Kolaborasi KIB Bersama Forum Mahasiswa JATIM

Surabaya, FreedomNews – Pada Senin (13/11/2023) kali ini KIB (Kuning Ijo Biru) berkolaborasi dengan sejumlah BEM yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Jawa Timur.

Kali ini KIB kolaborasi bersama Forum BEM Jatim yang diselenggarkan di Surabaya. Kolaborasi ini diisi dengan kegiatan diskusi menghadirkan narasumber dari KIB. Acara dbuka oleh M. Faris Balya dari UWK (Univ Wijaya Kusumah), sekaligus jadi Moderator.

Reffly Harun pembicara pertama soroti Presidential Threshold 20% yang membelenggu demokrasi, sehingga Capres jadi terbatas.

"Demokrasi era Joko Widodo sangat mundur, puncaknya di MK terjadi conpiracy manakala MK bisa revisi UU syarat Usia pencapresan, sementara puluhan kali gugatan soal PT selalu kandas dengan alasan MK itu Open Legal Policy. Jika MK sudah begitu runtuhlah fondasi hukum kita," papar Refly Harun.

Sementara itu, koordinator Sekber KIB Habil Marati menyatakan kemerosotan sikond hari ini akibat Reformasi yang tidak ada konsep asal jatuhkan Soeharto. Apalagi ketika terjadi amandemen UUD 1945 menjadi UUD 2002. Yang meliberalisasi semua produk UU untuk keuntungan penguasa.

"Mahasiswa harus bangkit kembali jangan egois kejar IPK atau sibuk kejar wisuda akibatnya tidak kritis lagi," ujar Habil Marati.

Habil Marati minta kepada mahasiswa semuanya jelang Pilpres 2024 mesti memerhatikan:

1.Jangan ikut Capres dari politik dinasti; 2.Jangan pilih Capres dari petugas partai; 3.Pilihlah Capres yang membawa Oksigen bersih.

Dari ketiga point, Habil Marati ajak mahasiswa dukung dan menangkan Capres poin 3, yakni AMIN (Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar) yang membawa Oksigen bersih yang akan mereboisasi politik dengan policy yang Pro Rakyat tidak berpihak pada oligarki.

Habil Marati katakan track record Anies Baswedan yang teruji saat penanganan covid yang berhasil di Jakarta, pembangunan JIS (Jakarta International Stadium) dan Integrasi moda tranportasi massal. Akan jadi modal Anies Baswedan untuk jadi Presiden.

Mantan komisioner KPK 2015-2019, Saut Situmorang mengatakan kepemimpian ke depan yang tidak inginkan Indonesia adalah kelanjutan pemerintahan yang dipimpin oleh penerusnya.

"Kelumpuhan KPK karena rezim Jokowi dengan revisi UU KPK/2019 membuat indeks korupsi jatuh ke titik nadir," ujar Saut.

Akibatnya, menurut Saut, semua lembaga tinggi negara KPK, BPK, MK sudah rusak yang harus direparasi. Saut Situmorang katakan perlu pemimpin berintegritas, yakni AMIN.

Rocky Gerung menyoroti kegoncangan politik karena fondasinya dihancurkan akibat ambisi politik untuk kepentingan Jokowi.

Rocky Gerung kemukakan, Indonesia dalam era Jokowi, di forum Internasional kita sudah dianggap tidak demokratis. Hegemoni kekuasaan Jokowi bilamana benar bisa intervensi Mahkamah Konstitusi (MK). "Itu adalah perbuatan tercela," tandasnya.

Lanjut Rocky, banyak pembangunan era Jokowi yang untungkan oligarki seperti Ibu Kota Negara (IKN) yang bakal jadi beban rakyat ke depan. Selain itu, kata Rocky, banyak lakukan politik KKN yang massif.

Untuk itu, kata Rocky Gerung, hanya capres di luar asuhan Jokowi yang akan bisa memperbaiki daya rusak rezim.

Acara berlangsung dialektif dengan tanya jawab kritis peserta yang gabungan BEM se Jatim. Turut hadir di lokasi, Sirojudin Wahab/Go Anies, Yasin Kara/Amanat, Andrianto/KIB dll. (mth/*)