Hinadina dan Memalukan
Catatan Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih
BEROMBONGAN Kau datang ke Jogjakarta Saya tahu Kau datang dari Jakarta Dengan mata buta datang ke Kampus Tua Tidak paham UGM tempat pertapa Semua riset dan kajian ada di sana Macam-macam analisa keilmuan dari mancanegara Kau datangi profesor Guru Bangsa
Sangat memalukan hanya berbekal titah Tuannya Membayangkan dirinya sebagai dewa Akan mengajarkan Demokrasi Ala Amerika Cas cis cus manusia tanpa sopan santun, norma dan etika. Mengira Sang Guru Bangsa akan terpana
Hanya tersenyum bijak memberi tanda Sayang Kau sudah mati rasa Tetap cas cis cus malah ketawa bangga Seolah-olah merasa sasarannya sudah tak berdaya. Sang Guru Bangsa akhirnya murka Karena tahu di depannya ada penghianat negara
Terpaksa memberi kuliah terbuka Sejarah demokrasi Ala Barat dan Amerika Sampailah pada kuliah Demokrasi Pancasila Kau jangan lagi datang ke Jogjakarta Kalau hanya suruhan penghianat bangsa Mereka terdiam seribu bahasa Beraninya masuk ke UGM kampus tua Akhirnya pergi entah ke mana
Hina, melakukan tanpa tata Krama Hanya bermodal nekad berani datang ke Jogjakarta. Akan membujuk Ilmuwan untuk jualan di lapak media massa Kau belum terlambat, sadarlah dengan berdoa Jangan terlalu jauh tersesat di alam terbuka Belajarlah dulu dengan tekun ke para ilmuwan dan cendekia Rendah hati dan jaga tata Krama
Doa menyertai kamu semua Kamu semua adalah saya Berangkat bersama sama Semoga mendapat pertolongan, lindungan dan hidayah dari Yang Maha Kuasa. Aamiin Yaa Rabbal Aalamin. (*)