Manuver PKS Cuma Gimmick dan Bukan Keputusan Final Partai
Jakarta, FreedomNews – Pengamat politik yang juga pegiat demokrasi Angkatan Reformasi ‘98 Andrianto Andri menyatakan bahwa manuver PKS yang mewacanakan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mendukung Ridwan Kamil (RK) pada Pilgub Daerah Khusus Jakarta (DKJ) belum final. Itu baru sekadar gimmick dengan opsi yang longgar.
Seperti dilansir KBA News, Jum’at 9 Agustus 2024, Andri menanggapi rumor politik bahwa Anies Baswedan terancam akan gagal mengikuti Pilgub DKJ karena tidak mendapat kursi partai yang cukup.
“Saya belum melihat gerakan PKS sudah definitif ke RK. Saya nilai, sejauh ini PKS bermanuver itu sah-sah saja. Terlalu besar risiko dampak yang akan dihadapinya. Apalagi PKS pemenang Pilkada 2017 dan Pileg 2024,” kata aktivis yang sudah naik daun itu.
Memang, kursi PKS cuma 18 kursi masih kurang 4 kursi untuk golden key persyaratan. Tetapi tidak karena itu PKS akan menjual idealisme dan ideologi partainya. Selama ini, PKS dikenal memegang teguh marwah partai dan mendahulukan prinsip daripada kepentingan materi dan kekuasaan.
“Saya malah melihat PKS bersama Anies itu ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Ada chemistry dengan Anies. Jadi manuver PKS itu hanyalah sebatas formula untuk menyusun langkah koalisi,” kata Andri yakin atas pendapatnya.
Diingatkannya, Keputusan tertinggi PKS itu ada di Majelis Syuro yang saat ini diketuai Syeikh Salim Segaf. Dia merupakan sosok yang menjaga marwah partai yang dikenal istiqomah dan tidak akan pragmatis.
Andri mengakui, sangat mungkin ada iming-iming kabinet dari KIM. Tetapi, kalau soal iming-iming itu sudah biasa menggoda PKS. Waktu Pilpres lalu juga demikian, tetapi mereka sebagai partai kader yang ideologis tidak terpengaruh oleh godaan itu.
Karena itulah, tambahnya, meski 10 tahun di luar pemerintahan kursi legislatifnya naik signifikan. “Saya haqul yakin pada saat pendaftaran nanti sosok Anies Baswedan yang diusung,” kata aktivis yang suka berburu kuliner itu.
Menanggapi manuver jubir PKS bahwa akan ada kebijakan baru dalam Pilgub DKJ, Andri menilai itu sebagai pre-emptive wajar saja supaya ada antisipasi terhadap upaya blocking parpol. Berkali-kali terbukti pihak luar tidak mudah menundukkan PKS.
“Terbukti waktu Pilpres pun badai penghadangan terhadap Anies juga nyaris sama. Orangnya itu-itu juga. Kalau Prabowo Subianto itu tentu tidak masalah dengan sosok Anies. Karena itu, tenang saja. Gak usah panik atas manuver PKS,” demikian Andrianto Andri. (Mth/kba)