Harga Komoditas (11/12): Batu Bara Menguat 14,2% dalam Sepekan, CPO Ikut Menghijau

Jakarta, FreedomNews - Harga batu bara telah mengalami penguatan di tengah dilemma dalam KTT COP28. Harga kontrak acuan CPO juga telah ditutup menguat pada Jumat (8/12/2023). Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember 2023 pada penutupan Jumat (8/12) menguat 1,51% atau 2,25 poin ke level US$151 per metrik ton. Dalam sepekan, kontrak pada Desember 2023 telah menguat 13,11%.Kemudian, harga batu bara kontrak Januari 2024 juga menguat sebesar 2,95% atau 4,40 poin ke level US$153,65 per metrik ton, dan telah menguat sebesar 14,20% dalam sepekan.

Dari Jerman, perusahaan RWE akan menerima kompensasi sebesar 2,6 miliar euro dari pemerintah Jerman atas percepatan penghapusan batu bara dari sistem energinya. Regulator Uni Eropa akan menyetujui dukungan bantuan negara tersebut Paket multi miliar euro tersebut akan dibayarkan selama 15 tahun dan mencakup biaya rehabilitasi dan penutupan tambang RWE. Persetujuan UE atas dukungan Jerman secepatnya akan diberikan pada Senin (11/12). Kabinet Afrika Selatan, telah menyetujui Rencana Sumber Daya Terpadu yang telah diperbaharui, blueprint untuk pengembangan penyediaan listrik selama dua setengah dekade mendatang.

Menteri Listrik Kgosientsho Ramokgopa, menuturkan bahwa rencana tersebut mendasari bagaimana pemerintah akan mengatasi krisis energi di negara tersebut. Rencana ini akan dirilis pada tanggal yang belum ditentukan. Presiden KTT COP28 yang didukung PBB, Sultan Al Jaber, mengadakan pertemuan khusus para menteri dari hampir 200 negara untuk memecahkan kebuntuan mengenai masa depan minyak dan gas. Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan bahwa kerajaannya tidak akan menyetujui teks yang menyerukan pengurangan bahan bakar fosil secara bertahap. Teksnya harus disetujui dengan suara bulat.

Sementara itu, pejabat tinggi OPEC mendesak negara-negara anggotanya melalui surat untuk menolak perjanjian apa pun yang menargetkan bahan bakar fosil. “Kita perlu menemukan konsensus dan titik temu mengenai bahan bakar fosil, termasuk batu bara,” jelas Al Jaber, dan menuturkan bahwa perlunya memahami sumber pendanaan dan dukungan untuk adaptasi dan transisi yang adil.

Harga CPO

Harga CPO untuk kontrak Desember 2023 di bursa derivatif Malaysia ditutup menguat 22 poin menjadi 3,600 ringgit per metrik ton. Dalam sepekan kontrak Desember 2023 telah melemah 3,56%. Sementara, untuk kontrak Februari 2024 menguat 39 poin menjadi 3,740 ringgit per metrik ton, dan telah melemah sekitar -3,46%.

Mengutip Reuters, kontrak berjangka minyak kelapa sawit telah ditutup pada Jumat (8/11). Kenaikan ini mengakhiri tren penurunan selama sisi karena harga minyak saingannya yang menguat. "Kenaikan kuat semalam pada minyak mentah saingannya telah mendorong kontrak acuan berjangka untuk membuka celah naik, menghentikan rentetan negatif selama lima hari," terang seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur. Sedangkan, pedagang lain menuturkan bahwa pasar diperkirakan akan mengambil keuntungan sebelum akhir pekan, sambil menunggu data Malaysian Palm Oil Board yang dijadwalkan akan dipublikasikan pada 12 Desember 2023.

Di lain sisi, Indonesia akan melanjutkan kewajiban pencampuran biodiesel sebesar 35% pada 2024, dan telah mengalokasikan 13,41 juta kiloliter biodiesel untuk tahun depan, yakni sedikit lebih tinggi dari 13,15 juta kiloliter pada tahun ini. Untuk diketahui, minyak sawit digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Minyak kelapa sawit di pasar minyak nabati Eropa naik pada Kamis (7/12) didukung oleh menguatnya kontrak berjangka minyak kedelai Chicago Board of Trade (CBOT) dan dolar yang melemah. Harga minyak sawit diperdagangkan lebih tinggi antara US$10 dan US$30 per ton.

Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, naik 2,33%. Kontrak minyak sawit, DCPcv1, naik 3,41%. Harga minyak kedelai di CBOT, BOc2, naik 0,35%. Harga minyak kelapa sawit sendiri dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait, karena bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Berdasarkan data Bloomberg, mata uang perdagangan kontrak minyak kelapa sawit, Ringgit malaysia, ditutup menguat 0.21% terhadap dolar AS. Ringgit yang lebih kuat membuat minyak kelapa sawit kurang menarik bagi pemegang mata uang asing.(dtf/keu)