Tony Rosyid: PDIP Bukan Masa Depan Jokowi
Jakarta, FreedomNews – Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa DR Tony Rosyid pada dialog di Rasil, Jakarta, Rabu pagi (11/10/2023) menilai saling berhadap-hadapannya antara Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo yang kian meruncing dinilai positif karena dalam pertengkaran itu muncul kekuatan besar yang sejatinya bisa saling mengontrol.
"Seharusnya bisa berdampak positif, terutama bagi nuansa kehidupan ketata-negaraan yang saat ini karut-marut," ujar Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Sedangkan dimensi positifnya bisa juga dimanfaatkan untuk saling kontrol antar kekuatan keduanya yang justru selama berkuasa mereka saling lepas.
Untuk saling kontrol itu, Tony Rosyid mencontohkan bagaimana misalnya seorang Budi Gunawan sebagai orangnya Megawati tapi juga sekaligus BIN langsung di bawah kekuasaan Presiden.
Jadi, ungkap Tony Rosyid, Jokowi yang kini tidak lagi aktif di PDIP dan memilih berada di PSI juga pilihan wajar demi berupaya melanggengkan kekuasaannya. Menurut Tony Rosyid, buat apa Jokowi tetap berada di PDIP jika tidak ada manfaatnya.
Tony Rosyid mengatakan, Jokowi berpandangan "PDIP tidak banyak manfaat bagi keluarga besar termasuk menantunya, jadi lebih baik hengkang dan memilih mainan baru PSI yang kini langsung dikomandoi anaknya sendiri.
Demi keseimbangan, meski saling "tengkar" selama menjabat Presiden, dia bisa leluasa berdialog dengan Megawati tapi sekaligus juga Jokowi punya peluang bermanuver sekaligus mengatrol, jika dia sudah tidak berkuasa, bagaimana nasibnya kelak?
"Untuk masa depan Jokowi jika tidak bisa ambil PDIP percuma juga dan Jokowi langsung ambil sikap pilih Kaesang Pangarep untuk PSI dan itu pilihan rasional bagi Jokowi," ungkap Tony Rosyid. Menurutnya, PSI adalah Parpol yang membayangi elektabilitas PDIP karena ceruknya sama. (BS)