Harga Emas Hari Ini, 1 Desember 2023, Cermati Data Inflasi AS Mendingin
Jakarta, FreedomNews - Harga emas global hari ini berpeluang menguat, setelah Amerika Serikat (AS) merilis data terbaru inflasi Oktober yang mendingin. Tim analis Monex Investindo Futures juga mengatakan bahwa harga emas tampak menguat pada perdagangan Jumat (1/12/2023) pagi, dengan mencatat level tertinggi US$2.041,84 per troy ounce, setelah pelemahan dua hari berturut-turut. Secara teknikal pergerakan emas membentuk pola descending rectangle, dengan resistance di level US$2.046,00.
“Naiknya emas pada chart 1 jam didukung indikator Commodity Channel Index (CCI) yang bergerak naik di atas level 100, menandakan trend masih bullish,” kata analis Monex dalam risetnya, Jumat (1/12/2023). Selanjutnya, pada chart 15 menit, kata analis Monex, pola pergerakan emas memotong ke atas indikator Ichimoku Kinko Hyo, yang berbalik membentuk pola kumo bullish pagi ini. Emas berada di atas garis Tenkan-Sen (merah) dan Kijun-Sen (biru), yang keduanya masih berada di bawah kumo yang membentuk support di level US$2.039,00.“Selama emas bertahan di atas level US$2.037,00 per troy ounce, maka emas berpotensi naik menguji target US$2.046,00 per troy ounce,” jelas Monex. Dari segi pasarnya, pergerakan emas tetap terpengaruh oleh fluktuasi dolar AS. Greenback tampak menuju bulan terburuknya dalam setahun, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mencapai titik terendah dalam dua setengah bulan.
“Emas mungkin sedikit lelah di sini tapi pergerakannya sangat bagus. Kemunduran (harga) harus dibatasi pada US$2.015-US$2.020 dan tidak ada kekhawatiran yang akan dirasakan kecuali harga turun kembali di bawah US$2.000," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York, dilansir Reuters, Jumat (1/12/2023). Berdasarkan indikator FedWatch CME, para pelaku pasar telah memperkirakan penurunan suku bunga The Fed, dari peluang 80% pada Mei menjadi peluang satu-dua pada Maret 2024.
“Kami memperkirakan harga emas akan menembus level tertinggi baru pada paruh pertama tahun 2024 saat kita mendekati poros The Fed dan (dengan) perekonomian kemungkinan akan melambat,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities. Investor telah mengamati data yang menunjukkan belanja konsumen AS meningkat secara moderat pada bulan Oktober, sementara kenaikan inflasi tahunan merupakan yang terkecil sejak awal tahun 2021. Klaim pengangguran sedikit meningkat.
Penilaian berikutnya, pasar akan mengamati komentar Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat waktu setempat. J.P. Morgan dalam prospek komoditas tahun 2024 menggarisbawahi bahwa di seluruh komoditas, satu-satunya perkiraan bullish struktural yang mereka pertahankan adalah pada emas dan perak.(dtf/bnk)