Menggoyang NasDem dan Surya Paloh Itu Kerjaan Jokowi Atau Megawati?
JOHNNY Gerard Plate (JGP) diborgol dengan status tersangka. Di depan umum, yang terbaca adalah ini semua puncak perseteruan antara Presiden Joko Widodo dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh (SP). Pemicunya ialah tindakan Paloh mengusung Anies Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden 2024.
Spekulasi di masyarakat pun muncul. Diduga, penangkapan Plate seratus persen kehendak dan perintah Jokowi.
Tapi, benarkah ini skenario Jokowi? Karena, sejauh ini tidak ada nama lain yang disebut. Padahal, Jaksa Agung ST Burhanuddin adalah “orang” Megawati Soekarnoputri – Ketum PDIP. Meskipun secara struktural dia berada di bawah Presiden Jokowi.
Pertanyaannya, apakah benar semua itu keinginan Jokowi? Apakah Megawati tidak ikut bersaham, atau bahkan sahamnya paling besar dalam proses menersangkakan Plate?
Perlu dilihat kembali sejarah perseteruan sengit antara Megawati dan Paloh. Banyak yang menilai Megawati itu bencinya setengah mati pada Bang Surya – sapaan akrab Surya Paloh.
Yang menarik, dan sangat relevan dengan situasi yang terjadi sekarang ini, adalah permusuhan Mega – Paloh itu bermula ketika Ketum PDIP itu menggelar pertemuan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto pada 24 Juli 2019 di rumah Megawati, Jalan Tengku Umar, Jakarta Pusat. Pada saat yang bersamaan, Paloh melaksanakan pertemuan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan di kantor DPP NasDem.
Sejak itulah, hubungan Mega – Paloh semakin memburuk. Ketika berlangsung pelantikan anggota DPR, MPR, DPD periode 2019-2024 pada 2 Oktober 2019, rakyat menyakskan, Megawati tak mau menyalami Paloh ketika Ketum PDIP itu berjalan melewati deretan kursi para politisi senior. Saat itu, prosesi tanpa salaman Mega – Paloh itu viral videonya.
Apakah pertemuan Paloh dengan Anies itu akhirnya memuncak dengan penahanan Johnny Plate oleh Kejaksaan Agung beberapa hari lalu? Sangat mungkin. Meskipun yang diduga menjadi pemicu kebencian Megawati kepada Paloh antara lain adalah manuver ketum NasDem di Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang mendukung Jokowii pada saat pilpres 2019. Kemudian juga soal susunan menteri kabinet kedua Jokowi.
Sangat mungkin pula Megawati melihat Paloh akan pisah jalan setelah bertemu Anies. Dan itu telah menjadi kenyataan. Bang Surya mencapreskan Anies pada 3 Oktober tahun lalu (2022). Sebelum dicapreskan, Anies nyaris ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka dugaan korupsi Formula E.
Sementara itu, di kubu Megawati – dan juga kubu Jokowi – terjadi ketidakpastian tentang siapa yang akan mereka usung. Jokowi menginginkan Ganjar Pranowo, tapi Megawati tidak mau. Sampai pada akhirnya Jokowi menggadang-gadang Prabowo Subianto, Ketum Partai Gerindra.
Megawati sepertinya sengaja membiarkan gonjang-ganjing siapa yang akan didukung sebagai bakal capres. Jokowi menjauh dari Ganjar. Namun, Megawati akhirnya mendeklarasikan Ganjar sebagai bacapres PDIP. Acara pencapresan berlangsung di Istana Batu Tulis, Bogor, pada 21 April 2023.
Jokowi merasa belum selesai. Dia membangun kesan bahwa dia akan mencalonkan Prabowo. Sampailah ke acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan pada 14 Mei 2023. Jokowi mengatakan dia akan membisikkan nama calon presiden pilihannya kepada koalisi baru yang segera akan terbentuk.
Para pengamat meyakini Jokowi akan mendukung Prabowo. Kubu Gerindra kelihatan senang sekali. Jokowi akan mengatur pembentukan koalisi untuk Prabowo.
Tibalah momen puncak yang dianggap sebagai “declaration of war” (pernyataan perang) terhadap Surya Paloh dan partainya, NasDem. Pada 17 Mei 2023 Menkominfo Johnny Gerard Plate dijadikan tersangka.
Kerjaan siapakah ini, sesungguhnya? Kerjaan Megawati lewat perintah langsung ke Jaksa Agung ST Burhanuddin, atau perintah Jokowi?
Jika dicermati hirarki Mega – ST Burhanuddin dan Jokowi – Jaksa Agung, kelihatannya perintah Megawati jauh lebih ditakuti oleh Jaksa Agung. Namun, publik melihat ini semua Jokowi yang mengendalikan.
Ada satu hal yang pasti, bahwa Megawati dan Jokowi sama-sama tidak suka Anies Baswedan. Mereka sama-sama tidak ingin Anies menjadi presiden. Mereka sama-sama berusaha menjegal Anies.
Ini sudah pasti. Cuma, publik jangan sampai menyimpulkan Megawati itu “orang baik” dalam hal pencapresan Anies. Tidak mungkin. Mega sangat khawatir Anies akan menang. Jokowi pun sama.
Uraian ini perlu disampaikan kalau ada yang bertanya: menggoyang NasDem dan Surya Paloh itu kerjaan Megawati atau Jokowi? (*)