Kolaborasi KIB – BEM Sultra Mendorong Perubahan di Indonesia

Kendari, FreedomNews – Sekretariat Nasional (Seknas) Kuning, Ijo, Biru (KIB) berkolaborasi dengan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis, 7 Desember 2023. Kolaborasi dengan BEM Se-Sultra itu dihadiri mahasiswa dari Universitas Halu Oleo, IAIN Kendari, Universitas Muhammadiyah Kendari, dan lainnya.

Dalam kolaborasi itu digelar juga diskusi yang dibuka oleh Yusuf Tawulo, Ketua Dewan Pembina TKP Indonesia. Dalam sambutannya ia mengatakan, terjadinya ketidakadilan akibat ketimpangan yang makin melebar. Oleh karena itu, kini masyarakat Sultra berharap terjadi perubahan dengan kepemimpinan yang bukan penerus rezim.

Sementara itu, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang lebih menyoroti terjun-bebasnya indeks Korupsi yang akibatnya kemandekan perekonomian. Selain itu juga terjadi kontrol yang lemah sehingga korupsi mulai menggila di semua sektor, khususnya sektor tambang.

“Wilayah Sultra adalah penghasil utama nikel di dunia. Tapi hal tersebut tidak ada korelasi dengan kesejahtraan rakyat Sultra, maka mahasiswa harus pandai-pandai memilih Capres yang mempunyai komitmen memberantas korupsi yakni pasangan AMIN,” tegasnya.

Koordinator Seknas KIB Habil Marati menyoroti UUD 1945 Pasal 33, yakni kekayaan alam mestinya dikuasai oleh negara. Tapi faktanya nikel di Sulawesi Tenggara ini dikuasai segelintir elit di pucuk rezim yang berkongsi dengan luar negeri, yakni RRC. Sehingga, nikel menjadi kutukan sumber daya alam.

“Nikelnya diangkut ke RRC, tapi limbahya berdampak ekologis lingkungan,” paparnya.

Dia melihat rezim Joko Widodo melakukan upaya manipulasi konstitusi demi kekuasaan menabrak UUD 1945 tentang pembatasan periode Presiden. Menurutnya, 195 juta rakyat Indonesia dalam usia produktif menjadi bonus demographi 2023-2035 tapi kebijakan rezim Jokowi tidak mendukung, sehingga berdampak menjadi beban negara.

Habil Marati meyakinkan, hanya Paslon AMIN (Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar) yang punya konsep dengan track record teruji yang dapat menjawab kebutuhan bangsa.

Sementara itu, Geiz Chalifah menyoroti kepemimpinan dilihat dari track record-nya. Sehingga, mahasiswa tidak memilih kucing dalam karung. Paslon AMIN sudah membuktikan keberhasilan membangun Jakarta, sehingga layak diberikan tanggung jawab membangun Indonesia.

Sementara itu akademisi akademisi dan filsuf Rocky Gerung menyoroti menguatnya oteriterisme yang dulu era reformasi ditumbangkan oleh mahasiswa. Saat ini situasi kondisi melebihi era Orba karena ambisi seorang Jokowi yang berusaha terus berkuasa.

Jokowi melalui putranya, Gibran Rakabuming Raka menabrak UU dengan manfaatkan perangkat MK. Anwar Usman yang juga Paman Gibran akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai Ketua MK oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi setelah dinyatakan “melanggar etika berat”.

Rocky Gerung mengajak para mahasiswa penuhi panggilan tugas sebagai lonceng gerakan moral di mana Reformasi hendak dibajak demi kepentingan kekuasaan pribadi. Ia minta mahasiswa cerdas memilih Capres yang bakal menentukan masa depan.

“Capres yang berlatar Aktivis layak mahasiswa dukung,” tegasnya.

Acara diikuti ratusan mahasiswa yang dilanjutkan dengan tanya jawab kritis. Tampak hadir dalam acara tersebut, dari KIB, Andrianto Andri, Sirojudin Wahab, dan lainnya. (mth/*)