihak?
Jadi kalau itu kita nanti ceritanya panjang lebar Bang, namanya orang berkuasa itu walaupun saya katakan, Saya Demokrat ya kan tidak seperti yang nggak maruk. Kalau Pak SBY itu dulu mimpin 2 periode, setelah itu ya disuruh siapa yang muncul. Ini nggak mau, makanya yang mau diteruskan terus, ya Pak SBY nggak mungkin cawe-cawe, ia kan nggak ditonjolkan orangnya, muncul sendiri. Ini kan nggak, maunya masih orangnya saja.
Nah, kalau memang Pak Anies itu, jika menurut survei-survei mereka elektabilitasnya paling rendah ngapain, dia tetap tapi kenyataannya keterkenalan sama jumlah pemilih nggak berbanding lurus, gak singkron.
Kita liat elektabilitas Ganjar 31 persen, Prabowo 30, atau sebaliknya kemudian Anies 13 persen, elektabilitas itu terkenal tapi kita lihat kalau dipilih di polling-polling itu yang ratusan orang, ratusan ribu orang yang dipilih siapa, Anies. Kita lihat survei ILC ya bukan survei polling yang jumlahnya ratusan ribu rakyat servei yang jelas itu kalau kita orang politik paham itu, siapa yang bayar karena saya pengalaman teman saya buat survei 2014 itu Prabowo menang, karena survei jadi Prabowo itu menang Presiden survei.
Itu gak masalah hasil survei?
Ya, makanya itu kan gak sebanding. Elektabilitas itu kan terkenal. Wajar saja Prabowo dan Ganjar terkenal karena dia masih menjabat dan sekarang dibawa, digandeng-gandeng Jokowi ke mana-mana, supaya stabilitasnya tinggi tapi belum tentu dipilih rakyat. Tadi CNBC, Refly Harun dibilang follower-nya semuanya oposisi.
Oke tapi kalau sudah ILC atau CNBC sudah takut, karena nasional itu pun masih jauh dan tentunya mereka kan punya perangkat, ada BIN, ada BAIS, ada lembaga survei tahu siapa yang diinginkan rakyat itu. Yang mereka takutkan itu yang berusaha dijegal terus, dan ya seperti Formula E liar. Kita nggak punya kemampuan ya kan dipanggil-panggil sudah dua kali, mengapa Sirkuit Mandalika gak ada yang dipanggil, padahal kerugian Rp 5 trilliun.
Nah itu tadi ketakutan mereka berlebihan kenapa?
Ya begini, kalau Abang takut sama saya gimana? Karena Abang gak pede, sudahlah Abang pede. Anak Medan terminal kalau kita tahan bacok ya kan kerumbu karate, mati lah kita takut, tapi kalau memang kita cemen, ya takut, jangan ke pasar, kalau takut kalau orang Medan bilang begitu jangan ke pasar kalau takut, artinya dia nggak punya kemampuan ini lawannya pasti kalah, kalau memang kuat ngapain?
Apakah kalau khawatirnya itu nantinya mengancam keluarga?
Banyak hal kasus-kasus saja ya tentunya pertama tadi periok nasi, kalau diambil periok nasinya kan hilang, itu sudah pasti. Jabatan itu kalau hilang kan nggak enak, kasus-kasus seperti anak-anaknya Pak Jokowi itu kan jelas masuk ke ranah gratifikasi, perusahaannya menerima investasi dari orang-orang bermasalah, tentunya itu gampang sekali nanti jika dia turun bisa jadi masalah. Jadi mungkin ya, kita nggak memastikan, mungkin dia takutkan itu ya, kalau nggak takut ngapain.
Ok kembali ke Anies sebagai Bacapres. Tadi Bang Iwan mengatakan bahwa saya sebelum sesudah Bacapres, saya sudah menjadi relawan gitu ya. Sekarang kita lihat ada tarik ulur dalam cawapres ini masih sangat abu-abu siapa yang sesungguhnya bisa menjawab Cawapresnya Anies, karena ada di kantong dia sebenarnya itu sudah satu nama ada di kantong Anies, ada bocoran nggak? Kalau kita lihat kemarin AHY satu-satunya yang nganter mau berangkat haji itu ada apa?
Ya jadi sebenarnya Bang, pengalaman saya politik itu nggak susah sih, nggak repot sebenarnya. Ketahuan, Abang melihat dia ditekan dicari-cari salah memang dicari-cari nggak bisa dibuat-buat karena memang mata itu bisa melihat kan perasaan bisa ngeliat gitu sama dengan siapa pasangan Anies yang akan melaju pada 2024. Sebenarnya feeling saya sudah ada contoh waktu koalisi itu ditandatangani, sebulan kemudian baru dipublikasikan.
Nah, saya katakan saya pertama sekali pelepasan Anies dari Pak Anies dari Jakarta saya panitia inti, saya tanyakan orang-orang yang tadinya sangat-sangat disegani di organisasi budaya dan agama. Saya tanya mengapa pilih Pak Anies? Kenapa milih AHY? Ini kita belum tahu nanti siapa yang dipilih. Tapi sekeliling Pak Anies yang waktu saya tanya itu, karena saya bertemu dengan mereka mereka maunya AHY kenapa AHY?
Ya kita kan mau tahu juga walaupun saya latar belakangnya Demokrat saya harus memastikan mengapa AHY? Dia katakan pertama itu ada mentornya Pak SBY, yang kedua dia punya partai, ketiga kepribadiannya baik ya, itu penting, intelektual dia bekas militer ya kan yang saya tahu pun saya sering berhubungan lama ya kan kita saya pengurus DPP 10 tahun dengan Pak SBY memang karakter Pak SBY itu kembaran sama AHY.
SBY meraih Adhi Makayasa di Angkatan Darat, walaupun dia tadi nggak keluar dari militer. Jadi itu satu barang kan, tapi alam meminta AHY lebih cepat untuk mundur, sama betul karakternya karena kita orang politik Bang, nggak bisa dibayarin, walaupun kata orang-orang politik mah bisa dibayarin, nanti ngikut. Kita masih ada idealismenya. Kalau orangnya nggak baik ya nggak akan hidup saya di Demokrat. Itu ya kalau saya lihat karakternya AHY. Kalau nggak bagus gitu ya kita gak dukung, gak bisa dibayarin.
Kalau demi alien tentunya ada kepentingan-kepentingan lain, pasti ada yang dokter-dongkrak ya kan memang ya itu alam yang minta ya saya kenal semua yang jagal yang kemarin buat yang mau mencopet Demokrat itu, itu kan teman-teman saya.
Oke Bang apa pesannya terhadap mereka yang ingin mencegah dari Formula E terus mau dibegal supaya informasinya agar salah satu partai dan balelo akhirnya tidak sampai 20% kan begitu?
Satu pesannya apa yah, saya katakan serang saja terus Pak Anies, memang petarung itu begitu, saya itu dulu atlet karate Bang, jadi saya katakan jangan orang kuat itu kuat, bukan karena nggak diserang, serang saja terus, cari saja salahnya. Kalau kita gak diserang kan relawan gak bertarung nggak semangat Bang, cari saja terus.
Saya bilang, katakan saya nggak pernah katakan itu, jangan dicari-cari kesalahannya, cari aja terus. Saya orang yang menganut mazdab seperti itulah ya kalau nggak diserang, nggak naik Bang. Jadi, nanti Abang pun nggak ada berita kalau nggak diserang, kalem kayak Prabowo gitu kan itu gak ada yang nyerang itu bahaya ya. Kalau saya bilang, katakan semua yang benci sama Anies teruskan lebih kenceng lagi.
Tapi relawan tidak membalas dengan kencang kan gitu tidak perlu.
Ya, selain kita tunjukkan ya dia bilang ini salah kita tunjukkan bahwa ini tidak salah, dibantu oleh alam seperti kasus Mandalika dipanggil dua kali sekarang KPK yang malu. Formula E kasusnya nggak ada ya kan, jelas nggak ada nggak didukung, nggak ada BUMN, yang nggak mau dukung semuanya nggak serentak nggak mau bantu, jalan tuh barang.
Mandalika itu semuanya bantu, BUMN hancur itu barang. Jadi Abang mau apa jelas kok orang itu. Kalau politik Indonesia itu siapa yang ditekan itu yang dibela Bang. Sama dulu anak Medan itu siapa yang dipukulin itu, kita pukul tuh yang mukul itu, sudah ada nanti ibaratnya apa ya panggilan alam itu. Kita nggak suka orang diindentifikasi. Jadi kalau saya katakan sama yang benci sama Anies, kalau Anda mau Anies menang ya hantam terus.
Jadi saya buka lahan saya ini, hantam saja terus ya kan, kita seneng saja dihantam, cari saja terus salahnya ya kan. Kita makin kuat ya nggak.
Kembali ke situ tadi sebenarnya tidak hanya dari mereka di pemerintahan tapi isunya kan kewakilan oligarki segala macam, ini gak perlu khawatir oligarki, jadi mantunya Anies jadi presiden sepanjang tidak bersalah.
Ya kalau nggak bersalah ya, pengusaha itu kayaknya sepanjang ini sih akan terus bermain di dua kaki, dia nggak akan pernah nggak akan pernah ikut di dalamnya. Siapapun yang menang, dia yang menang karena dia punya modal, hanya saja bisnis itu tidak seperti yang lama-lama, menggunakan kebijakan untuk menyusahkan rakyat.
Umpamanya seperti subsidi mobil listrik, motor listrik itu kan nggak tepat sasaran kita lihat sih yang mobil listrik itu murah-murahnya Bang. Itu paling murah Rp 300 juta itu yang paling jelek, mungkin Rp 70 juta atau 70% rakyat Indonesia ini nggak pernah melihat Rp 100 juta, uang Rp 100 juta loh Bang, uang Rp 100 juta dia nggak pernah lihat, tapi kalau mobil Rp 300 juta itu disubsidi, artinya kan kita orang kaya kita gak tepat sasaran.
Ke mana kita subsidi nelayan, pertanian, sekarang pertanian babak belur karena pupuk nggak ada langka, mahal ya itu hanya dipindahkan ke sana saja.
Oke Bang tadi itu tadi bincang-bincang kita dengan Bang Tarigan mohon clossing statement apa, pernyataan tertutup dari Bang Tarigan tentang Anies ini.
Kita harapkan ini untuk Indonesia Bang kemenangan Pak Anies bukan kemenangannya Pak Anies, kemenangan Pak Anies juga bukan kemenangannya relawan, kemenangannya Pak Anis itu bukan kemenangannya Nasdem, kemenangannya Pak Anis itu juga bukan kemenangannya PKS, bukan kemenangannya Demokrat tapi kemenangannya bangsa Indonesia.
_Ya kemenangan Indonesia itu sangat menarik dan bagus karena kita ingin negara ini semakin maju dan ingin kesatuan makin kuat dan kita yakin jika Anies terpilih jadi presiden yang namanya isu negatif tentang intoleran dan segala macam itu tidak benar dan kita buktikan di Jakarta. Namanya pemilihan memang harus pertarungan ada harus ada dua calon atau tiga dan sebagainya, karena kalau tidak begitu Itu namanya bukan demokrasi itu adalah sebuah keniscayaan di negara Republik Indonesia yang menganut paham demokrasi terbuka ya.
_)Jadi jangan berharap tentu pada pasangan calon dan juga para pendukung ke depan jangan sampai karena ada Pilpres karena ada Katakanlah Pilkades, Pilgub setelah itu berkelahi gitu, itu kita alami dalam dua periode paling tidak berkelahi dalam medsos. Itu yang kita harapkan.
)Dan kita yakin nanti ke depan itu tidak akan terjadi dan semoga pilpres di 2004 nanti menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan keinginan rakyat Indonesia, yang sesuai dengan keinginan bangsa untuk kemajuan bersama dan untuk persatuan Indonesia.
Mochamad Toha, M. Anwar Ibrahim