Membangun Kualitas Demokrasi dan Integritas Pemuda
Palembang, FreedomNews – KIB (Kuning Ijo Biru) berkolaborasi dengan kampus-kampus di Pulau Sumatera untuk kesekian kali. Pada kali ini KIB bersama UNSRI (Universitas Sriwijaya) menggelar diskusi publik bertajuk “Membangun Kualitas Demokrasi dan Integritas Pemuda” di Palembang pada Kamis (14/22/2023).
Diskusi ini dibuka resmi oleh Presiden BEM UNSRI, Moh Adzra Zaki. Dalam pembukaannya Adzra mengatakan masih kuatnya cengkraman rekktorat terhadap kebebasan otonomi kampus. Padahal MK sudah memberi ruang seluasnya terhadap politik pencerdasan di dalam kampus.
Reffly Harun, yang berkesempatan sebagai pembicara pertama menyampaikan apresiasi putusan Majelis Kehormatan MK yang mencopot Ketua MK Anwar Usman. Meski tidak bisa menganulir putusan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres, namun di mata publik sudah cacat moral.
Reffly Harun mengajak mahasiswa untuk pelajari benar visi, misi tiap capres jangan tertipu gimik- gimik yang membodohi publik.
Dilanjut oleh Saut Situmorang yang menyatakan, kita butuh figur capres yang berintegritas tinggi untuk mengembalikan pemberantasan korupsi pada semangat pendirian awal KPK.
“Hanya figur Anies Baswedan yang dalam debat perdana capres yang tegas akan revisi UU KPK kembali ke khitahya,” tandas Saut.
Koordinator KIB Habil Marati dalam paparannya menyoroti biaya tinggi perpolitikan. Untuk menjadi Bupati, Gubernur, apalagi Presiden. Hal ini terjadi akibat liberalisasi yang menyimpang dari UUD 1945.
Untuk itu kata Habil agar tidak terjadi penyimpangan landasan bernegara UUD 1945, maka memilih Presiden harus dilihat track record-nya, dan di era reformasi juga harus jadi perhatian mahasiswa. Di mana posisi para capres saat itu.
Habil menegaskan hanya Anies Baswedan yang Ketua SMPT UGM yang jelas positioning terhadap Reformasi.
Dengan memilih sosok capres yang jelas lanjut Habil Marati, agar mahasiswa tidak terkecoh oleh pencitraan model mobil Esemka yang ternyata hoax.
Selain itu, Habil Marati juga soroti etika bangsa yang makin memudar, ketika terjadi putusan sanksi berat MK menurunkan Ketua MK. Namun Gibran tetap lolos menjadi cawapres.
Habil tegaskan lagi kepada para mahasiswa bahwa dinasti politik akan menjadi cacat demokrasi ibarat kondisi Stunting Demokrasi.
Maka pilpres 2024 akan menjadi jembatan emas masa depan mahasiswa karena hanya Anies Baswedan yang memenuhi ekspetasi.
“Dalam debat Capres hanya Anies Baswedan yang tegas akan kembalikan hukum yang berkeadilan dan Perekonomian untuk kesejahtraan rakyat bukan untuk kepentingan oligarki,” pungkas Habil Marati.
Sebagaimana biasanya dalam road show KIB ke kampus-kampus, acara dipungkasi dengan paparan Rocky Gerung. Rocky Gerung menyatakan defisit demokrasi karena kekuasaan yang makin otoriter.
“Dengan begitu gampangnya rezim Jokowi penjarakan para pengkritiknya,” ungkap Rocky.
Ambisi kekuasaan Jokowi dengan upaya amandemen konstitusi untuk jadi Presiden 3 periode yang ternyata gagal, kemudian terus beruoaya penambahan masa jabatan juga gagal.
“Pada akhirnya melalui MK menjadikan Gibran Cawapres. Semua sudah dipersiapkan, dan bahkan sebelumnya sudah memodifikasi aturan dimna meniadakan Pilkada, dan menunjuk ratusan kepala daerah melalui PLT untuk menyukseskan putranya Gibran,” beber Rocky.
Situasi menjadi anomali, kata Rocky, seolah keluarga Jokowi yang pantas memimpin negeri ini. Padahal, selama ini Jokowi memberantakkan demokrasi dan mau menjadi tiran.
Untuk itu Rocky Gerung berharap mahasiswa memilih Capres yang memiliki gagasan dan visi misi genuine bukan yang bagian rezim gagal.
Acara berlangsung seru dan kritis ketika seribuan mahasiswa yang hadir bukan saja dari UNSRI tapi dari kampus lain turut hadir yang ada di Palembang. Rombongan dari KIB turut hadiri acara ini.
Andrianto Andri yang ada di lokasi melihat dinamika di kampus kampus di Sumatera sudah mulai keluar dari comfort zone dengan kepedulian terhadap Pemilu yang akan segera berlangsung. Tampak hadir Prof Anwar Sanusi, Yasin Kara, Sirojudin Wahab dll. (mth/*)