Defisit Pasokan Gas, Menteri ESDM Tambah 11 Kargo LNG Buat PGN (PGAS)

Jakarta, FreedomNews - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bakal menambah pasokan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) untuk PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN (PGAS) sebanyak 11 kargo pada awal tahun ini. Arifin menuturkan, tambahan 11 kargo LNG untuk perusahaan gas negara itu dilakukan untuk menambal defisit pasokan kepada pelanggan PGN yang tersebar di wilayah barat, di antaranya Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa bagian barat.

Rencananya, tambahan gas alam cair itu bakal ditarik dari kilang LNG di lapangan gas Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat. “Karena (defisit gas) itu juga urusan permintaan karena permintaan listriknya nambah,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024.

Arifin mengatakan, susutnya pengiriman gas PGN kepada industri di wilayah Barat itu disebabkan karena penurunan angkut gas dari sejumlah lapangan migas di Sumatra Selatan. Misalkan, terjadi penurunan pasokan gas bumi yang signifikan dari Blok Corridor, Sumatra Selatan yang digarap PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC).

Awal 2024, Blok Corridor hanya mampu menyalurkan gas sekitar 440 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk PGN. Sebelumnya, blok ini mampu memasok gas bumi pada 2022 dan 2023 lebih dari 500 MMscfd. Jumlah realisasi penyaluran gas pada 2024 turun dibandingkan 2022 dan 2023 yang masih mencapai 850 MMscfd. “Ada defisit pasokan dari wilayah Barat, makanya kita lagi mempercepat ini pipa (Cirebon-Semarang),” kata Arifin.

Sebelumnya, PGN melaporkan perlunya tambahan LNG untuk menambal pasokan gas pipa dari hulu yang makin susut saat ini. Perusahaan gas negara itu memproyeksikan kebutuhan permintaan gas bumi di Sumatra Tengah, Sumatra Selatan, dan Jawa bagian barat untuk 2024-2034 memerlukan penambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG sebesar 73 billion british thermal unit per day (BBtud) sampai dengan 355 BBtud. Estimasi itu mengambil porsi 12% sampai dengan 54% dari keseluruhan pasokan gas untuk permintaan pelanggan PGN di tiga kawasan tersebut.

“Sumber pasokan existing mengalami natural decline dan hal ini tidak dapat dihindari sebagaimana tercermin dari terus berkurangnya produksi gas bumi di sumur-sumur yang sudah lama beroperasi,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama saat dihubungi, Kamis, 7 Maret 2024. Sementara itu, Indonesia Rubber Glove Manufacturer Association (IRGMA) menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kondisi gas industri yang langka di sejumlah wilayah sehingga penggunaannya dibatasi oleh PGN.

Melalui surat Nomor 040/IRGMA/III/2024 yang dibuat pada Senin, 4 Maret 2024 lalu, Ketua Umum IRGMA Rudy Ramadhan meminta Presiden Jokowi untuk turun tangan menyelesaikan permasalahan kelangkaan tersebut. "Kami sampaikan permasalahan yang tengah dihadapi industri, terjadi kelangkaan pasokan gas untuk industri di Jawa bagian Barat sehingga industri dibatasi pemakaiannya oleh PT PGN berdasarkan kuota harian sebesar 61% dari kontrak," bunyi keterangan dalam surat tersebut.(dtf/keu)