Alam Indonesia Kaya, Setiap Bayi Lahir Harusnya Terima 20 Juta Rupiah
Jakarta, FreedomNews – Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia luar biasa lengkap. Jadi incaran berbagai negara di dunia. Sebut saja emas, nikel, batubara, mineral adalah sedikit dari kekayaan alam yang seharusnya dikelola dengan baik untuk kesejahteraan rakyat.
Bukan sebaliknya dikelola asal-asalan. Limpahan kekayaan alam tersebut seharusnya negara bisa menjamin tiap bayi yang lahir mendapat uang sebesar Rp 20 juta per bulan.
Direktur Utama Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 1991-2002 Ahmad Daniri kepada Freedom News di rumahnya, Senin, 15 Januari 2024, mengatakan, tidak ada alasan bahwa ekonomi tidak tumbuh di Indonesia asal dikelola dengan baik, korupsi ditekan sampai titik nol dan kebocoran anggaran dijaga.
Selain itu, ujar ekonom asal Banten itu, ketersediaan pangan pun masih cukup aman, meskipun krisis global melanda dunia.
Perang terjadi di belahan Eropa, Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina diperkirakan mempengaruhi suplai pangan dunia, tidak banyak pengaruhnya bagi Indonesia. "Kita pernah surplus, kok. Pernah swasembada beras. Jika dikelola dengan baik pangan kita aman," ujar Daniri.
Semua terpulang pada pengelolaan ketatanegaraan. Mengapa pilihan impor beras terus dilakukan, misalnya karena ada fee cukup besar bisa diterima pengelola.
Sesuatu yang seharusnya dihindari tersebut, sehingga pertumbuhan ekonomi 2024 bisa meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dalam dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, periode terakhir dicatat Daniri, sebagai periode di mana pengelolaan ekonomi tidak baik-baik saja. Pilihan membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi catatan tersendiri. "Meskipun saya ikut dalam tim persiapan awal," tegasnya.
Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Sebagai relawan paslon 01 Anies Baswedan dan Muhaimim Iskandar (AMIN) dengan menginisiasi terbentuknya Relawan Peduli Perubahan (RPP), menurut Daniri, target pertumbuhan ekonomi 7 % yang dicanangkan pasangan ini bisa saja tercapai.
Asal pengelolaan ekonominya zero korupsi dan melibatkan semua rakyat dalam pembangunan, menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan pembangun kota-kota lain selain di Jawa sebagai pusat ekonomi baru, rakyatnya bisa hidup sejahtera.
“Tidak perlu ke kota untuk cari kehidupan lebih baik. Desa itu justru jauh lebih mensejahterakan warganya," kata Daniri. (Irpi)